China National Offshore Oil Corporation

perusahaan asal Tiongkok

China National Offshore Oil Corporation, atau CNOOC Group (Chinese: 中国海洋石油总公司 Pinyin: Zhōngguó Háiyáng Shíyóu Zǒnggōngsī), adalah perusahaan minyak nasional terbesar ketiga di Tiongkok, setelah CNPC (induk dari PetroChina) dan China Petrochemical Corporation (induk dari Sinopec).[butuh rujukan] CNOOC Group fokus pada eksplorasi, eksploitasi, dan pengembangan minyak mentah dan gas alam di lepas pantai Tiongkok, bersama anak usahanya, COOEC.

China National Offshore Oil Corporation
Nama asli
中国海洋石油总公司
Nama latin
Zhōngguó Háiyáng Shíyóu Zǒnggōngsī
Badan usaha milik negara
IndustriMinyak dan gas
Didirikan1982; 42 tahun lalu (1982)
Kantor pusat,
Cabang
Laut Cina Selatan Jiangsu Laut Bohai
Tokoh kunci
Wang Yilin (Chairman)
Li Fanrong (CEO)
Kenaikan CN¥ 52,943 juta (2014)
Total asetKenaikan CN¥ 1,119 triliun (2014)
Total ekuitasKenaikan CN¥ 461,378 juta (2014)
Karyawan
98.750 (2011)[1]
IndukSASAC
Anak usahaCNOOC Limited
China Oilfield Services
Situs webwww.cnooc.com.cn
Catatan kaki / referensi
source[2]
China National Offshore Oil Corporation
Hanzi sederhana: 中国海洋石油总公司
Hanzi tradisional: 中國海洋石油總公司

Perusahaan ini dimiliki oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok, dengan diwakili oleh State-owned Assets Supervision and Administration Commission (SASAC). Satu anak usaha dari perusahaan ini, CNOOC Limited, melantai di Hong Kong Stock Exchange, sementara anak usaha yang lain, China Oilfield Services, melantai di Hong Kong Stock Exchange dan New York Stock Exchange. Pada Forbes Global 2000 tahun 2020, CNOOC menempati peringkat ke-126.[3]

Sejarah

sunting

Saat Dewan Negara menerbitkan aturan mengenai kerja sama eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi dengan perusahaan asing pada tanggal 30 Januari 1982, CNOOC pun didirikan dan diizinkan untuk melanjutkan semua tanggung jawab atas eksploitasi minyak dan gas di lepas pantai Tiongkok melalui kerja sama dengan perusahaan asing. Dengan kantor pusat di Beijing, CNOOC didirikan dengan modal awal sebesar RMB 94,9 milyar dan mempekerjakan lebih dari 98.750 orang.[1]

Upaya pembelian Unocal

sunting

Pada bulan Juni 2005, anak usaha dari perusahaan ini, CNOOC Limited, mengajukan tawaran senilai $18,5 milyar untuk membeli Unocal Corporation asal Amerika, mengalahkan tawaran dari ChevronTexaco. Bisnis minyak milik Unocal di Asia Tengah dianggap cocok bagi CNOOC. Pada tanggal 20 Juli 2005, Unocal mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui tawaran dari ChevronTexaco senilai $17,1 milyar. Pada tanggal 2 Agustus 2005, CNOOC Limited mengumumkan bahwa telah menarik tawarannya, karena adanya ketegangan politik di Amerika Serikat.[4][5]

Meskipun pemerintahan Bush tidak ikut campur, sekelompok anggota Partai Demokrat dan Partai Republik di Kongres tidak setuju dengan tawaran dari CNOOC Limited. Mereka berpendapat bahwa tawaran CNOOC Limited untuk Unocal berasal dari pemerintah Tiongkok, sehingga tawaran tersebut bukan merupakan transaksi pasar bebas. Mereka juga berpendapat bahwa kepemilikan aset minyak oleh pihak asing dan komunis dapat menjadi resiko keamanan dan resiko ekonomi bagi wilayah di sekitarnya.[6] The Economist dan sejumlah sumber lain kemudian berupaya untuk mendiskreditkan ancaman keamanan, dan CNOOC berkenan untuk menjalani pemeriksaan keamanan dari Amerika Serikat.[7] Hambatan dari Kongres dan seruan untuk penyelidikan pun menghalangi tawaran dari CNOOC Limited.[4][5]

CNOOC Limited didampingi oleh Goldman Sachs.[8] CNOOC Limited dikenal bertindak independen dari pemerintah Tiongkok, dan belum memberitahu pemerintah Tiongkok mengenai tawaran untuk UNOCAL.[8] Gejolak politik di Amerika Serikat pun menyebabkan pemerintah Tiongkok meningkatkan pengawasan atas perusahaan asal Tiongkok untuk menghindari risiko terhadap hubungan Tiongkok-Amerika.[8]

CNOOC Limited juga menghadapi tantangan di Tiongkok. Kompetitornya, CNPC dan Sinopec, telah diizinkan untuk mengadakan eksplorasi lepas pantai yang dulu dimonopoli oleh CNOOC Limited. Sesuai dengan komitmen dari pemerintah Tiongkok agar dapat bergabung ke World Trade Organization, pasar minyak Tiongkok akan dibuka untuk perusahaan dari luar Tiongkok (seperti ExxonMobil dan BP) mulai akhir tahun 2006. Kompetitor lain yang lebih kecil juga terus mencoba untuk memecah monopoli dari CNOOC Limited, CNPC, dan Sinopec.[butuh rujukan]

Akuisisi Nexen

sunting

Pada tanggal 20 Juli 2012, CNOOC setuju untuk membeli 61% saham Nexen dengan harga $15,1 miliar.[9] Pemerintah Kanada kemudian mengadakan invetigasi untuk mengetahui apakah pembelian tersebut menguntungkan bagi Kanada.[10] Selain oleh otoritas di Kanada, pembelian tersebut juga harus disetujui oleh Committee on Foreign Investment in the United States.[11] Pada tanggal 7 Desember 2012, pembelian tersebut disetujui oleh pemerintah Kanada,[12] dan pada tanggal 12 Februari 2013, pembelian tersebut juga disetujui oleh pemerintah Amerika Serikat.[13]

2014–sekarang

sunting

Pada bulan Juni 2014, BP setuju untuk memasok gas alam ke CNOOC.[14]

Pada tanggal 5 Juni 2018, anak usaha dari CNOOC, CNOOC Gas & Power Group Co. Ltd., meneken nota kesepahaman dengan Phoenix Petroleum asal Filipina untuk mempelajari, merencanakan, dan mengembangkan terminal LNG di Filipina.[15]

Pada bulan September 2018, perusahaan ini juga meneken nota kesepahaman dengan Nigerian National Petroleum Corporation mengenai produksi biofuel.[16]

Operasi

sunting

CNOOC beroperasi di enam sektor bisnis, yakni eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas; jasa teknis; logistik; produksi bahan kimia dan pupuk; gas alam dan pembangkitan listrik, serta jasa keuangan dan asuransi.[butuh rujukan] Pada tahun 2004, perusahaan ini mencatatkan pendapatan sebesar RMB70,92 miliar, laba bersih sebesar RMB 24,22 miliar, dan setoran pajak sebesar RMB 12,09 miliar (masing-masing naik 32%, 62%, dan 80% dari tahun sebelumnya).[butuh rujukan] Pada akhir tahun 2004, total aset dan aset bersih dari perusahaan ini mencapai RMB153,26 miliar dan 83,06 miliar, naik 28% dan 21% dari awal tahun. Perusahaan ini menempati peringkat kelima dan ke-12 dalam hal laba kotor dan total aset di antara seluruh BUMN Tiongkok. Standard & Poor's dan Moody's Investors Service memberi peringkat BBB+ dan A2 kepada CNOOC, sama dengan peringkat untuk pemerintah Tiongkok.[butuh rujukan]

Eksplorasi dan produksi minyak dan gas tumbuh stabil pada tahun 2004. Produksi minyak mencapai 36,48 juta ton setara minyak, meningkat 3,12 juta ton dari tahun 2003. Produksi di Tiongkok mencapai 24,72 juta ton, naik 11% dari tahun sebelumnya. Untuk pertama kalinya, poduksi tahunan di Teluk Bohai melebihi 10 juta ton setara minyak, sehingga menjadikannya wilayah lepas pantai kedua yang dapat memproduksi lebih dari 10 juta ton (setelah Laut Cina Selatan).[butuh rujukan]

CNOOC mendirikan CNOOC Gas & Power untuk berbisnis di bidang distribusi gas dan pembangkitan listrik. Perusahaan ini meneken semua kontrak antara dan hilir untuk proyek LNG di Guangdong dan Fujian serta mengimpor LNG sebanyak 3,5 juta ton per tahun dan 2,6 juta ton per tahun, masing-masing dari North Western Shelf (NWS) di Australia dan Lapangan Tangguh di Indonesia (yang dioperasikan oleh BP). Proyek LNG di Zhejiang dan Shanghai juga dimulai, dan CNOOC meneken perjanjian pendahuluan untuk kerja sama LNG dengan Liaoning, Tianjin, Hebei, Hainan, dan Jiangsu. CNOOC pun telah menyelesaikan eksploitasi gas alam strategis awal di pesisir selatan hingga Sungai Yangtze. Pada proyek tersebut, CNOOC bertanggung jawab membangun terminal LNG, jalur pipa transmisi gas, dan PLTG.[butuh rujukan]

Pada bulan April 2004, Kementerian Perdagangan mengizinkan CNOOC-SINOPEC United International Trading untuk mengimpor minyak mentah. Sebelumnya hanya CNPC, Sinopec, Sinochem, dan Zhuhai Zhenrong yang diizinkan mengimpor minyak mentah. Pada bulan Juli 2004, NDRC menyetujui Proyek Kilang Nanhai, sebuah joint venture antara CNOOC dan Royal Dutch Shell, dengan kapasitas tahunan sebesar 12 juta ton. Shell akan membangun pabrik etilen senilai $4,3 miliar, tetapi pada tahun 2007, diumumkan bahwa Shell tidak akan membangun kilang senilai $2,4 miliar.[17]

Harga saham CNOOC Limited naik sebesar 37% pada tahun 2004, sehingga kapitalisasi pasarnya mencapai RMB181,68 miliar. Harga saham CNOOC Engineering di Shanghai Stock Exchange juga naik sebesar 66,11 %, dan kapitalisasi pasar dari China Oilfield Services mencapai RMB10,1 miliar. Pada akhir tahun 2004, kapitalisasi pasar dari tiga anak usaha milik perusahaan ini telah mendekati RMB200 miliar.[butuh rujukan]

Di Indonesia

sunting

CNOOC hadir di Indonesia melalui CNOOC Southeast Sumatra Ltd. dan Husky-CNOOC Madura Ltd.

CNOOC Southeast Sumatra Ltd merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk oleh BPMIGAS untuk melakukan pengeboran minyak dan gas di lepas pantai Laut Jawa, sekitar 90 km di utara Teluk Jakarta.

Sementara Husky-CNOOC Madura Ltd. (HCML) merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dariyang ditunjuk oleh BPMIGAS untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di Blok Madura Strait. HCML sebelumnya bernama Husky Oil (Madura) Ltd (HOML). HCML saat ini dimiliki oleh Husky Oil Madura Partnership (HOMP), CNOOC Southeast Asia Ltd, dan SMS Development Ltd.

Referensi

sunting
  1. ^ a b "CNOOC-About Us-- Powered By SiteEngine". CNOOC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 March 2017. Diakses tanggal 28 September 2012. 
  2. ^ "2014 Annual Report" (PDF). CNOOC Group. 2015. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 8 May 2016. Diakses tanggal 7 May 2016. 
  3. ^ "Forbes Global 2000". Forbes. Diakses tanggal 31 October 2020. 
  4. ^ a b "Why China's Unocal Bid Ran out of Gas - Businessweek". Bloomberg Businessweek. August 3, 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 September 2012. Diakses tanggal 28 September 2012. 
  5. ^ a b White, Ben (August 3, 2005). "Chinese Drop Bid To Buy U.S. Oil Firm". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2013. Diakses tanggal 28 September 2012. 
  6. ^ "Congress Cites Security Concerns over Chinese Bid for Unocal". America.gov. 2005-07-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-22. Diakses tanggal 2011-07-10. 
  7. ^ "Bogus fears send the Chinese packing". The Economist. August 2, 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 October 2013. Diakses tanggal 28 September 2012. 
  8. ^ a b c Shirk, Susan L. (2007). China: Fragile Superpower . New York: Oxford University Press. hlm. [https://archive.org/details/chinafragilesupe00shir/page/250 250]–251. ISBN 978-0-19-530609-5.  line feed character di |pages= pada posisi 61 (bantuan)
  9. ^ "CNOOC Limited to buy Nexen for $15.1 billion in China's largest foreign deal". Reuters. July 23, 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 24, 2015. Diakses tanggal June 30, 2017. 
  10. ^ Berthiaume, Lee (September 21, 2012). "Nexen takeover: National security a priority in foreign acquisitions, government says". Vancouver Sun. Diakses tanggal 23 September 2012. 
  11. ^ Crooks, Ed; David Gelles (September 11, 2012). "Oil tie-up is test for US deal-watchers - FT.com". Financial Times. Diakses tanggal 12 September 2012. 
  12. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-09. Diakses tanggal 2012-12-08. 
  13. ^ "Nexen Secures U.S. Approval of Its Sale to Cnooc of China". The New York Times. 12 February 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 September 2015. Diakses tanggal 5 March 2017. 
  14. ^ BP to sign $20 billion LNG supply deal with China's CNOOC, International: Reuters, 2014, diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-29, diakses tanggal 2017-06-30 
  15. ^ "Philippine fuel retailer Phoenix Petroleum, CNOOC Gas and Power Group sign MOU for LNG project". Phoenix Petroleum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-10. Diakses tanggal 2018-06-10. 
  16. ^ "Biofuel production pacts signed by NNPC, Chinese consort". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-22. Diakses tanggal 2019-07-22. 
  17. ^ "Oil Daily 9 Mar. 2007". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-19. Diakses tanggal 2010-08-24. 

Pranala luar

sunting