Kabupaten Konawe

kabupaten di Indonesia, di pulau Sulawesi

Kabupaten Konawe adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Unaaha. Dulu kabupaten ini bernama Kabupaten Kendari. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.781,08 km² dan berpenduduk sebanyak 257.011 jiwa (2020).[1] Konawe dikenal sebagai lumbung beras di Sulawesi Tenggara. Separuh produksi beras provinsi tersebut berasal dari Kabupaten Konawe.

Kabupaten Konawe
Wonua Tebawo
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Lambang Kabupaten Konawe
Julukan: 
Wonua Tebawo
Peta
Kabupaten Konawe di Sulawesi
Kabupaten Konawe
Kabupaten Konawe
Peta
Kabupaten Konawe di Indonesia
Kabupaten Konawe
Kabupaten Konawe
Kabupaten Konawe (Indonesia)
Koordinat: 3°55′02″S 122°05′18″E / 3.91717°S 122.08823°E / -3.91717; 122.08823
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tenggara
Dasar hukumUU Nomor 29 Tahun 1959
Hari jadi3 Maret 1960 (umur 64)
Ibu kotaUnaaha
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 27
  • Kelurahan: 57
  • Desa: 293
Pemerintahan
 • BupatiHarmin Ramba (Pj.)
 • Wakil Bupatilowong
 • Sekretaris DaerahFerdinand
Luas
 • Total6.087,68 km2 (2,350,47 sq mi)
Populasi
 (2022)[1]
 • Total266.299
 • Kepadatan44/km2 (110/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 93,62%
Hindu 3,86%
Kristen 2,50%
- Protestan 2,07%
- Katolik 0,43%
Buddha 0,02%[2]
 • IPMKenaikan 71,35 (2020)
( Tinggi )[3]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7403 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0408
Pelat kendaraanDT xxxx A*
Kode Kemendagri74.02 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 749.662.823.000,- (2020)[4]
Situs webwww.konawekab.go.id

Sejarah

sunting
 
Lambang Kabupaten Kendari

Kabupaten Konawe dibentuk berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi Tenggara, dengan nama Kabupaten Kendari dengan ibu kota di Kendari.

Ketika pertama diberlakukan UU No. 6 tahun 1995 tentang Pembentukan Kota Madya Kendari. Daerah Kabupaten Kendari terdiri dari 19 wilayah kecamatan dengan 334 desa/kelurahan. Pada tahun 2002 Kabupaten Kendari terdiri dari 23 wilayah kecamatan dengan 631 desa/kelurahan. Bagian selatan kabupaten ini terbentuk menjadi Kabupaten Konawe Selatan yang meliputi 11 kecamatan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2004, maka pada tanggal 28 September 2004 berubah nama menjadi Kabupaten Konawe.

Geografis

sunting

Batas Wilayah

sunting

Kabupaten Konawe ibu kotanya adalah Unaaha yang berjarak sekitar 73 km dari Kota Kendari, secara geografis terletak dibagian selatan Katulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara antara 3°00' – 4°25' Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur antara 121°73' – 123°15' Bujur Timur dengan batas wilayah:

Utara Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah
Timur Laut Banda Laut Maluku Kabupaten Konawe Utara
Selatan Kabupaten Konawe Selatan Kota Kendari
Barat Kabupaten Kolaka Timur Kabupaten Kolaka Utara

Luas wilayah

sunting

Luas wilayah daratan Kabupaten Konawe 11.669,91 km² atau 42,43 persen dari luas wilayah daratan Sulawesi Tenggara, sedangkan luas wilayah perairan laut (termasuk perairan Kabupaten Konawe Selatan) ± 11.960 km² 2 atau 10,87 persen dari luas perairan Sulawesi Tenggara.

Selain jazirah tenggara Pulau Sulawesi, terdapat juga pulau-pulau kecil, yaitu Wawonii, Karama, Bokori, Sponda Laut, Campada, Labengki, Bawulu, Saponda Darat dan Pulau Hari dengan potensi yang sangat menonjol, yaitu kekayaan hasil laut disamping juga memiliki panorama yang indah. Oleh karena itu perairan Kabupaten Konawe sangat cocok untuk pengembangan usaha perikanan laut dan pengembangan usaha bahari.

Topografi dan Hidrologi

sunting

Permukaan tanah pada umumnya bergunung dan berbukit yang diapit dataran rendah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Berdasarkan garis ketinggian menurut hasil penelitian pada areal seluas 1.556.160 ha. Jenis tanah meliputi Latosol 363.380 ha atau 23.35 persen. Padzolik 438.110 ha 28,15 persen, Organosol 73.316 ha atau 4,80 persen dan tanah campuran 553.838 ha 35,59 persen.

Kabupaten Konawe mempunyai beberapa sungai besar yang cukup potensial untuk pengembangan pertanian, irigasi dan pembangkit tenaga listrik, seperti Sungai Konaweeha, Sungai Lahumbuti, Sungai Lapoa, Sungai Lasolo, Sungai Kokapi, Sungai Toreo, Sungai Andumowu dan Sungai Molawe.

Curah hujan pada tahun 2016 mencapai 1.552 mm dalam 124 hari hujan (hh) atau lebih tinggi dari tahun 2017 dengan curah hujan 1.929 mm dalam 141 hh.[5]

Secara keseluruhan, merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut data yang diperoleh dari AWS Unaaha, selama tahun 2019 suhu udara rata-rata 27 °C. Kelembaban udara rata-rata 83 persen dan kecepatan angin pada umumnya berjalan normal, yaitu disekitar 0,5 m/detik.[6]

Pemerintahan

sunting

Untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat serta berbagai pertimbangan lainnya, dari 22 wilayah kecamatan tahun 2004 dimekarkan menjadi 30 wilayah, dengan 405 desa/kelurahan atau tepatnya 322 desa definif, 38 desa persiapan dan 45 kelurahan pada tahun 2005. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu 3 perangkat staf pemerintah daerah yaitu Sekretaris Daerah (SEKDA), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Badan Pengawas.

Daftar Bupati

sunting
Bupati Kendari
No. Bupati Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Bupati Ref.
1   Abdullah Silondae
(1928–1981)
  Non Partai 1960 1969 8–9 tahun 1 Tidak ada [7]
3   Aboenawas
  Non Partai 1969 1973 3–4 tahun 2 Tidak ada
3   Abdul Hamid
  Non Partai 1973 1977 3–4 tahun 3 Tidak ada
4   Andry Jufri   Non Partai 1977 1988 10–11 tahun 4 Tidak ada
5
5   Anas Bunggasi
  Non Partai 1988 1993 4–5 tahun 6 Tidak ada
6   Razak Porosi
(1939–2014)
  Non Partai 1993 2003 9–10 tahun 7 Tidak ada
8
7   Lukman Abunawas
(lahir 1958)
  Golkar 2003 2008 4–5 tahun 9 Tony Herbiansyah
Bupati Konawe
No. Bupati Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
(7)   Lukman Abunawas
(lahir 1958)
  Golkar 17 Juni 2008 17 Juni 2013 5 tahun, 0 hari 10 Masmuddin
8   Kery Saiful Konggoasa
(lahir 1966)
  PAN 17 Juni 2013 17 Juni 2018 5 tahun, 0 hari 11 Parinringi [8]
24 September 2018 24 September 2023 5 tahun, 0 hari 12 Gusli Topan Sabara
2018–2021
[Ket. 1]
[9][10]
Catatan
  1. ^ Wakil bupati petahana meninggal dunia saat menjabat.


Dewan Perwakilan

sunting

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Konawe sejak pembentukannya pada tahun 1959.[11][12][13]

Golongan/Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
1959–1961a[14] 1961–1966 1966–1971 1971–1977 1977–1982 1982–1987 1987–1992 1992–1997
Sebelum Pemekaranb[15]
1997–1999
Sesudah Pemekaranc
1999–2004 2004–2005
Sebelum Pemekarand
2005–2009
Sesudah Pemekarane
2009–2014f[16] 2014–2015
Sebelum Pemekarang
2015–2019
Sesudah Pemekaranh
2019–2024
PKB (baru) 1   2   2   1
Gerindra (baru) 0   2   3   5
PDI-P (baru) 2   4   4   4
Golkar (baru) 34 11   3   3   3   2
NasDem (baru) 2   2   2
PKS (baru) 3   3   2   3   1
Hanura (baru) 2   0   0   0
PAN (baru) 3   5   8   7   8
PBB (baru) 3   3   4   3
Demokrat (baru) 4   3   2   3
Perindo (baru) 1
PPP (baru) 1 2   0   0   0
PPNU (baru) 1
Pelopor (baru) 2
PNBK (baru) 3   2
PKPI (baru) 0   1   0   0
PDI 1
ABRI 9 5
Jumlah Anggota (baru) 15 45 45   40 30 30   30   30   30
Jumlah Golongan/Partai (baru) 4 12   10   9   10
Keterangan:
aPeriode pertama Daerah Tingkat II Kendari (dengan nomenklatur saat ini Kabupaten Konawe, termasuk saat ini wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, dan Kota Kendari) pasca dimekarkan dari Kabupaten Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi (tahun 1960 Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara) menjadi daerah otonom yang memiliki anggota DPRD tersendiri berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959.
bDPRD Konawe dan DPRD Kendari
cDPRD Konawe
dDPRD Konawe dan DPRD Konawe Selatan
eDPRD Konawe
fPemisahan DPRD Konawe Utara
gDPRD Konawe dan DPRD Konawe Kepulauan
hDPRD Konawe

Kabupaten Konawe memiliki wakil wakil rakyat sebanyak 30 orang dengan komposisi sebagai berikut: fraksi Golkar memperoleh 11 kursi atau 36,67 persen, fraksi Demokrat memperoleh 5 kursi atau 16,67 persen, fraksi PKS 3 kursi atau 10 persen, fraksi Pembangunan 5 kursi atau 16,67 persen dan sisanya 6 kursi atau 20 persen adalah fraksi Amanat Kemerdekaan. Dari 30 kursi yang disediakan 3 kursi (10 persen ) di antaranya adalah perempuan, yaitu wakil dari 3 (tiga fraksi).

Kecamatan

sunting

Kabupaten Konawe terdiri dari 28 kecamatan, 57 kelurahan dan 297 desa dengan luas wilayah 4.435,28 km² dan jumlah penduduk sebesar 253.659 jiwa (2017) dengan sebaran penduduk 57 jiwa/km².[17][18]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Konawe, adalah sebagai berikut:

Permendagri Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
74.02.10 Abuki 1 11 Desa
Kelurahan
74.02.28 Amonggedo 1 14 Desa
Kelurahan
74.02.24 Anggaberi 6 2 Desa
Kelurahan
74.02.40 Anggalomoare - 10 Desa
74.02.31 Asinua 1 7 Desa
Kelurahan
74.02.20 Besulutu 1 15 Desa
Kelurahan
74.02.21 Bondoala 1 8 Desa
Kelurahan
74.02.33 Kapoiala 1 13 Desa
Kelurahan
74.02.32 Konawe 4 8 Desa
Kelurahan
74.02.36 Lalonggasumeeto 1 11 Desa
Kelurahan
74.02.01 Lambuya 1 9 Desa
Kelurahan
74.02.16 Latoma 1 12 Desa
Kelurahan
74.02.25 Meluhu 1 8 Desa
Kelurahan
74.02.39 Morosi - 10 Desa
74.02.37 Onembute 1 11 Desa
Kelurahan
74.02.38 Padangguni - 11 Desa
74.02.04 Pondidaha 1 17 Desa
Kelurahan
74.02.17 Puriala 1 15 Desa
Kelurahan
74.02.23 Routa 1 7 Desa
Kelurahan
74.02.05 Sampara 2 13 Desa
Kelurahan
74.02.11 Soropia 1 14 Desa
Kelurahan
74.02.15 Tongauna 5 5 Desa
Kelurahan
74.02.42 Tongauna Utara - 10 Desa
74.02.18 Uepai - 17 Desa
74.02.02 Unaaha 12 - Kelurahan
74.02.03 Wawotobi 12 7 Desa
Kelurahan
74.02.19 Wonggeduku 1 15 Desa
Kelurahan
74.02.41 Wonggeduku Barat - 14 Desa
TOTAL 57 297

Penduduk

sunting

Jumlah dan laju pertumbuhan

sunting

Hasil sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk sebanyak 235.925 jiwa atau diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 53,5 ribu jiwa selama periode 1990-2000. Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2005, penduduk di wilayah ini berjumlah 263.189 jiwa. Berdasarkan data tersebut, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Konawe sebesar 2,67 persen per tahun atau sedikit lebih rendah dari pertumbuhan penduduk dalam dasawarsa 1980-1990 sekitar 4,37 persen, juga lebih rendah dibanding penduduk Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu yang sama besar 2,86 persen.

Kepadatan dan penyebaran

sunting

Kepadatan penduduk Kabupaten Konawe mengalami peningkatan dari 22,0 jiwa per kilometer persegi tahun 2004 menjadi 22,6 jiwa pada tahun 2005. Penyebarannya yang tidak merata masih merupakan ciri yang paling menonjol dari penduduk Kabupaten Konawe. Hal ini ditandai dengan besarnya perbedaan kepadatan antara kecamatan satu dengan yang lainnya. Kecamatan Unaaha, Sampara, Wonggeduku, Soropia dan Wawotobi merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan jauh di atas rata-rata, masing-masing 5,6 jiwa, 1,9 jiwa, 1,1 jiwa dan 3,0 jiwa per kilometer persegi. Sementara kecamatan Asera, Langgikima, Wiwirano, Routa dan Latoma memilki tingkat kepadatan masing-masing di bawah 0,1 jiwa per kilometer persegi.

Struktur umur dan jenis kelamin

sunting

Dari 263.189 jiwa penduduk Kabupaten Konawe, 51,08 persen atau 134.437 jiwa adalah laki-laki dan 48,92 persen atau 128,752 jiwa adalah perempuan. Berarti rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk adalah sebesar 104,4, artinya dalam setiap 204 penduduk terdapat 100 penduduk perempuan dan 104 penduduk laki-laki.

Ketenagakerjaan

sunting

Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2005, penduduk yang berusia 10 tahun ke atas sekitar 76,30 persen atau 200.803 jiwa, terdiri dari angkatan kerja yang meliputi bekerja sebesar 93,63 persen dan mencari kerja sebesar 39,37 persen serta bukan angkatan kerja yang meliputi sekolah 51.41 persen, mengurus rumah tangga sebesar 35,10 persen dan lainnya 13,50 persen.

Menurut status pekerja utama bagian terbesar penduduk adalah sebagai pekerja tidak dibayar (37,7 persen) kemudian diikuti secara berturut-turut, yaitu usaha/pekerja dibantu buruh tidak dibayar (29,6 persen), usaha atau bekerja sendiri (16,4 persen), buruh/karyawan (13,8 persen) usaha dibantu buruh dibayar (1,8 persen), pekerja bebas non pertanian (0,47 persen) dan pekerja bebas non pertanian (0,2 persen).

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2020, jumlah penduduk kabupaten Konawe berdasarkan agama yang dianut ialah Islam sebanyak 243.362 jiwa (93,62%) kemudian Hindu 10.029 jiwa (3,86%). Selebihnya beragama Kristen sebanyak 6.499 jiwa (2,50%) dimana Protestan 5.382 jiwa (2,07%) dan Katolik sebanyak 1.117 jiwa (0,43%). Sebagian kecil beragama Buddha sebanyak 53 jiwa (0,02%) dan Konghucu serta Kepercayaan 3 jiwa.[2] Sementara untuk rumah ibadah, terdapat 455 masjid, 206 musholah, 47 pura, 43 gereja Protestan, 6 gereja Katolik dan 1 vihara.[1]

Pendidikan

sunting

Pada tahun ajaran 2005/2006 tercatat sebanyak 134 buah TK dengan 187 orang guru dan 3.898 orang murid. Berarti rasio guru per sekolah sebesar 1,4 (dalam 10 buah TK terdapat 14 orang guru), rasio murid per guru sebesar 20,8 (satu guru anak 21 orang murid).

Pada tahun ajaran 2005/2006 tercatat sebanyak 385 buah SD dengan 4.519 orang guru dan 45.024 orang murid. Rasio guru per sekolah sebesar 11,7 (sekitar dua belas orang guru per sekolah) dan rasio murid per guru 10,0 (rata-rata satu guru untuk 10 murid).

Pada tingkat SLTP tercatat 71 buah sekolah dengan 1.210 orang guru dan 14.645 orang murid. Rasio guru per sekolah sebesar 17,0 dan rasio murid per guru sebesar 12,1.

Pada tahun anggaran 2005/2006 terdapat 32 buah SLTA dengan 458 orang murid. Dengan demikian rasio guru persekolah 14,3 (rata-rata 14 guru per sekolah) dan rasio murid per guru 16,6 (satu guru untuk 17 murid).

Pada tahun anggaran 2005/2006 terdapat 2 buah perguruan tinggi, yaitu Universitas Lakidende dan Akademi Keperawatan (AKPER) Unaaha. Perguruan tinggi tersebut memiliki 64 orang dosen tetap dan 108 orang dosen luar biasa serta 485 orang mahasiswa.

Pada tahun ajaran 2005/2006 tercatat 4.491 penyandang tiga buta (turun 48,41 persen dari tahun ajaran 2004/2005). Dari jumlah tersebut, telah dientaskan sebanyak 360 orang (8,02 persen), sehingga masih tersisa banyak 4.131 orang (91,98 persen).

Sekitar tahun 2016 - 2022, Kabupaten Konawe menjadi mitra sasaran penugasan Pengajar Muda Indonesia Mengajar. Para Pengajar Muda ditugaskan di sejumlah Sekolah Dasar di kecamatan Asinua, Latoma dan Routa.

Kesehatan

sunting

Pada tahun 2005, selain tersedia satu buah rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur, juga tersedia 20 Puskesmas, 72 Puskesmas Pembantu dan 370 Posyandu. Terdapat 25 orang dokter umum atau rata-rata satu dokter per kecamatan, tiga orang dokter gigi atau rata-rata satu dokter untuk empat hingga lima kecamatan, 86 orang bidang atau rata-rata 8 orang per kecamatan dan 101 perawat atau rata-rata tujuh hingga delapan per kecamatan. Sebagai prasarana penunjang kesehatan, pada tahun 2005, di Kabupaten Konawe terdapat 4 buah apotek dan 6 buah toko obat.

Ekonomi

sunting

Pertanian

sunting

Produksi padi tahun 2005 tercatat sebanyak 117.688 ton atau naik 5.81 persen, jagung 2.378 ton atau naik 18,85 persen, ubi kayu 13.456 ton atau naik 21.94 persen, ubi jalar 4.130 ton atau naik 2.18 persen, sedangkan kacang tanah 657 ton atau turun 15,34 persen, kacang kedelai 640 ton atau turun 2.86 persen dan kacang hijau 640 ton atau turun 11,97 persen.

Secara umum jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan meliputi 19 jenis tanaman. Dari 19 jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan pada tahun 2005, produksinya terlihat sebagai berikut: pisang sebanyak 6.715 kuintal, jeruk 11.440 kuintal, nangka 6.113 kuintal, mangga 6.715 kuintal, rambutan 2.648 kuintal, pepaya 1.168 kuintal, langsat 20.367 kuintal, durian 4.138 kuintal, nenas 1.126 kuintal, jambu biji 1.527 kuintal, jambu air 1.379 kuintal dan 6 jenis lainnya, yaitu: sawo, belimbing, sirsak, salak, alpokat dan sukun yang produksinya di bawah 700 kuintal.

Pada umumnya jenis tanaman sayur-sayuran yang diusahakan di kabupaten konawe hanya disajikan 18 unit tanaman yaitu: bawang merah, bawang putih, bawang daun, kubis, kentang, sawi, kacang merah, kacang panjang, cabe, wortel, tomat, terong, buncis, ketimun, labu, bayam, semangka dan kangkung. Produksi kacang panjang 10,217 kuintal, terung 4,687 kuintal, ketimun 7.749 kuintal, tomat 2,572 kuintal, kangkung 11,423 kuintal, bayam 4.014 kuintal, cabe 11,012 kuintal, sawi 4,682 kuintal, bawang daun 818 kuintal, kubis 2.341 kuintal dan labu 2.107 kuintal.

Perkebunan

sunting

Jenis perkebunan rakyat yang diusahakan adalah kelapa, kopi, cengke, kakao, jambu mete, kapuk, kapas, kemiri, lada, pala, vanili, pinang, enau, tembakau dan sagu. Terlihat bahwa selama tahun 2005 luas tanaman dari beberapa jenis tanaman perkebunan rakyat yang terbesar adalah kakao seluas 18,059 ha, jambu mete seluas 15,579 ha dan kelapa seluas 9.128,7 ha, jenis tanama lainnya mempunyai luas tanaman di bawah 7000 ha.

Dari sisi produksi, jenis tanaman perkebunan terbesar adalah kakao 6.618,6 ton dan kelapa sebesar 4.197 ton, jenis tanaman lainnya mempunyai produksi tanaman di bawah 3000 ton.

Peternakan

sunting

Populasi ternak besar dan kecil seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba dan babi pada tahun 2005 berturut-turut tercatat sebesar 54.828 ekor, 584 ekor, 14 ekor, 12.375 ekor, 0 ekor dan 8.814 ekor. Dibanding dengan tahun 2004 berturut-turut tercatat sebesar 54.120 ekor, 595 ekor, 13 ekor, 10,702 ekor, 0 ekor dan 7.516 ekor. Berarti ternak yang mengalami peningkatan adalah sapi, kuda, kambing dan babi, sedangkan yang mengalami penurunan adalah kerbau.

Populasi unggas selama tahun 2005 tercatat sebagai berikut: ayam buras 1.235.688 ekor, ayam ras 20.200 ekor dan itik manila 87,864 ekor. Dibanding tahun sebelumnya ayam buras meningkat 180.713 ekor (17,13 persen), ayam ras meningkat 2.700 ekor atau (15,43 persen) dan itik manila meningkat 5.802 ekor (7,07 persen).

Perikanan

sunting

Jumlah armada perahu/kapal yang digunakan untuk penangkapan ikan tahun 2005 tercatat sebanyak 3.960 unit. Sebagian besar berupa perahu tidak bermotor, yaitu 80,37 persen atau 3.197 unit, motor tempel sebesar 15,86 persen (628 unit) dan kapal motor sebesar 3,31 persen atau 131 unit.

Produksi perikanan selama tahun 2005 sebesar 20.994 ton dengan nilai 165.292,05 juta rupiah terdiri atas hasil budidaya 1474,2 ton dengan nilai 31.707,05 juta rupiah serta hasil penagkapan di laut dan perairan umum sebanyak 19.519,8 ton dengan nilai 133.585 juta rupiah, dibandingkan dengan tahun 2003 yang berjumlah 20.286 ton dengan nilai 170.183 juta rupiah, terdiri atas hasil budidaya 1.387 ton dengan nilai 39.944 juta rupiah serta hasil pengkapan di laut dan perairan umum sebayak 18.899 ton dengan nilai 129.339 juta rupiah.[butuh rujukan]

Industri

sunting

Pada tahun 2005 jumlah usaha industri kecil/kerajinan rumah tangga yang tercatat pada Dinas Perindag Kabupaten Konawe sebanyak 2.542 unit, menyerap 13.036 orang tenaga kerja yang terdiri dari 754 unit industri kecil formal dengan 4.779 orang tenaga kerja dan 1.788 unit industri kecil non formal dengan 8.257 orang tenaga kerja. Dari 2.542 unit industri kecil tersebut menghasilkan produksi sebesar 35.324,34 juta rupiah, masing-masing 29.854,60 juta rupiah dan 5.469,74 juta rupiah dari indutri kecil formal dan non formal.[butuh rujukan]

Perdagangan

sunting

Nilai ekspor tahun 2005 mencapai US$ 2.747.290. Sekitar 58,90 persen atau sebesar US$ 343.210 adalah hasil perikanan/kelautan dan sisanya 41,10 persen atau US$ 339,700 merupakan hasil pertanian lainnya dan peralatan mesin genset.

Jenis komoditas andalan adalah udang beku sebesar US$ 1.650.380 (60,07 persen). Selain itu peralatan mesin genset, ikan cakalang dan kayu olahan masing-masing sebesar US$ 839.290 (30,55 persen), US$ 86.160 (3,14 persen) dan US$ 81.460 (2,97 persen), sementara 3 jenis komoditas lainnya masih di bawah 2 persen.

Jepang merupakan negara tujuan ekspor utama. Seluruh ekspor hasil perikanan/kelautan, minus ikan moradji dan kulit kerang atau sekitar US$ 1.736.540 (63,21 persen) dari total ekspor ditujukan ke Jepang. Negara utama lainnya adalah Singapura, yaitu sekitar US$ 839.290 (30,55 persen).

Nilai perdagangan antar pulau selama tahun 2005 mencapai 15.540.178 juta rupiah.[butuh rujukan] Hampir sebagian besar (49,65 persen) merupakan hasil sub sektor peternakan. Sub sektor perkebunan mencapai 41,47 persen dan sisanya 6,58 persen dari sub sektor kehutanan serta 2,30 persen dari sub sektor tanaman pangan.

Menurut jenis komoditas, sapi merupakan unggulan pertama, yaitu sekitar 48,26 persen. Komoditas unggulan yang lain adalah jambu mete gelondongan dan batang kelapa, masing-masing sebesar 20,37 dan 8,54 persen. Komoditas lainnya masing-masing di bawah 5 persen.

Transportasi

sunting

Jalan Raya

sunting

Panjang jalan di Kabupaten Konawe pada tahun 2004 mencapai 1.341,8 km yang terdiri atas Jalan Negara 118 km atau 5,80 persen, Jalan Provinsi 476,0 km atau 43,43 persen dan Jalan Kabupaten 747,8 km atau 50,81 persen.

Menurut jenis permukaan, jalan beraspal 543,90 km atau 40,54 persen, jalan kerikil 582,90 km atau 43,44 persen, permukaan tanah 94,00 km atau 7,01 persen dan tidak dirinci 124 km atau 9,01 persen.

Telekomunikasi

sunting

Pada tahun 2005 tercatat 9 kantor pos dan giro pembantu, 9 unit pos keliling desa, 7 rumah pos dan 9 unit bus surat. Pengiriman benda pos dalam negeri dan luar negeri dari tahun ke tahun menunjukkan terus menurun. Pengiriman benda pos tahun 2004 mencapai 46,342 kg, sedangkan penerimaan tercatat sebanyak 35,989 kg. Kapasitas sentral telepon otomat di Konawe pada tahun 2004 sebanyak 2.306 saluran, sementara sambungan induk 1.444 saluran.

Lihat Pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d "Kabupaten Konawe Dalam Angka 2021" (pdf). www.konawekab.bps.go.id. hlm. 9, 52, 129. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 17 Juni 2021. 
  2. ^ a b "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 19 Juni 2021. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 19 Juni 2021. 
  4. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 19 Juni 2021. 
  5. ^ "BPS Kabupaten Konawe". konawekab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  6. ^ "BPS Prov. Sulawesi Tenggara". sultra.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-30. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  7. ^ "Bupati Kery Konggoasa: Jangan Lupakan Sejarah". suarakendari.com. 5 Maret 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-02. Diakses tanggal 30 Januari 2017. 
  8. ^ "Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Konawe". konawekab.go.id. 17 Juni 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-02. Diakses tanggal 30 Januari 2017. 
  9. ^ Ardiansyah, Randi (24-09-2018). Jumriati, ed. "Sah, Gubernur Sultra Lantik Wali Kota Baubau dan Bupati Konawe". zonasultra.com. Diakses tanggal 21-04-2022. 
  10. ^ Pati, Kiki Andi (06-08-2021). Dony Aprian, Dony, ed. "Dirawat 10 Hari, Wakil Bupati Konawe Meninggal Dunia Diduga karena Covid-19". Kompas.com. Diakses tanggal 27-05-2022. 
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bps
  12. ^ Perolehan Kursi DPRD Konawe 2014-2019 Sebelum Pemekaran
  13. ^ Perolehan Kursi DPRD Konawe 2019-2024
  14. ^ Pemerintahan Republik Indonesia (1959). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Pemerintahan Republik Indonesia. 
  15. ^ Lembaga Pemilihan Umum RI (1994). Pemilihan Umum 1992 Dari Daerah Ke Daerah (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Lembaga Pemilihan Umum RI. hlm. 505. 
  16. ^ Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe (2011). Konawe Dalam Angka 2011 (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Konawe: Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe. hlm. 46. 
  17. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  18. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 

Pranala luar

sunting