Peluru kendali atau yang disingkat rudal (bahasa Inggris: missile) adalah senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari target atau menyesuaikan arah. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "rudal" merujuk kepada roket dengan sistem kendali, sedangkan "roket" digunakan untuk roket tanpa sistem kendali. Perbedaan utama di antara dianggap sangat sedikit selain perbedaan sistem kendali.

Sebuah rudal Exocet ditembakkan.
Bom berpandu laser.
Pengendali giroskopik. Depan: Pengendali giro three axis SH-300. Digunakan orbiter Buran. Tengah: Pengendali giro menegak flight rocket R-7.
Rudal hipersonik Shaurya dengan kecepatan Mach 7,5 walau di ketinggian rendah, Panduan guidance adalah sistem pandu arah lembam giro laser cincin dan akselerometer dengan ketepatan CEP 20 m sampai 30 m.
VLS MK41 DDG-62 Fitzgerald
VLS pada kapal selam Oklahoma City
Perbandingan pemasangan rudal pada VLS.

Peluru kendali pertama digunakan dalam sebuah operasi adalah peluru kendali Jerman dalam Perang Dunia II. Yang paling terkenal adalah V-1 dan V-2, keduanya menggunakan sistem autopilot sederhana untuk menjaga arah terbang peluru agar tetap pada yang rute telah ditentukan sebelumnya.

Pendahuluan

sunting

Sistem peluru kendali berubah mengikuti perkembangan teknologi. Mulai dari era Perang Dunia II, pasca PD II, Perang Dingin, Pasca Perang Dingin, hingga era modern saat ini. Peluru kendali yang dipandu memiliki sejumlah sistem komponen yang berbeda:

Pada sistem penerbangan rudal pada umumnya terdapat beberapa fase dalam penerbangan yang mungkin dengan panduan kombinasi pilihan bimbingan guidance sesuai yang dibutuhkan. Fase peluncuran dorongan booster, fase penerbangan mid course dan fase terminal. Fase dorongan booster adalah fase awal ketika rudal ditembakkan atau diluncurkan dari kecepatan awal (statis atau bergerak, permukaan, kapal selam, kapal atau pesawat) hingga pada kecepatan, arah dan ketinggian tertentu yang diinginkan dan dilanjutkan pada fase penerbangan mid course berikutnya. Fase mid course menggunakan panduan inertial, (instrumen flight penerbangan, sistem navigasi inersia, giroskop, akselerometer, magnetometer), Data link taktis, GPS, GLONASS, TERCOM dan lain lain. Sedangkan fase akhir adalah fase terminal dengan panduan radar (aktif/pasif/semi aktif) homing, imaging infra merah (TV) atau semi aktif laser homing (SALH), dan kemudian disertai penetrasi dan atau meledaknya warhead hulu ledak yang dikendalikan dengan perlengkapan semacam proximity fuze/ sumbu kedekatan jarak. SALH tentu dilengkapi dengan bidikan (penanda laser/designator, semacam targeting pod pada pesawat tempur modern). Terdapat beberapa jenis rudal dengan satu guidance dapat menghancurkan targetnya. Bimbingan target rudal ada yang untuk target bergerak (go-onto-target, GOT system dengan target tracker seeker) dan tidak bergerak (go-onto-location-in-space, GOLIS system). Saat ini sedang dikembangkan bimbingan panduan multi mode seeker yang modern baik dual mode maupun tri mode seeker. Jarak tembak range dalam berbagai platform peluncuran dan sasaran target rudal adalah jarak dekat/pendek, jarak menengah, jarak jauh dan jarak balistik.

Data-link adalah subsistem utama untuk Unmanned Arial Vehicle (UAV), Surface to Air Missile (SAM), Air to Air Missile (AAM) dan Air to Surface Missile (ASM). Data-link ini menyediakan komunikasi dua arah, baik atas permintaan atau secara terus menerus. Up-link memberikan kendali kontrol atas jalur penerbangan kendaraan udara dan perintah komando ke muatannya. Downlink menyediakan saluran data rate rendah untuk menerima perintah dan mengirimkan informasi status tentang kendaraan udara dan saluran data rate tinggi untuk data muatan seperti video, radar dan navigasi. Kadang perusahaan pertahanan memiliki sistem data link yang berbeda. Beberapa perusahaan pertahanan sedang mengadakan percobaan penggunaan satelit untuk mengirimkan komunikasi datalink untuk fase integrasi dan uji coba program. Juga untuk mendukung persyaratan komunikasi datalink pada program uji rudal jelajah anti kapal jarak jauh secara keseluruhan, serta dukungan teknik untuk peningkatan perangkat lunak dan dukungan uji terbang. Program ini untuk meningkatkan kemampuan rudal untuk melibatkan dan menghancurkan target bernilai tinggi dari jarak yang jauh. Solusi datalink satelit kecepatan tinggi high troughput akan memungkinkan sistem senjata rudal tersebut untuk berkomunikasi dengan platform peluncuran dan memberikan peluang pertumbuhan di masa depan.

Sistem manuver peluru kendali meliputi sistem konvensional dan tidak konvensional.[1] Kendali kontrol aerodinamis rudal atau sistem konvensional adalah canard, sayap, dan sirip ekor. Sedangkan sistem tidak konvensional menggunakan kontrol vektor dorong atau interaksi jet (JI/jet interaction). Rudal yang gesit dan tangkas dengan fin sirip ekor dan pulse thruster pendorong pulsa memiliki input kontrol kontinu dan terputus. Manuver aeroninamis rudal menggunakan side thruster. Analisis desain jenis ini agak sulit.[2]

Jalur lintasan pada rudal jelajah dilakukan dengan cara menyusur sea skimming di atas permukaan tanah atau laut. Jalur lintasan rudal balistik adalah melengkung. Beberapa jenis rudal dilengkapi sistem Identifikasi teman atau lawan (IFF) dan penguncian target.[3] Lokasi tujuan target dapat berada di udara, permukaan tanah atau laut, di dalam laut, di dalam tanah bunker, bahkan di ruang angkasa. Akurasi tembakan target disebut CEP, circular error probability atau circular error probable dalam sekian meter.

Negara-negara pengembang rudal memiliki sistem penamaan designation system untuk rudal mereka. Negara Amerika bahkan memiliki nama tersendiri untuk rudal buatan Soviet, Rusia dan Cina.[4] Penamaan satu jenis rudal mungkin memiliki beberapa kode sesuai dengan pemasangan target tracker seeker yang berbeda (contoh kode "L" untuk seeker laser) atau mungkin jenis hulu ledak yang berbeda pula. Dalam sejarahnya rudal awal berupa bom glider, pesawat bom bunuh diri dan bom terbang pada masa sekitar Perang Dunia I dan II.

Platform peluncuran rudal mungkin bisa diluncurkan dengan pesawat terbang, helikopter, kapal laut, kapal selam, personel perorangan atau kelompok, kendaraan darat, kendaraan pesisir atau silo. Beberapa pesawat strategis rudal didesain khusus untuk mengangkut beberapa jenis rudal tertentu saja. Kapal perang jenis battleship, battle cruiser atau jenis destroyer mengangkut beberapa jenis rudal dalam sistem senjatanya. Rudal dapat disimpan di gudang atau kanister selongsong dalam waktu yang lama hingga pada saatnya digunakan. Sistem peluncuran vertikal atau vertical launching system (VLS) adalah sistem untuk menempatkan dan menembakkan rudal di kapal permukaan dan kapal selam yang digunakan oleh banyak angkatan laut di seluruh dunia. Setiap sistem peluncuran vertikal terdiri dari sejumlah sel, yang dapat menampung satu atau lebih rudal siap tembak. Rudal dapat diluncurkan dalam beberapa tahap peluncuran hingga mengenai target. Mesin pendorong rudal dapat berupa mesin roket berbahan bakar padat maupun cair atau bermesin jet atau tanpa mesin hanya melaju berpandu, gliding. Jenis rudal terbaru adalah jenis rudal glide hipersonik, dengan jalur lintasan unik dan dapat menjangkau jarak yang jauh dengan kecepatan sangat tinggi.

Pemandu laser (laser guidance) digunakan militer untuk mengarahkan rudal ke sasaran. Penunjuk laser (laser designator) mengarahkan laser ke sasaran yang kemudian memantulkan radiasi laser ke segala arah. Rudal menggunakan radiasi tersebut untuk mengarahkan dirinya ke sasaran. Rudal dengan pemandu laser dapat diluncurkan ke sasaran dari balik lengkungan Bumi, misalnya dari kapal perang atau unit artileri yang diletakkan jauh di belakang garis depan. Kaum Bumi datar menjadikan hal tersebut sebagai “bukti” Bumi datar karena tidak mungkin kapal atau artileri tersebut mengarahkan laser ke sasaran. Mereka salah. Penunjuk laser (laser designator) tidak perlu unit yang meluncurkan rudal, tetapi bisa saja unit lain yang berada di dekat sasaran, seperti infantri, pesawat, atau drone.

Perkembangan peluru kendali dan roket modern

sunting

Pasar roket dan rudal telah tersegmentasi berdasarkan kecepatan, produk, mekanisme panduan, platform, dan wilayah. Berdasarkan kecepatannya, ia diklasifikasikan menjadi subsonik, supersonik, dan hipersonik. Berdasarkan produk, pasar telah tersegmentasi menjadi rudal jelajah, rudal balistik, roket, dan torpedo. Melalui mekanisme panduan, pasar terbagi menjadi pasar terbimbing dan tidak terarah. Berdasarkan platform, pasar telah diklasifikasikan menjadi darat, udara, dan laut. Pasar dianalisis berdasarkan empat wilayah, yaitu Amerika Utara, Eropa, Asia-Pasifik, dan LAMEA (Latin America, Middle East and Africa).

Pemain kunci yang diprofilkan dalam laporan pasar roket dan rudal ini termasuk BAE Systems Plc., Elbit Systems Ltd., Israel Aerospace Industries Ltd. (IAI), Kongsberg Gruppen, LIG Nex1, Lockheed Martin Corporation, Northrop Grumman Corporation, Raytheon Technologies Corporation, Saab AB , Grup Thales, dan Perusahaan Boeing. Badan riset pertahanan tersebut telah mengembangkan berbagai lenis roket dan peluru kendali beserta komponenya (panduan seeker head, hulu ledak, aktuator sirip, motor roket) juga perlengkapan pendukung (sistem radar, data link) sesuai dengan perkembangan teknologi dan didukung pemerintah. Sistem peluru kendali berubah mengikuti perkembangan teknologi.

Pemerintah negara-negara seperti Rusia, Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan negara-negara lain meningkatkan investasi pada angkatan bersenjata untuk membangun dominasi di medan perang. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), total pengeluaran militer global meningkat menjadi $1981 miliar pada tahun 2020, meningkat 2,6 persen dari tahun 2019. Selain itu, meningkatnya aktivitas teroris dan aktivitas sipil di beberapa kawasan serta meningkatnya konflik internasional memaksa negara-negara untuk meningkatkan kekuatan militer mereka melalui kemajuan dalam kemampuan senjata, yang meningkatkan permintaan akan rudal dan roket yang dipandu sendiri.

Selain itu, pemerintah negara-negara maju dan berkembang seperti India, Tiongkok, Rusia, AS, dan negara-negara lain mengeluarkan dana besar-besaran untuk program modernisasi militer guna meningkatkan daya tembak dan meningkatkan kemampuan senjata dan pengawasan mereka. Misalnya, pada bulan Oktober 2021, Badan Materiel Pertahanan Norwegia (FMA) menandatangani kontrak dengan Kongsberg Gruppen untuk memesan rudal serangan angkatan laut (NSM) dan perpanjangan umur inventaris NSM yang ada. Selain itu, pada Oktober 2021, Badan Materi Pertahanan Norwegia (NDMA) menandatangani kontrak pemesanan Joint Strike Missile (JSM) untuk armada pesawat tempur F-35A Lightning II Norwegia. Selain itu, pada bulan Maret 2021, Angkatan Darat A.S. menandatangani kontrak senilai $1,12 miliar dengan Lockheed Martin Corporation untuk produksi roket Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) Lot 16 dan peralatan terkait. Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan peluang bagi pasar roket dan rudal selama periode perkiraan.

Selain itu, peningkatan program angkatan bersenjata oleh negara-negara besar berdampak pada peningkatan penggunaan sistem rudal dan roket, yang diharapkan dapat melengkapi pertumbuhan pasar roket dan rudal. Pada November 2021, Angkatan Darat A.S. mengadakan kolaborasi dengan Lockheed Martin Corporation untuk program PAC-3. Di bawah program ini, dua rudal PAC-3 MSE berhasil terlibat dengan Sistem Komando Pertempuran Udara dan Pertahanan Rudal Terpadu (IBCS) Angkatan Darat A.S. Oleh karena itu, peningkatan investasi dalam pengembangan rudal dan roket oleh negara-negara besar diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pasar selama periode perkiraan.

Rudal hipersonik adalah sistem senjata yang bergerak setidaknya lima kali kecepatan suara (kira-kira 3.836 mph), yaitu sekitar 1 mil per detik dan bersifat aerodinamis. Fleksibilitas rudal hipersonik membedakannya dari balistik jarak menengah, yang mempertahankan jalur tetap atau jalur balistik. Jadi, berbeda dengan rudal balistik, rudal hipersonik dapat diarahkan ke tujuan yang ditentukan dan tidak mengikuti kurva parabola. Kemajuan dalam sistem rudal hipersonik menjadikannya lebih menarik daripada rudal balistik. Selain itu, karena fitur-fitur ini, banyak negara mulai mengembangkan dan mengadopsi sistem rudal hipersonik, yang diharapkan dapat menciptakan peluang bagi pelaku pasar untuk mengembangkan sistem rudal hipersonik atau supersonik. Misalnya, pada bulan April 2022, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia membentuk aliansi keamanan. AUKUS mengumumkan dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata DPR mengenai anggaran pertahanan tahun fiskal 2023, bahwa mereka akan mengembangkan rudal hipersonik.

Selain itu, perkembangan baru untuk meningkatkan kemampuan rudal hipersonik yang dilakukan oleh beberapa pusat penelitian mendorong penerapan sistem rudal hipersonik di berbagai negara. Misalnya, pada bulan April 2022, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang akan membantunya dalam membangun rudal hipersonik yang bisa menjadi terobosan besar dalam program hipersonik Amerika. Sistem AI NASA mampu mengoptimalkan rudal untuk jangkauan dan kehancuran maksimum. Dengan demikian, kemajuan dan pengembangan sistem rudal hipersonik diharapkan dapat melengkapi pertumbuhan pasar roket dan rudal selama periode perkiraan.

Jenis peluru kendali

sunting

Peluru kendali balistik

sunting
 
LGM-30 Minuteman, rudal balistik berhulu ledak nuklir AS.

Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang memakai lintasan trayektori yang ditentukan oleh balistik dalam sistem pengirimannya. Peluru kendali ini hanya dikendalikan dalam masa peluncuran saja. Peluru kendali balistik yang pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman pada 1930-an dan 1940-an atas instruksi dari Walter Dornberger. Peluru kendali balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap seperti silo rudal, kendaraan peluncur, pesawat, kapal atau kapal selam. Tahap peluncuran dapat berlangsung dari puluhan detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai dengan tiga tingkat roket. Trayektori rudal balistik terdiri dari tiga tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas dan fase memasuki kembali atmosfer Bumi.

Peluru kendali jelajah

sunting

Peluru kendali jelajah adalah peluru kendali yang memakai sayap dan menggunakan jet sebagai tenaga penggerak. Peluru kendali jelajah intinya adalah bom terbang. Peluru kendali jelajah dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional dalam jumlah besar atau nuklir dan dapat menjangkau ratusan mil dengan tingkat akurasi tinggi. Peluru kendali jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau di atas subsonik, menggunakan sistem kendali otomatis dan terbang pada ketinggian rendah untuk menghindari radar. Rudal jelajah pertama yang dikembangkan adalah Kettering Bug yang dikembangkan oleh Amerika Serikat pada 1917 untuk digunakan dalam Perang Dunia I. Rudal ini terbang lurus untuk waktu yang telah ditentukan sebelumnya kemudian sayapnya akan dilepaskan untuk kemudian badan rudal yang mengandung hulu ledak jatuh menghujam tanah. Rudal ini tidak pernah digunakan dalam perang karena Perang Dunia I selesai sebelum rudal ini dapat digunakan. Rudal jenis ini yang terkenal antara lain adalah BGM-109 Tomahawk AS yang dapat mencapai jangkauan 1.100 km.

Peluru kendali anti-kapal

sunting
 
Sebuah RGM 84 Harpoon ditembakkan dari fregat USS Badger (FF-1071).

Peluru kendali anti-kapal adalah rudal yang fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan kapal permukaan. Kebanyakan rudal anti-kapal menggunakan sistem pemandu inersial dan pemandu radar aktif. Rudal anti-kapal adalah salah satu dari sekian rudal jarak pendek yang digunakan dalam Perang Dunia II. Jerman menggunakannya untuk menenggalamkan banyak kapal sekutu sebelum pihak sekutu menemukan cara untuk mengatasinya (prinsipnya dengan radio jamming). Rudal anti-kapal dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, pesawat, helikopter dan kendaraan darat. Rudal anti-kapal yang terkenal dalam sejarah adalah rudal Jerman, Fritz X dan Henschel Hs 293.

Contoh peluru kendali anti kapal:

  • Boeing Harpoon (USA) - hulu ledak 221 kg, 93–315 km range depending on platform
  • C-802/YJ-82 CSS-N-8 'Saccade' (China) - hulu ledak 165 kg, jangkauan 500+ km
  • Exocet (France) - hulu ledak 165 kg, jangkauan 70–180 km
  • RBS-15 (Sweden) - hulu ledak 200 kg, jangkauan 200 km
  • Sea Eagle (UK) - hulu ledak 230 kg, jangkauan 110+ km
  • Kh-35 (Rusia) - hulu ledak 145 kg, jangkauan 130 km

Peluru kendali darat ke udara

sunting
 
RIM-116 Rolling Airframe Missile Launcher.

Peluru kendali darat ke udara adalah peluru kendali yang diluncurkan dari darat untuk menghancurkan pesawat. Istilah terkenal untuk rudal jenis ini adalah SAM yang merupakan singkatan dari rudal darat ke udara dalam bahasa Inggris yaitu suface-to-air missile. Rudal darat ke udara dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur. SAM terkecil yang dikembangkan oleh Uni Soviet dapat dibawa dan diluncurkan oleh seorang tentara. SAM juga dapat diluncurkan dari kapal, contoh dari jenis ini adalah Aegis.

Sistem pertahanan udara portabel (MANPADS atau MPADS) adalah satu jenis dari sekian jenis rudal darat-ke-udara portabel. MANPADS adalah senjata dipandu dan merupakan ancaman bagi terbang rendah pesawat, terutama helikopter.

Rudalnya sekitar 15 hingga 18 m (49 hingga 59 ft) panjangnya dan bobot sekitar 17 hingga 18 kg (37 hingga 40 pon), tergantung modelnya. MANPADS umumnya memiliki jangkauan deteksi target sekitar 10 km (6 mi) dan jangkauan tembak sekitar 6 km (4 mi), jadi pesawat terbang di ketinggian 6.100 meter (20.000 ft) atau lebih tinggi relatif aman.[5]

Akronim MANPADS (MAN-Portable Air-Defense System) umumnya dikira memiliki bentuk tunggal "MANPAD" - ini tidak benar, karena bahkan unit tunggal masih merupakan sistem dan akan memiliki S dalam akronim.

Peluru kendali udara ke udara

sunting

Peluru kendali udara ke udara adalah rudal yang dipasang di pesawat terbang dengan target menghancurkan pesawat musuh. Rudal udara ke udara yang terkenal antara lain adalah AIM-9 Sidewinder buatan Amerika Serikat. Rudal jenis ini dapat mendeteksi target dengan menggunakan pelacak radar, inframerah atau laser. Rudal udara ke udara umumnya berbentuk panjang, silinder tipis untuk mengurangi efek gesekan pada kecepatan tinggi. Rudal ini umumnya digerakkan oleh satu atau lebih roket berbahan bakar padat atau cair. MBDA Meteor buatan Britania Raya menggunakan ramjet dan dapat mencapai kecepatan Mach 4.

Peluru kendali anti-tank

sunting

Peluru kendali anti-tank adalah rudal yang fungsi utamanya untuk menghancurkan tank atau kendaraan lapis baja lainnya. Rudal anti-tank generasi pertama seperti AG-3 Sagger dikendalikan dengan menggunakan joystick. Rudal anti-tank generasi kedua seperti BGM-71 TOW dan AGM-114 Hellfire menggunakan radio, penanda laser atau kamera di ujung rudal. Rudal anti-tank generasi ketiga seperti FGM-148 Javelin buatan AS dan Nag buatan India adalah dari jenis "tembak dan lupakan". Nag menggunakan pelacak inframerah serta gelombang milimeter.

Peluru kendali anti-balistik

sunting
 
Sebuah MIM-104 Patriot ditembakkan dari kendaraan peluncur.

Peluru kendali anti-balistik adalah peluru kendali dengan fungsi utama untuk menyergap dan menghancurkan peluru kendali balistik lawan. Rudal anti-balistik jarak pendek antara lain Arrow buatan Israel dan MIM-104 Patriot buatan AS. Sedangkan rudal anti-balistik yang dirancang untuk melawan ICBM sebelumnya hanya ada dua yaitu Safeguard AS yang menggunakan LIM-49A Spartan dan Sprint serta A-35 Rusia. A-35 kemudian dikembangkan menjadi A-135 yang menggunakan Gorgon dan Gazelle. Amerika Serikat kemudian mengembangkan Ground-Based Midcourse Defense. Selain itu, Amerika juga memiliki sistem pertahanan peluru kendali balistik Aegis yang dipasang pada kapal perusak kelas Arleigh Burke dan kapal penjelajah kelas Ticonderoga.

Peluru kendali anti-satelit

sunting

Peluru kendali anti-satelit adalah rudal yang memiliki fungsi untuk menghancurkan satelit buatan musuh. Rudal jenis ini antara lain adalah Anti-satellite weapons (ASAT) yang diluncurkan dari pesawat. Rudal jenis ini relatif masih dalam tahap pengembangan.

Joint Direct Attack Munition (id:Munisi Serangan Langsung Gabungan)

sunting

JDAM adalah perlengkapan pemandu yang mengubah bom gravitasi tak berpandu, atau "dumb bomb", menjadi mesiu "pandai" di segala cuaca. Perlengkapan JDAM bom adalah digunakan untuk memandu pada target dengan suatu sistem pemandu inersial terintegrasi yang dipasangkan sebuah penerima Global Positioning System (GPS) untuk menambah akurasi, memberikan daerah peluncuran lebih dari 15 nautikal mil (28 km) dari titik peluncuran.

Varian JDAM:

Torpedo

sunting
 
VA-111 Shkval. Kecepatan torpedo ini dapat mencapai 200 knots (370 km/h).
 
Senjata roket anti kapal selam UUM-44 SUBROC. Peluru kendali ini diluncurkan oleh kapal selam dari dalam laut.

Torpedo adalah proyektil berpenggerak sendiri yang diluncurkan dari atas permukaan atau di bawah permukaan air yang kemudian meluncur di bawah permukaan air, dirancang untuk meledak pada kontak atau jarak tertentu dengan target. Torpedo dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, helikopter, pesawat dan ranjau laut. Beberapa contoh torpedo modern antara lain MK 48 AS yang diluncurkan dari tabung torpedo kapal selam dan menggunakan sonar pasif atau aktif, serta VA-111 Shkval buatan Rusia yang menggunakan efek superkavitasi dapat mencapai kecepatan 200 knot atau 370 km/jam.

Pemandu peluru kendali

sunting

Pemandu radar

sunting

Sistem pemandu radar umumnya digunakan untuk rudal jarak menengah atau jauh dimana sinyal inframerah target umumnya terlalu lemah untuk dilacak detektor inframerah. Ada dua macam rudal berpandu radar yaitu aktif dan semi-aktif. Rudal dengan sistem pemandu radar aktif mempunyai sistem radarnya sendiri untuk mendeteksi dan melacak targetnya. Tetapi ukuran dari antena radar dibatasi oleh diameter rudal yang kecil sehingga membatasi jangkauan deteksi rudal. Untuk mengatasi hal tersebut, rudal harus memiliki cara lain (umumnya sistem pemandu inersial) untuk mendekati target sebelum mengaktifkan radarnya. Rudal berpandu radar semi-aktif adalah lebih umum. Rudal jenis ini mendeteksi energi radar yang dipancarkan dari target. Sinyal radar dipancarkan oleh pesawat penembak. Dengan ini berarti pesawat penembak harus menjaga penguncian target sampai dapat dijangkau rudal, sehingga membatasi daya manuver pesawat penembak yang dapat membahayakan pesawat yang menjadi rentan terhadap ancaman musuh. Rudal jenis ini juga lebih mudah dikacaukan (jamming) karena jarak pesawat penembak ke target lebih jauh dibandingkan jarak target ke rudal. Rudal berpandu radar dapat diatasi dengan manuver terus menerus yang mengakibatkan penguncian yang terhenti, menyebarkan chaff atau menggunakan electronic counter-measures.

Pemandu inframerah

sunting

Sistem pemandu inframerah akan melacak panas yang dihasilkan pesawat musuh. Detektor inframerah pada awalnya memiliki tingkat sensitivitas rendah sehingga hanya bisa melacak panas yang dihasilkan saluran pembuangan pesawat. Ini berarti pesawat penyerang harus bermanuver untuk dapat menembakkan rudal ketika berada di belakang pesawat musuh. Sinyal inframerah yang melemah ketika jarak makin menjauh juga menjadi kendala sistem lama. Rudal berpandu inframerah modern dapat mendeteksi panas dari bagian manapun dari pesawat musuh yang menjadi panas oleh adanya gesekan dengan udara. Hal ini membuat pesawat penembak tidak perlu bermanuver untuk mencari posisi di belakang pesawat musuh sebelum dapat melepaskan tembakan. Walaupun demikian hal ini tetap dapat memperbesar kemungkinan mengenai target. Untuk mengatasi rudal jenis ini, digunakan suar yang lebih panas dari pesawat sendiri sehingga rudal akan melacak panas yang lebih tinggi tersebut. Penelitian terkini mengembangkan alat laser yang dapat menghancurkan sistem pemandu inframerah di rudal. Rudal modern seperti ASRAAM menggunakan pencitraan inframerah sehingga rudal dapat “melihat” target (seperti sebuah kamera video digital) dan dapat membedakan antara pesawat dengan sumber panas seperti suar. Sistem ini juga memiliki sudut lebar sehingga pesawat penyerang tidak perlu harus berada dalam garis lurus dengan target untuk dapat dikunci. Pilot hanya perlu menggunakan helmet mounted sight (HMS) dan kemudian “melihat” targetnya sebelum melepaskan tembakan. Su-27 Rusia dilengkapi dengan sebuah sistem pencari dan pelacak inframerah dilengkapi dengan laser pengukur jarak untuk sistem HMS-nya. Untuk dapat bermanuver dari sudut tembak yang kurang memadai pada jarak pendek untuk mencari targetnya, rudal udara ke udara dilengkapi dengan pendorong vektor yang memungkinkan rudal untuk berputar arah.

Elektro-optikal

sunting

Elektro-optikal adalah sistem pemandu terbaru dalam pemandu rudal. Salah satu rudal yang memakai pemandu elektro-optikal adalah Python-5 Israel.

Pemandu laser

sunting
 
Rudal Hellfire bergerak dengan pemandu laser semi aktif. Roket ini dapat ditembakkan dari berbagai pelantar udara, laut dan darat. Rudal dapat mencari target secara mendiri (autonomous), atau sasaran sudah ditentukan dengan penanda remote laser. Hellfire dilengkapi three–axis inertial measurement unit, memungkinkan rudal menyerang sasaran dari samping dan dari sisi belakang.
 
Rudal MBDA Brimstone dengan sistem panduan guidance 94 GHz millimetric wave Active radar homing dan INS autopilot, dual-mode adds laser guidance dengan akurasi CEP 1m, di atas 90 persen. Brimstone Dual-Mode, rudal baru dapat dipandu dengan laser dan gelombang milimeter; pilot dapat memilih salah satu mode atau keduanya secara bersamaan. Panduan laser memungkinkan sasaran musuh dipilih, radar mmW memastikan akurasi terhadap target yang bergerak.

Pemandu laser (bahasa Inggris:laser guidance) adalah sebuah teknik sistem pemandu peluru kendali yang menggunakan laser untuk memandu sebuah peluru kendali. Beberapa sistem pemandu laser pada dasarnya menggunakan sistem pemandu beam-riding, tetapi kebanyakan menggunakan sistem yang menyerupai semi-active radar homing (SARH). Teknik ini disebut dengan SALH (Semi-Active Laser Homing). Dengan teknik ini, laser ditembakkan ke target, laser kemudian akan memantul dari target ke segala arah. Rudal atau bom yang diluncurkan dari suatu tempat di dekat target sehingga pantulan laser akan mencapai rudal atau bom tersebut. Sistem pelacak laser di rudal atau bom kemudian akan menyesuaikan arahnya sesuai dengan arah pantulan laser tersebut. Selama laser terus ditembakkan ke target, rudal atau bom akan menghantam target dengan akurat.

Beberapa kendaraan militer terbaru menggunakan cat khusus yang menyerap energi laser sehingga akan menyulitkan rudal atau bom berpandu laser untuk mengenainya.

Fire-and-forget

sunting

Fire-and-forget[6][7] adalah jenis panduan rudal yang tidak memerlukan panduan lebih lanjut setelah peluncuran tembakan, seperti iluminasi target atau panduan kawat, dan dapat mengenai target tanpa berada di garis pandang dari target. sistem ini adalah perlengkapan penting yang perlu dimiliki oleh senjata berpandu, karena seseorang atau kendaraan yang berada di dekat target untuk memandu rudal misalnya laser designator rentan terhadap dampak serangan dan gangguan selama dan setelah serangan sehingga tidak dapat melakukan tugas-tugas lain berikutnya.

Secara umum, informasi tentang target tembakan diprogram ke dalam rudal beberapa saat sebelum diluncurkan. Program ini dapat mencakup koordinat, pengukuran radar (termasuk kecepatan), atau gambar inframerah target. Setelah ditembakkan, rudal memandu dirinya sendiri dengan kombinasi giroskop dan akselerometer, GPS, pelacak radar aktif, dan optik lacak inframerah. Beberapa sistem menawarkan opsi input lanjutan dari platform peluncuran fire and forget. Sistem panduan ini lebih mirip pada pada drome quadcopter remote kontrol WIFI GPS mode follow me yang secara otomatis drone terbang mengikuti pemiliknya atau mode return to home (RTH). Drone quad ini populer pada tahun 2010 an.

Rudal berpandu anti-tank (ATGM) diarahkan ke target dengan berbagai cara, seperti perintah semi-otomatis untuk saling berhadapan (semi-automatic command to line of sight / SACLOS) dan perintah manual untuk saling berhadapan (manual command to line of sight / MCLOS). Designator laser / range finder juga digunakan untuk menunjuk target sasaran rudal.

Angkatan Bersenjata Rudal Strategis

sunting

Angkatan Bersenjata Rudal Strategis (Strategic forces) merupakan cabang dari Angkatan Bersenjata selain angkatan bersenjata udara, darat maupun laut atau cabang dari angkatan bersenjata tersebut dari suatu negara yang bertugas melakukan pengoperasian rudal peluru kendali atau roket terutama rudal-rudal balistik antarbenua (ICBM).

Pasukan tersebut dipersiapkan untuk sewaktu-waktu melakukan penyerangan langsung terhadap fasilitas nuklir musuh atau fasilitas vital militer lawan sebelum musuh mengerahkan kekuatan paling membahayakannya. Mereka juga dilengkapi perlengkapan untuk mendukung tugas mereka seperti pesawat pembom strategis, pesawat AWACS, kendaraan peluncur rudal, situs pusat peluncuran rudal, fasilitas penelitian dan pengembangan, radar pelacak dan pemantau, kapal permukaan dan kapal selam berbasis rudal balistik serta satelit pengintai dan komunikasi untuk mendukung operasi militer rudal mereka.[8]

Mereka juga membentuk suatu komendo strategis gabungan ketiga matra artinya gabungan kekuatan pemukul strategis rudal dari matra darat, udara, dan laut yang bertanggung jawab langsung pada seorang Panglima Komando atau Pemimpin Komando. Beberap negara telah memiliki Angkatan Bersenjata Rudal Strategis, contohnya adalah: Aerospace Force of the Islamic Revolutionary Guard Corps Iran, Angkatan Strategis Tentara Rakyat Korea dari Korea Utara, Angkatan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China, Royal Saudi Strategic Missile Force Arab Saudi, Strategic Forces Command India, Strategic Missile Forces Rusia, United States Strategic Command Amerika Serikat.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ http://www.aerospaceweb.org/question/weapons/q0158.shtml
  2. ^ https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214914714000683
  3. ^ https://www.thedrive.com/the-war-zone/31350/russia-built-a-nato-spec-identification-friend-or-foe-system-for-turkeys-s-400-batteries
  4. ^ Designations of Soviet and Russian Military Aircraft and Missiles http://www.designation-systems.net/non-us/soviet.html#_Listings_SSC Copyright © 2005-2008 Andreas Parsch and Aleksey V. Martynov
  5. ^ Marvin B. Schaffer, "Concerns About Terrorists With Manportable SAMS", RAND Corporation Reports, October 1993, quoted in CRS RL31741
  6. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29. 
  7. ^ "Fire and Forget : The Proliferation of Man-portable Air Defence Systems in Syria" (PDF). Smallarmssurvey.org. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-11-24. Diakses tanggal 12 August 2019. 
  8. ^ https://www.airspace-review.com/2020/03/05/ketika-pasukan-rudal-strategis-rusia-menggelar-kontes-kecantikan-militer/

Pranala luar

sunting