Kambing

Mamalia peliharaan (Capra aegagrus hircus)

Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) merupakan salah satu subspesies yang dipelihara atau dijinakkan dari kambing liar Asia Barat Daya dan Eropa Timur. Kambing merupakan anggota dari keluarga Bovidae dan bersaudara dengan biri-biri karena keduanya tergolong dalam sub famili Caprinae. Terdapat lebih 300 jenis kambing yang berbeda-beda.[1] Kambing adalah salah satu di antara spesies yang paling lama diternakkan, yaitu untuk susu, daging, bulu, dan kulit di seluruh dunia.[2] Pada tahun 2011, populasi kambing yang hidup di seluruh dunia mencapai 924 juta menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa.[3]

Kambing ternak
Rentang waktu: 0.01–0 jtyl
Neolitikum – Sekarang
Seekor kambing pigmi diatas tunggul pohon
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Subfamili: Caprinae
Tribus: Caprini
Genus: Capra
Spesies:
C. hircus
Nama binomial
Capra hircus
Linnaeus, 1758
Sinonim

Capra hircus Linnaeus, 1758
Capra depressa Linnaeus, 1758
Capra mambrica Linnaeus, 1758
Capra reversa Linnaeus, 1758

Seekor kambing jantan dewasa.

Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya (daerah "Bulan sabit yang subur" dan Turki) dan Eropa. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai janggut, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berambut lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15 sentimeter. Bobot kambing betina 50 kilogram - 55 kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu.

Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Biasanya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua. Sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan.

Kambing berbeda dengan domba.

Etimologi

sunting

Kata kambing berasal dari bahasa Melayu kambing, dari bahasa Proto-Melayu *kambiŋ, dari bahasa Proto-Melayu-Polinesia *kambiŋ, dari bahasa Proto-Austronesia *kandiŋ.

Sejarah

sunting
 
Tanduk kambing dari kampung Neolitik Atlit Yam

Kambing adalah hewan paling awal yang diternakkan oleh manusia.[4] Analisis genetik paling terkini[5] mengesahkan bukti penelitian purbakala bahwa kambing gurun Bezoar dari Zagros diduga merupakan asal-usul hampir semua kambing ternak saat ini.[4]

Kaum petani Neolitik mulai menggembalakan kambing liar terutama untuk mudah memperoleh susu dan daging, di samping juga kotoran yang digunakan sebagai bahan api, tulang, bulu dan bahan tambahan untuk pakaian, bangunan dan peralatan. Peninggalan kambing ternak yang berasal dari 10,000 tahun yang lalu ditemukan di Ganj Dareh, Iran. Kerangka kambing dapat ditemui dalam jejak-jejak penelitian purbakala di Jericho, Choga Mami[6] Djeitun dan Çayönü, membuktikan bahwa peternakan kambing di Asia Barat telah ada sejak antara 8000 hingga 9000 tahun yang lalu.[4]

Kajian-kajian terhadap bukti DNA membayangkan 10,000 tahun yang lalu sebagai tahun pertama kali adanya peternakan.[5]

Menurut sejarah, kulit kambing digunakan sebagai wadah air dan minuman keras dalam perjalanan serta transportasi minuman keras yang diperdagangkan. Kulit kambing juga digunakan untuk membuat perkamen.

Anatomi dan kesehatan

sunting

Kambing dilihat sebagai hewan ternak yang kecil dibanding hewan-hewan besar seperti sapi, unta dan kuda, tetapi lebih besar dari hewan ternak mikro seperti ayam, bebek, kelinci, marmut dan lebah. Setiap jenis kambing mempunyai ukuran berat badan tertentu dari sebesar 300 pound (136 kg) untuk kambing jantan yang berjenis kambing besar seperti Boer, atau seukuran 45 ke 60 pound (20–27 kg) untuk kambing betina yang berukuran kecil.[7] Setiap jenis mampu terdapat beragam ukuran karena kelainan strain atau keturunan. Beberapa jenis-jenis terkecil adalah jenis mini seperti Pigmi Afrika yang hanya setinggi 16 hingga 23 inci (41.5–58.5 cm) pada ukuran bahu dewasa.[8]

 
Anak mata sepet mendatar

Kebanyakan kambing di alam tumbuh dua batang tanduk yang memiliki berbagai bentuk dan ukuran menurut jenisnya. Kambing tumbuh tanduk melainkan ia "dinyah tanduk" (polled), yaitu ketidakmampuan dalam pertumbuhan tanduk disebabkan genetik atau tanduk tersebut dicabut, biasanya terjadi setelah lahir.[9] Terdapat kejadian kambing poliserat (tumbuh banyak tanduk, sebanyak-banyak lapan batang), namun ini merupakan kelainan genetik yang dipikirkan adalah turun-temurun. Pencabutan tanduk paling sering terjadi dalam kelompok kambing menyusui (untuk perdagangan) untuk mengurangi cedera terhadap manusia dan kambing lain. Tidak seperti sapi, kambing tidak berhasil disilangkan jenisnya untuk diubah bentuk tanduk yang sesungguhnya karena gen-gen yang menentukan jenis kelamin berkaitan erat dengan yang menentukan tanduk. Percobaan menyilangkan dua ekor kambing yang diubah tanduk secara menghasilkan sejumlah besar individu interseks yang rata-rata mandul dalam kalangan anak-anak kambing.[9] Tanduk kambing tersusun atas tulang hidup yang dibalut oleh keratin dan protein lainnya, digunakan untuk pertahanan, penguasaan, dan perwilayahan.[10]

Kambing merupakan hewan ruminansia yang memiliki perut empat bagian yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Seperti mamalia ruminan yang lain, kambing merupakan hewan berjari genap. Kambing betina mempunyai payudara berputing dua, dibandingkan dengan sapi yang berputing empat.[11]

Pupil kambing berbentuk sepet dan mendatar. Sebab iris kambing biasanya berwarna pucat, maka pupilnya lebih menonjol dibanding pupil hewan lain seperti sapi, rusa, kebanyakan kuda dan biri-biri yang juga berpupil sepet tetapi bersati dengan iris dan sklera yang berwarna lebih gelap.

Perbandingan ekor kambing dengan ekor biri-biri

Kambing jantan maupun betina tumbuh janggut, bahan kebanyakan jenis kambing (terutama kambing susu, Boer campuran penyusu dan kambing pigmi) juga mempunyai sepasang gelambir yang berjuntai pada kedua belah leher.[12]

Sebagian jenis kambing mirip biri-biri, tetapi mudah dibedakan karena ekor kambing biasanya kompot dan tercacak, sedangkan ekor biri-biri berjuntai dan biasanya lebih panjang dan besar.

Pembiakan

sunting
 
Seekor anak kambing berusia dua tahun di padang rumpai tanjung

Kambing mencapai kedewasaannya sekitar umur tiga ke 15 bulan, tergantung pada jenis dan kesehatannya. Kebanyakan peternak lebih menyukai menunda pembuahan hingga kambing betina mencapai 70% berat badan dewasa. Namun demikian, pemisahan ini jarang-jarang dapat dilakukan untuk kelompok ternak liar yang tidak diurus.[13]

Pada iklim sederhana, terlebih lagi dalam jenis-jenis Swiss, musim kawin dimulai apabila siang makin menyengat, hingga tiba menjelang musim bunga. Di kawasan khatulistiwa, kambing dapat membiak[14] pada kapan saja tanpa ditentukan musim. Keberhasilan pembiakan di kawasan-kawasan khatulistiwa lebih bergantung pada cadangan makanan yang tersedia daripada waktu siang. Kambing betina tanpa mempertimbangkan jenis atau tempat naik berahi 21 hari sekali selama dua hingga 48 jam. Kambing betina yang berahi biasanya mengibas-ngibas ekor, mendekati kambing jantan jika ada, bersuara lebih lantang, dan mungkin juga menunjukkan kehilangan selera dan kurangnya susu sepanjang waktu berahi.

 
Seekor induk kambing dengan dua ekor anaknya.

Kambing jantan yang subur dari jenis-jenis Swiss dan utara masuk musim kawin pada musim gugur seperti putaran berahi kambing betina. Kambing jantan berjenis khatulistiwa mungkin menunjukkan kesuburan menurut musim, tetapi mampu melakukan kawin kapan saja seperti kambing betina. Musim kawin kambing memiliki ciri-ciri kehilangan selera serta minat dan gairah terhadap kambing betina. Kambing jantan yang masuk masa kawin akan menunjukkan bibir seringai bergulung serta membuang air kencing ke atas kaki depan dan wajahnya. Kelenjar bau sebum di dasar tanduk menguatkan bau kambing jantan, yang penting untuk dia menjadi lebih menarik kepada kambing betina. Sebagian kambing betina enggan melakukan kawin dengan kambing jantan yang berbeda baunya.[15]

Selain perkawinan secara alami, inseminasi semakin diminati banyak peternak kambing karena dapat memperluas pilihan darah keturunan dengan lebih mudah.

Masa kehamilan kambing kira-kira 150 hari. Biasanya yang dilahirkan adalah anak kembar dua, namun kadang kala tunggal bahkan kembar tiga. Kelahiran anak kembar empat, lima, ataupun enam sangat jarang terjadi. Kelahiran anak kambing biasanya terjadi secara tenang. Sebelum melahirkan, si induk merendahkan badan sekitar bagian ekor dan pinggul, sambil bernapas terengah-engah. Mungkin saja ia khawatir, menjadi resah dan mencurah penuh kasih sayang kepada pembelanya. Selepas melahirkan, si ibu biasanya makan uri untuk memperoleh zat-zat yang amat diperlukannya, membantu mehanan pendarahan, dan mengurangi resapan bau kelahiran untuk pemangsa. Hal ini juga sama dengan kelakuan hewan pemakan tumbuhan liar seperti rusa.[16][17]

Produksi susu dimulai sewaktu kelahiran anak, berbeda-beda menurut jenis, umur, kualitas dan makanan si induk kambing; kambing penyusu umumnya menghasilkan antara 660 hingga 1,800 l (1,500–4,000 paun) susu dalam setiap waktu laktasi 305 hari. Secara rata-rata, seekor kambing penyusu yang berkualitas baik akan mengeluarkan sekurang-kurangnya 6 pound (2.7 liter) susu per hari selagi ia masih menyusui. Produksi susu kali pertama mungkin menghasilkan sebanyak 16 pound (7.3 liter) susu ke bawah, atau lebih banyak dari itu pada kasus-kasus yang luar biasa. Setelah laktasi, kambing betina "kekeringan" setelah melahirkan. Kadang-kadang kambing yang tidak melahirkan dan diperah susu tanpa henti akan kekal dalam laktasi melebihi 305 hari yang biasanya.[18] jenis-jenis pedaging, serat, dan peliharaan biasanya tidak diperah susunya dan sekadar menghasilkan susu yang cukup untuk anak hingga anaknya berhenti menyusu.

Laktasi jantan juga diketahui terjadi dalam kalangan kambing.[19]

Nutrisi dan pola makan

sunting

Kambing diketahui sanggup memakan apapun, termasuk kaleng dan kertas. Walaupun sebenarnya mereka tidak memakan bahan-bahan yang tidak dapat dimakan, namun kambing adalah hewan perenggut, tidak seperti sapi dan biri-biri yang meragut, bahkan (dengan sifat yang amat senang mencari tahu) ia mampu mengunyah dan merasakan apa saja yang sedikit pun menyerupai bentuk tumbuhan untuk menentukan makanan itu enak untuk dimakan, termasuk kertas, pakaian dan kaleng.[20]

 
Kambing ternak merenggut rambat tanjung, yaitu rambat yang beracun untuk kebanyakan hewan ternak

Selain mencoba berbagai bahan, kambing agak teliti dengan apa yang sebenarnya ia makan. Kambing lebih senang merenggut ujung-ujung pohon berkayu dan tumbuhan berdaun lebar. Apapun, dapat dikatakan bahwa pola memakan tumbuhan kambing sangat beragam, termasuk sebagian spesies yang beracun untuk hewan lain.[21] Kambing jarang memakan makanan kotor atau meminum air tercemar kecuali saat mereka kelaparan. Inilah salah satu sebab peternakan kambing paling selalu dilakukan secara lepas karena peternakan kambing secara ternak kurung membutuhkan biaya yang banyak dan jarang berdaya komersial.

Kambing lebih gemar merenggut tumbuhan merambat seperti kacang hijau hutan, perdu dan gulma, daripada makan rumput, yaitu lebih bersifat seolah rusa dibanding biri-biri. Tumbuhan terong-terongan beracun; daun pohon buah yang layu juga dapat membunuh kambing. Silase (batang jagung kering) dan hailaj (rumput kering tapai) dapat digunakan jika dimakan segera setelah pelepasan - kambing sangat rentan terhadap bakteri Listeria yang tumbuh dalam wadah pakan. Alfalfa yang kaya dengan protein sering diberikan dalam bentuk rumput kering; feskiu adalah rumput kering yang paling kurang enak dimakan dan paling kurang memiliki kandungan gizi. Kulapuk dalam pakan kambing dapat menyebabkan kambing jatuh sakit ataupun mati. Kambing tidak harus diberi makan rumput yang memiliki tanda kulapuk.

Fisiologi pencernaan anak kambing yang masih bayi (seperti anak hewan lain) secara umum sama seperti hewan monogastrik (berperut satu). Pencernaan susu dimulai di abomasum, yang mana susu telah melepaskan rumen melalui penutupan alur retikulum-esofagus ketika menyusu. Ketika lahir, rumennya belum selesai tumbuh, tetapi apabila anak kambing mulai makan makanan keras, maka rumen itu segera semakin besar dan mampu untuk menyerap zat.

Ukuran dewasa seekor kambing adalah hasil dari jenis (potensi genetik) dan makanannya sewaktu masa perkembangan (potensi nutrisi). Seperti semua hewan ternak, pertambahan kebutuhan protein (10 ke 14%) serta jumlah kalori yang mencukupi ketika usia sebelum dewasa mendatangkan kadar pertumbuhan lebih tinggi dan ukuran dewasa yang lebih besar daripada kadar protein rendah dan kalori.[22] Kambing bertubuh besar dengan rangka yang lebih besar mencapai berat badan matang pada umur yang lebih lewat mencapai (36 hingga 42 bulan) daripada kambing bertubuh kecil (18 hingga 24 bulan) jika keduanya diberi makan potensi yang cukup. Kambing bertubuh besar memerlukan lebih banyak kalori daripada kambing bertubuh kecil untuk menjaga fungsi badan per hari.[23]

Perilaku

sunting
 
Kambing membiasakan hierarki kedominanan dalam kawanan, contohnya dengan tanduk-menanduk.

Kambing sangat cerdas dan suka mencari tahu. Ia juga sangat terkoordinasi dan dikenali secara luas karena kemampuannya untuk memanjat dan mengimbangkan badan di tempat-tempat yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, kambing adalah satu-satunya ruminansia yang mampu memanjat pohon, walaupun pohon itu seharusnya cukup condong untuk dicapai. Disebabkan ketangkasan dan sifat yang selalu ingin tahu ini, kambing dikenal karena keluar dari kandang dengan menaiki pagar dan kurungan secara sengaja maupun semata-mata karena senang memanjat. Jika pagar kambing dirobohkan, dilanggar, ataupun diatasi dengan cara apa saja, maka kambing sudah hampir tentu akan melarikan diri. Disebabkan kecerdasannya yang tinggi, ia mampu menemui kelemahan sebuah kandang, seekor kambing akan memanfaatkannya berulang-ulang, dan kambing-kambing lain akan memperhatikan dan cepat mempelajari cara yang sama itu.

Dengan sifat cerdas dan suka ingin tahu tersebut, kambing menduga apapun yang baru atau asing dalam lingkungannya, terutama dengan menyentuh dengan bibir atas dan lidahnya yang mencengkeram. Oleh sebab itulah kambing menduga benda-benda seperti tombol, pakaian dan sebagainya dengan menggigit ataupun memakannya.

Kambing yang diurus secara terorganisasi cenderung kurang untuk berkumpul berbanding biri-biri, bahkan jika sedang mencari makan tanpa diganggu, kawanan kambing cenderung berpencar ke penjuru ladang atau lapangan dibanding makan berdekatan seperti yang dilakukan biri-biri. Kambing yang menyusu membiarkan anaknya berjalan bebas daripada berapat-rapat seperti biri-biri. Kambing biasanya berpaling dan menghadap penceroboh, dan kambing jantan lebih memungkinkan untuk menyerang atau menanduk manusia dibanding biri-biri jantan.[24]

 
Kambing sukar dikekang ketika dikandangkan.

Penyakit

sunting

Walaupun dianggap sebagai hewan yang tahan fisik dan kurang memerlukan perawatan kesehatan dalam kebanyakan situasi, namun kambing tetap tidak terlepas dari penyakit. Kambing sering menghidap keadaan-keadaan seperti pneumonia, kaki reput, parasit dalam, keracunan hamil dan keracunan makanan.

Kambing dapat dijangkiti berbagai penyakit virus maupun bakteria seperti penyakit kaki dan mulut, ensefalitis artritis kambing, limfadenitis kaseus, mata kalas, mastitis, dan pseudorabies. Kambing dapat menyebarkan beberapa penyakit zoonotik kepada manusia seperti tuberkulosis, bruselosis, demam Q, dan rabies.[25]

Jangka hidup

sunting

Jangka hidup kambing adalah antara 15 hingga 18 tahun.[26] Pernah dilaporkannya satu contoh kambing yang mencapai umur 24 tahun.[27]

Jangka hidup ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, contohnya jangka hidup kambing betina mungkin singkat dari 10 hingga 11 tahun oleh masalah ketika beranak, dan jangka hidup kambing jantan dapat dipotong hingga 8 hingga 10 tahun dengan naik berahi.[27]

Peternakan

sunting
 
Peternakan kambing meluas di seluruh kawasan Norte Chico di Chile. Peternakan kambing intensif di tanah kering dan menyebabkan hakisan tanah yang parah dan penggurunan.

Kambing yang hidup maupun yang mati berguna terhadap manusia, terutama sebagai cadangan susu, tinja, kulit, dan daging.[28] Sebagian badan amal menyerahan kambing kepada golongan miskin di negara-negara miskin karena kambing lebih mudah dan murah untuk diurus daripada sapi, bahkan berbagai kegunaannya. Selain itu, kambing digunakan untuk membawa gerobak dan mengangkat barang.

Usus kambing digunakan untuk membuat "katgut" yang masih digunakan sebagai bahan untuk membuat jahitan pembedahan dalaman manusia dan tali-tali untuk alat musik bertali. Tanduk kambing yang melambangkan kemewahan dan kesejahteraan (kornukopia) juga digunakan untuk membuat sendok.[29]

 
Kambing Boer sering diternak sebagai pedaging.

Survei populasi kambing dunia

sunting

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), pemproduksi susu kambing segar terbanyak pada tahun 2012 adalah India (4.85 juta ton metrik), Bangladesh (2.608 juta ton metrik) dan Sudan (1.532 juta ton metrik).[30]

Cara peternakan

sunting

Cara peternakan kambing berbeda-beda menurut tempat dan budaya. Jenis kandang yang digunakan untuk kambing bukan hanya berdasarkan tujuan penggunaan kambing, bahkan juga lingkungan peternakannya. Menurut sejarah, kambing ternak biasanya diternak dalam kawanan yang dilepaskan di bukit atau tempat merenggut yang sebagainya dengan diawasi gembala berusia anak-anak hingga remaja. Kaedah penggembalaan ini masih digunakan hingga kini.

Di sebagian negara, terutama di Eropa dan Amerika Utara, kambing penyusu dan pedaging dibedakan menurut jenis. Anak kambing jantan penyusu biasanya disembelih untuk daging. Kedua jenis kelamin pedaging dapat disembelih untuk daging, di samping kambing tua sebarang baka. Daging kambing jantan tua (lebih setahun) umumnya diperkirakan tidak sesuai untuk dimakan oleh manusia. Kambing jantan dapat diasinkan muda-muda untuk mencegah pengeluaran bau amis.

 
Kambing merupakan hewan ternak yang penting untuk peternak kecil-kecilan di kebanyakan negara, seperti wanita Burkina Faso ini.

Kambing penyusu biasanya dibawa untuk makan di padang rumput pada cuaca baik (contohnya musim panas atau hujan, apabila tumbuhan subur) dan dikandangi pada cuaca kurang baik (musim dingin atau kemarau berkepanjanhan, apabila tumbuhan tidak subur). Kambing penyusu diperah setiap hari, maka ia dijaga dekat dengan tempat pemerahan susu. Tempat makan kambing biasanya dilengkapi dengan rumput kering dan konsentrat. Kandang kambing dapat berbentuk petak-petak berpisah seperti kuda atau satu petak untuk kelompok.

Kambing pedaging dibawa untuk digembalakan sepanjang tahun asalkan cadangan tumbuhan subur, bahkan dapat diternakkan jauh dari kandangnya. Kambing gentian seperti Angora juga diternak dalam padang gembala atau secara lepas. Begitu pula dengan kambing penyusu, kambing-kambing pedaging dan gentian dapat ditambah pola makannya dengan rumput kering dan konsentrat terutama pada cuaca buruk.

Di India, Nepal, dan sebagian besar Asia, kambing diternak rata-rata untuk produksi susu untuk kegunaan rumah maupun perdagangan. Kambing di kawasan ini dapat dipelihara dalam rumah atau dibiarkan bebas mencari makanan. Kambing Salem Black digembalakan untuk memakani rumput di lapangan dan di tepi jalan pada waktu siang, tetapi disimpan dalam kandang pada waktu malam demi keselamatan.[31]

Di Afrika dan Timur Tengah, kambing biasanya digembala secara berkelompok bersama dengan biri-biri. Hal ini memaksimalkan pengeluaran karena kambing dan biri-biri berbeda dari segi makanannya. Berbagai aturan peternakan kambing dilakukan di Ethiopia misalnya, empat aturan utama dikenal pasti yaitu: digembalakan dalam sistem tanaman tahunan, sistem tahunan matahari, bersama sapi, dan di kawasan gersang dalam sistem penggembalaan nomaden. Walaupun demikian, dalam empat sistem tersebut, kambing biasanya diternak dalam sistem yang meluas dengan sedikit biaya.[32]

Di Nigeria, kambing dipelihara di rumah. Walaupun kebanyakan kambing dibiarkan untuk berkeliaran di rumah ladang atau kampung, tetapi ada juga yang disimpan dan diberi makan dalam kandang dalam sistem cut-and-carry. Peternakan seperti ini juga dilakukan di beberapa tempat di Amerika Latin. Cut-and-carry, yaitu mencari memungut rumput, jagung atau bambu untuk diberi makan daripada membiarkan kambing itu untuk berkeliaran di lapangan, adalah sesuai untuk sebagian tanaman seperti jagung atau bambu yang mudah diinjak-injak sampai musnah oleh kambing.[33]

Kambing peliharaan terdapat di seluruh dunia yang mana rumah tangga memelihara kambing semata-mata sebagai kesayangan dibanding kegunaan, terutama di Amerika Utara dan Eropa di mana kambing semakin banyak dipelihara hanya sebatas peliharaan.

Daging

sunting

Rasa daging kambing dan anak kambing sama dengan daging domba;[34] Walau bagaimanapun, ada yang menyamakan rasa daging kambing dengan daging anak sapi atau rusa, tergantung umur dan kesehatan kambingnya. Rasanya dikaitkan terutama dengan kehadiran asam 4-metiloktanoik dan 4-metilnonanoik.[35] Daging kambing dapat disajikan dengan berbagai cara, termasuk direbus, dibakar, digril, dibarbeque, dikalengi, dan digoreng. Daging kambing dapat dikisar, dimasak menjadi kari, atau dibuat menjadi sosis. Karena kandungan lemak yang rendah, daging kambing dapat mengeras pada suhu tinggi jika dimasak tanpa kelembapan tambahan. Di antara jenis kambing pedaging terlaris adalah Boer dari Afrika Selatan. Kambing Kiko dari New Zealand juga adalah kambing pedaging, begitu pula jenis "kambing pengsan" yang berasal dari Tennessee, Amerika Serikat.

Susu dan hasil susu

sunting
 
Kambing yang sedang diperah di ladang organik

Kambing menyumbang kira-kira 2% cadangan susu tahunan di dunia.[36] Sebagian kambing diternak khusus untuk susunya. Jika kambing jantan yang berbau kuat tidak dipisahkan dari kambing betina, maka baunya akan mempengaruhi kualitas susu.

Susu kambing mempunyai lemak-lemak yang kecil dan teremulsi dengan baik, yaitu krimnya kekal terampai dalam susu daripada muncul ke atas sebagai mana susu sapi mentah. Oleh sebab itu, susu kambing tidak perlu dihomogenkan. Apabila susu itu digunakan untuk membuat keju, maka penghomogenan itu tidak diperlukan karena hal itu mampu mengubah struktur susu hingga mengurangi kemampuannya untuk menggumpalkan susu dan akhirnya hasil dan kualitas keju.[37]

Kambing penyusu di puncak umurnya (biasanya sekitar kisaran laktasi ketiga atau keempat) menghasilkan rata-rata sebanyak 6–8 pound (2.7–3.6 kg) susu sehari sepanjang laktasi 10 bulan; paling lebih beberapa lama setelah masa penyegaran dan berangsur-angsur kurang lebih menjelang habis masa laktasi. Susu kambing biasanya mengandungi rata-rata 3.5% lemak mentega.[38]

Susu kambing umumnya diproses menjadi keju, mentega, es krim, yogurt, dan sebagainya. Keju susu kambing dinamakan chèvre di Prancis yakni nama kambing dalam bahasa Prancis. Jenis keju-kejunya antara lain Rocamadour dan Montrachet.[39] Mentega susu kambing berwarna putih karena kambing menghasilkan susu dengan beta-karoten kuningnya diubah menjadi suatu bentuk vitamin A yang berwarna transparan.

Khasiat

sunting

Sebagian orang menggunakan susu kambing untuk menyusui anak sebagai ganti untuk susu manusia atau susu sapi. Sebuah buku diterbitkan pada 1970 mengenai peternakan mengatakan bahawa susu kambing berbeda dengan susu manusia maupun susu sapi karena lebih mudah dicerna, berbeda tingkat basanya, serta memiliki nilai-nilai terapeutik tertentu dalam pengobatan dan nutrisi manusia.[40] George Mateljan menyatakan bahwa susu kambing dapat menggantikan susu dapi atau susu domba dalam pola makan bagi mereka yang alergi terhadap susu sebagian hewan tertentu.[41] Walau bagaimanapun, sana dengan susu sapi, susu kambing mengandung laktosa (gula) dan dapat menyebabkan masalah gastrousus bagi mereka yang tidak tahan laktosa.[41] Sebenarnya, kandungan laktosa sama banyaknya dengan susu sapi.[42]

Akademi Pediatrik Amerika tidak menyarankan penyusuan bayi dengan susu kambing. Sebuah laporan kasus April 2010[43] merumuskan saran dan membentangkan "penelitian menyeluruh tentang akibat-akibat yang didatangkan dengan kebiasaan berbahaya ini"; tambahnya, "Banyaj bayi yang hanya disusui dengan susu kambing karena kepercayaan budaya serta tertipu kepada informasi palsu. Laporan-laporan anekdot telah menguraikan berbagai morbiditi yang dikaitkan dengan kebiasaan tersebut, termasuk ketidaknormalan elektrolit yang parah, asidosis metabolik, anemia megaloblastik, gejala-gejala alergi termasuk kejutan anafilaksis yang mengancam nyawa, sindrom uremia hemolisis, dan penyakit-penyakit." Bruselosis kaprin (kambing) yang tidak dirawat mengakibatkan kadar kematian 2% kasus. Menurut USDA, susu kambing tidak sesuai untuk bayi manusia karena mengandung "kuantitas besi, folat, vitamin C dan D, tiamina, niasin, vitamin B6, dan asam pantotenik yang tidak mencukupi untuk menampung keperluan zat bayi", bahkan dapat membahayakan buah pinggang bayi serta menyebabkan kerusakan metabolisme.[44]

Kementrian Kesehatan Inggris telah berulang kali mengeluarkan pernyataan dari waktu ke waktu bahwa[45] "Susu kambing tidak sesuai untuk bayi, bahkan formula bayi dan formula susuan yang berdasarkan protein susu kambing tidak pernah diluluskan untuk digunakan di Eropah", bahkan "susu bayi yang berasaskan protein susu kambing tidak sesuai sebagai sumber gizi untuk bayi."[42]

Kandungan dasar berbagai susu (nilai min per 100g)[46]
Kandungan Kambing Sapi Manusia
Lemak (g) 3.8 3.6 4.0
Protein (g) 3.5 3.3 1.2
Laktosa (g) 4.1 4.6 6.9
Abu (g) 0.8 0.7 0.2
Jumlah pepejal (g) 12.2 12.3 12.3
Kalori 70 69 68
Analisis kandungan susu per 100 gram [47]
Juzuk unit Sapi Kambing Domba Kerbau
Air g 87.8 88.9 83.0 81.1
Protein g 3.2 3.1 5.4 4.5
Lemak g 3.9 3.5 6.0 8.0
Karbohidrat g 4.8 4.4 5.1 4.9
Energi kcal 66 60 95 110
Energi kJ 275 253 396 463
Gula (laktosa) g 4.8 4.4 5.1 4.9
Kolesterol mg 14 10 11 8
Kalsium IU 120 100 170 195
Asam lemak jenuh g 2.4 2.3 3.8 4.2
Asam lemak mono tak jenuh g 1.1 0.8 1.5 1.7
Asam lemak poli tak jenuh g 0.1 0.1 0.3 0.2

Kandungan ini berbeda-beda menurut jenis, hewan dan masa dalam periode laktasi.

Genetika

sunting
 
Kambing Angora.

Jenis kambing Angora menghasilkan bulu mohair bergulung-gulung yang panjang, keriting dan berkilat. Bulu itu tumbuh terus menerus hingga empat mencapai inci bahkan lebih. Juga diciptakannya jenis-jenis silangan angora seperti pygora dan nigora untuk menghasilkan bulu daripada hewan yang lebih kecil dan mudah untuk diurus. Bulunya dicukur setiap dua kali setahun dengan rata-rata hasil kira-kira 10 pound.

Kebanyakan kambing mempunyai bulu yang lebih lembut dekat dengan kulit, dan bulu pelapik (guard hair) yang lebih lebat dan kasar di permukaan. Jenis yang lebih disukai untuk industri tekstil adalah bulu pembalut dalaman yang berbagai namanya (down, kasymir dan pasymina). Bulu pelapik yang kasar pula kurang bernilai karena terlalu kesat, sulit dipintal dan sulit dicelup warna. Kambing kasymir menghasilkan sejumlah bulu kasymir yang komersial, yaitu salah satu kegunaan bahan paling mahal yang dihasilkan secara komersial, kerana kasymir itu amat halus dan lembut. Gentian kasymir kambing dicujur sekali setahun, menghasilkan sekitar 9 ons (200 g) setiap kali.

Di Asia Selatan, bulu kasymir disebut "pasymina" (dari bahasa Parsi pashmina, "wol halus"). Pada abad-abad ke-18 dan ke-19, wilayah Kashmir mempunyai sebuah industri yang menghasilkan selendang yang terbuat dari bulu kambing yang diimpor dari Tibet dan Tartar melalui Ladakh. Selendang-selendang itu diperkenalkan ke Eropa Barat ketika Ketua Jeneral Kempen Prancis di Mesir (1799–1802) mengantar sehelai delendang itu ke Paris. Semenjak itu, bulu yang digunakan untuk membuat selendang yang dihasilkan di wilayah hulu Kasymir dan Ladakh itu dikenali sebagai "kasymir".

Pembersihan tanah

sunting

Kambing digunakan oleh manusia untuk membersihkan tumbuh-tumbuhan yang tidak diinginkan sejak berabad-abad lamanya. Kambing telah diperikan sebagai "mesin makan" dan "agen kawalan biologi".[48][49] Kebiasaan ini mengalami suatu kebangkitan di Amerika Utara sejak 1990 ketika kawanan-kawanan kambing digunakan untuk membersihkan semak belukar di desa-desa bukit California yang dikhawatirkan terancam akibat kebakaran hutan. Sejak saat itu, berbagai agensi umum maupun swasta mengupah kawanan kambing swasta untuk melakukan tugas-tugas tersebut.[48] Kegiatan ini meluas di wilayah Barat Laut Pasifik Amerika Serikat di mana kawanan kambing digunakan untuk menyingkirkan spesies-spesies invasif yang tidak mudah dihilangkan oleh manusia, seperti pepohonan beri hitam berduri dan oak beracun.[48][50]

Jenis-Jenis kambing tergolong dalam kategori-kategori yang sangat banyak menurut kegunaan, seperti penyusu, penyilangan gen, daging, kulit, transportasi maupun sebagai teman.

Kambing kacang

sunting

Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Badannya kecil. Tinggi gumba pada yang jantan 60 sentimeter hingga 65 sentimeter, sedangkan yang betina 56 sentimeter. Bobot pada yang jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedang yang betina seberat 20 kilogram. Telinganya tegak, berrambut lurus dan pendek. Baik betina maupun yang jantan memiliki dua tanduk yang pendek.

Kambing Etawah

sunting

Kambing Etawah didatangkan dari India yang disebut kambing Jamnapari. Badannya besar, tinggi gumba yang jantan 90 sentimeter hingga 127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 63 kilogram. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah. Dahi dan hidungnya cembung. Baik jantan maupun betina bertanduk pendek. Kambing jenis ini mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing Etawa dengan kambing lokal dikenal sebagai sebagai kambing "Peranakan Etawah" atau "PE". Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia.

Kambing Peranakan Etawah

sunting

Kambing peranakan etawah (PE) merupakan hasil kawin silang antara kambing kacang dengan kambing etawah yang mempunyai sifat mendekati kambing etawah dan sebagiannya mendekati sifat kambing kacang. Ciri khas dari Kambing Peranakan Etawa atau PE adalah pada bentuk mukanya yang cembung, bertelinga panjang yang mengglambir, postur tubuh tinggi. kambing PE memiliki lama kebuntingan 148,87 hari, siklus birahi 23 hari, angka kawin per kebuntingan 1,95 [51]

Kambing Jawarandu

sunting

Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri separuh mirip kambing Etawa dan separuh lagi mirip kambing Kacang. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.edo

Kambing Saenen berasal dari Saenen, Swiss. Baik kambing jantan maupun betinanya memiliki tanduk panjang. Warna rambutnya putih atau krem pucat. Hidung, telinga dan kambingnya berwarna putih susu. Dahinya lebar, sedangkan telinganya berukuran sedang dan tegak. Kambing ini merupakan jenis kambing penghasil susu.

Kambing Saburai

sunting

Kambing saburai adalah kambing persilangan antara kambing peranakan etawa dengan kambing boer. kambing ini banyak ditemui di Kabupaten Tanggamus - Lampung. di daerah lain, kambing ini juga dinamai dengan nama kambing boerawa[52]

Kambing liar

sunting

Kambing bersedia kembali ke alam liar (menjadi liar) jika diberikan kesempatan. Satu-satunya hewan peliharaan jinak lain yang diketahui kembali ke kehidupan liar dengan cepat ialah kucing.[4] Kambing liar terdapat di seluruh penjuru dunia. Kambing liar yang bertambah banyak di habitat-habitat yang tidak bersesuaian dengan kambing boleh mendatangkan kesan buruk seperti mengancam spesies tumbuh-tumbuhan lokal. Misalnya di Australia, terdapat sekurang-kurangnya 2.6 juta ekor kambing liar di 28 persen seluruh wilayah negara tersebut, namun jumlah tersebut berubah-ubah disebabkan kemarau, program-program pengurusan dan kesuburan tinggi.[53]

Kambing dalam mitologi dan budaya rakyat

sunting

Menurut mitologi Nordik, Thor si dewa petir mempunyai kereta yang ditarik oleh dua ekor kambing bernama Tanngrisnir dan Tanngnjóstr. Ketika berkemah malam hari, Thor memakan daging kambing-kambing itu sambil berjaga-jaga agar tidak sebatangpun tulang-tulang kambing itu patah. Kemudian dia membungkus tulang kambing itu, dan pada keesokan harinya kambing-kambing itu kembali hidup untuk menarik keretanya. Pada suatu ketika ada seorang anak peladang yang dijemput berbagi makan daging kambing itu, tetapi dia memecahkan tulang untuk menghisap sumsumnya, jadi kaki kambing itu patah pada keesokan pagi dan akibatnya anak itu diperbudakkan oleh Thor sebagai ganti rugi.

Menurut kepercayaan shio Cina, shio kambing mewariskan sifat mandiri, ada pada tiap 12 tahun: 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003 . Orang orang yang lahir dengan shio kambing memiliki kemandirian yang besar dan mampu mengatasi persoalannya sendiri, tergolong dalam aliran Yin, dan memiliki kecocokan dengan shio anjing dan kelinci. Kambing adalah salah satu (yakni yang kelapan) dari dua belas bintang sistem zodiak Tionghoa. Mereka yang lahir pada tahun kambing di kenal pemalu, penyendiri, dan kreatif.

Kambing adalah binatang kurban untuk acara Idul Adha dalam kebudayaan Muslim. Pada saat nabi Ismail akan disembelih oleh ayahnya atas perintah Allah, dijadikan kambing sebagai penggantinya. Menurut kitab Al Quran, binatang ternak (salah satunya adalah kambing) adalah salah satu sumber pelajaran yang penting bagi umat manusia. Semua bagian tubuhnya bisa dijadikan manfaat bagi manusia.

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Pustaka

sunting
  • [4][Studi Kasus Produktivitas Kambing Peranakan Etawah dan Kambing Saanen pada Peternakan Kambing Perah Barokah dan PT. Taurus Dairy Farm][atabny]
  • Ensiklopedi Nasional Indonesia

Referensi

sunting
  1. ^ Hirst, K. Kris. "The History of the Domestication of Goats". Diarsipkan 2008-07-07 di Wayback Machine. About.com. Diakses pada 18 Agustus 2008.
  2. ^ Coffey, Linda, Margo Hale, and Ann Wells; "Goats: Sustainable Production Overview. Diarsipkan 2007-02-04 di Wayback Machine.
  3. ^ FAOSTAT, United Nations Food and Agricultural Organization, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25, diakses tanggal 2017-01-05 
  4. ^ a b c d "Breeds of Livestock; Goats: (Capra hircus)". Oklahoma State University Board of Regents. 
  5. ^ a b Naderi, Saeid; Rezaei, Hamid-Reza; Pompanon, François; Blum, Michael G. B.; Negrini, Riccardo; Naghash, Hamid-Reza; Balkiz, Özge; Mashkour, Marjan; Gaggiotti, Oscar E.; Ajmone-Marsan, Paolo; Kence, Aykut; Vigne, Jean-Denis; Taberlet, Pierre (18 November 2008). "The goat domestication process inferred from large-scale mitochondrial DNA analysis of wild and domestic individuals". PNAS. 105 (46): 17659–17664. doi:10.1073/pnas.0804782105. PMC 2584717 . PMID 19004765. 
  6. ^ Maisels, C.K. The Near East: Archaeology in the Cradle of Civilization Routledge, 1999; p.124
  7. ^ Taylor, R.E. and Field, T.G., "Growth and Development" Scientific Farm Animal Production: An Introduction to Animal Science, 6th Ed. Prentice-Hall (1999) Upper Saddle River pg 321-324.
  8. ^ Belanger, J & Bredesen, S. T, "Basic Information about Goats" Storey's Guide to Raising Dairy Goats, 2nd ed. Storey Publishing (2010) North Adams, pg 14
  9. ^ a b American Goat Society:Polled Genetics Diarsipkan 2018-09-01 di Wayback Machine., americangoatsociety.com.
  10. ^ Smith, Mary C; Sherman, David M. (1994). Goat Medicine. ISBN 9780812114782. 
  11. ^ Taylor, R.E., Scientific Farm Animal Production: An Introduction to Animal Science, 6th ed, Upper Saddle River (Prentice Hall) 1998
  12. ^ Frequently Asked Questions - Triple I Goats, tripleigoats.com
  13. ^ Payne, William J.A., An Introduction to Animal Husbandry in the Tropics, 5th ed, Oxford (Blackwell Science) 1999
  14. ^ "membiak". Wikikamus bahasa Indonesia. 2017-05-02. 
  15. ^ Smith, M.C. Goat Medicine, Lippincott Williams & Wilkins, 1994
  16. ^ Feichtenberger, Klaus, Jill Clarke, Elyse Eisenberg, and Otmar Penker (Writers and Directors) (2008). Prince of the Alps (Television Production). ORF/Nature. Berlangsung pada Shortly after birth. Diakses tanggal 2009-05-05. 'The mother eats the placenta to prevent predators from getting the scent.' 
  17. ^ Roe III, Leonard Lee (2004). The Deer of North America. Globe Pequot. hlm. 224. ISBN 978-1-59228-465-8. Almost all wild animals and most domestic ones eat the afterbirth as soon as they can. The primary reason, I think, is to get rid of it so that it will not attract predators. . .Canine scavengers throughout the world are attracted to herd animals when they give birth, for the placental sacs provide an easily scavenged feast. [pranala nonaktif permanen]
  18. ^ Dairygoatjournal.com
  19. ^ Kumar, Dr. Davendra coauthors=S. Saha, O.H. Chaturvedi, Sushil Kumar, J.S. Mann, J.P. Mittal and V.K. Singh. "Lactation in Males". ISSGPU - Indian Society for Sheep and Goat Production and Utilization Newsletter. Avikanagar, Rajasthan: Central Sheep & Wool Research Institute (2). Diakses tanggal 2009-12-31. 
  20. ^ "Learning About Goats" (PDF). Texas Department of Agriculture. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-12-22. Diakses tanggal 2017-01-05. 
  21. ^ "War on Weeds," Rails to Trails Magazine, Spring 2004, p. 3
  22. ^ Pugh, D.G. and Rankins, D. L. Jr, "Feeding and Nutrition" Sheep and Goat Medicine, 2nd Ed. Elsevier (2012) Maryland Heights, pg 40-42.
  23. ^ Taylor, R.E. and Field, T.G., "Growth and Development" Scientific Farm Animal Production: An Introduction to Animal Science, 6th Ed. Prentice-Hall (1999) Upper Saddle River pg 324-325.
  24. ^ Fowler, M.E. Restraint and Handling of Wild and Domestic Animals, 3rd Ed, Witley-Blackwell, 2008 pg 144
  25. ^ Smith, M.C. Goat Medicine, Lippincott Williams & Wilkins, 1994 pg 7
  26. ^ William S. Spector, ed. (1956). Handbook of Biological Data. Saunders. 
  27. ^ a b "Teeth, Life Expectancy & How to estimate a goat's age". fiascofarm.com. 16 March 2009. Diakses tanggal 30 May 2009. 
  28. ^ Mahmoud Abdel Aziz, M. A., "Present status of the world goat populations and their productivity", Lohmann Information, Vol. 45 (2), Oct. 2010, Page 43, http://www.lohmann-information.com/content/l_i_45_artikel17.pdf
  29. ^ anonymous; Goat-Horn Spoon Diarsipkan 2008-12-03 di Wayback Machine..
  30. ^ "FAOSTAT Gateway: FAOSTAT Domains > Production > Livestock Primary > Milk, whole fresh goat, World, 2012". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-06. Diakses tanggal 2014-06-13. 
  31. ^ Thiruvenkadan, A.K, Characterisation of Salem Black goats in their home tract, Animal Genetic Resources Information, No. 38, 2006 ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/009/a0540t/a0540t06.pdf[pranala nonaktif permanen]
  32. ^ Gizaw, S.; Tegegne, A.; Gebremedhin, B.; Hoekstra, D. 2010. Sheep and goat production and marketing systems in Ethiopia: characteristics and strategies for improvement. IPMS (Improving Productivity and Market Success) of Ethiopian Farmers Project Working Paper 23. 58p. Nairobi (Kenya): ILRI. http://hdl.handle.net/10568/2238
  33. ^ Sumberg, J.E., "Small ruminant feed production in a farming systems context" Proceedings of the Workshop on Small Ruminant Production Systems in the Humid Zone of West Africa, 1984; Sumber, J. E., ed, 1984
  34. ^ Milk Goats. Life. Jun 18, 1945. Diakses tanggal 2010-07-06. 
  35. ^ Cramer, D.A. (1983) Chemical compounds implicated in lamb flavor. Food Technonogy. flavor.. 37:249-257 and Wong, E., Nixon, L.N. and Johnson, B.C. (1975) The contribution of 4-methyloctanoic (hircinoic) acid to mutton and goat meat flavor. New Zealand j. Agr. Res. 18:261-266. Both cited in K. Intarapichet K., Sihaboot W. and Chungsiriwat P. (date?) Chemical and Sensory Characteristics of Emulsion Goat Meat Sausages Containing Pork Fat or Shortening available as a PDF from- [1] Diarsipkan 2011-07-22 di Wayback Machine.
  36. ^ FAO. 1997. 1996 Production Yearbook. Food Agr. Organ., UN. Rome, Italy.
  37. ^ Amrein-Boyes, D. (2009). 200 Easy Homemade Cheese Recipes. Robert Rose Inc.: Toronto
  38. ^ American Dairy Goat Association, adga.org
  39. ^ Chèvre cheese Diarsipkan 2009-01-10 di Wayback Machine., foodnetwork.com
  40. ^ Devendra, C., and M. Burns. 1970. Goat production in the tropics. Commonwealth Bur. Anim. Breeding and Genetics,Tech. Commun. No. 19.
  41. ^ a b The World's Healthiest Foods. "Milk, goat" Diarsipkan 2008-05-03 di Wayback Machine., whfoods.org
  42. ^ a b Professor Martin Marshall - Deputy Chief Medical Officer - Department of Health (22 August 2006). "Withdrawal From Sale of Infants Milks Based on Goats' Milk on 17 September 2006". non-urgent memo. Department of Health. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-28. Diakses tanggal 2007-08-12. 
  43. ^ "Fresh Goat's Milk for Infants: Myths and Realities—A Review". American Academy of Pediatrics. Diakses tanggal 14 July 2010. 
  44. ^ "Infant Formula Feeding" (PDF). USDA. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-05-13. Diakses tanggal 17 June 2010. 
  45. ^ Edwardes, Charlotte (2005-06-19). "Fresh Goat's Milk for Infants: Myths and Realities—A Review". London: Daily Telegraph. Diakses tanggal 14 July 2010. 
  46. ^ Park,W.Y.,G.F.W. Haenlein.ed. 2006. Handbook of Milk of Non-Bovine Mammals. Blackwell Publishing.
  47. ^ "Milk analysis". North Wales Buffalo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 3 August 2009.  (Citing McCane, Widdowson, Scherz, Kloos, International Laboratory Services.)
  48. ^ a b c Rent-A-Goat Gains Foothold, Seattle P-I article 2007-06-13
  49. ^ Meat Goats in Land and Forage Management, Florida A&M University, 2006-02-21 to 24, retrieved online 2011-04-24
  50. ^ "Options for Clearing Land, Virginia Cooperative Extension, retrieved online 2011-04-24". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-13. Diakses tanggal 2017-01-05. 
  51. ^ [2][Studi Kasus Produktivitas Kambing Peranakan Etawah dan Kambing Saanen pada Peternakan Kambing Perah Barokah dan PT. Taurus Dairy Farm][atabny]
  52. ^ [3] Diarsipkan 2016-03-12 di Wayback Machine. Kambing saburai - komoditas unggulan dari tanggamus
  53. ^ ""The feral goat (Capra hircus) - Invasive species fact sheet"" (PDF). environment.gov.au. 2011. Diakses tanggal 2014-06-17. 

Pranala luar

sunting