Resonansi magnet inti

Resonansi magnet inti (RMI) adalah sebuah fenomena fisika yang ditunjukkan oleh nukleus (inti) yang berada dalam sebuah medan magnet menyerap dan memancarkan kembali radiasi elektromagnetik. Energi ini berada di frekuensi resonansi tertentu, yang bergantung pada kekuatan medan magnet dan sifat kemagnetan dari isotop atom tersebut. Dalam penerapan praktiknya, frekuensi tersebut serupa dengan frekuensi siaran televisi VHF dan UHF (60-1000 MHz). RMI memungkinkan dilakukannya penelitian terhadap kandungan magnetik mekanika kuantum khusus dari sebuah inti atom.

Spektrometer resonansi magnet inti Bruker 400 MHz

Semua isotop yang mengandung proton dan/atau neutron ganjil (lihat Isotop) memiliki momen magnetik dan momentum sudut intrinsik, dengan kata lain sebuah spin tidak nol, ketika semua nuklida dengan angka genap pada keduanya memiliki total spin nol. Inti yang paling sering dipelajari adalah 1H dan 13C, walaupun inti dari banyak unsur lainnya (misal 2H, 6Li, 10B, 11B, 14N, 15N, 17O, 19F, 23Na, 29Si, 31P, 35Cl, 113Cd, 129Xe, 195Pt) telah dipelajari pula pada spektroskopi NMR medan-tinggi.

Banyak teknik-teknik ilmiah memanfaatkan fenomena RMI untuk mempelajari fisika molekular, kristal, dan material non-kristal melalui spektroskopi resonansi magnet inti. RMI juga biasa digunakan dalam teknik pencitraan dalam dunia kesehatan, misalnya dalam MRI (Pencitraan resonansi magnetik).

Sejarah

sunting
 
Peralatan RMI di US National Bureau of Standards (sekarang Institut Nasional Standar dan Teknologi), Arlington, VA pada tahun 1957.

Resonansi magnet inti pertama kali dijelaskan dan diukur pada berkas molekul oleh Isidor Isaac Rabi pada tahun 1938,[1] dengan melanjutkan penelitian Stern–Gerlach, dan pada tahun 1944, Rabi dianugerahi Penghargaan Nobel bidang Fisika atas karyanya.[2] Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Edward Mills Purcell memperluas teknik ini untuk digunakan pada cairan dan padatan, yang karenanya mereka meraih Penghargaan Nobel bidang Fisika pada tahun 1952.[3][4]

Russell H. Varian mengarsipkan U.S. Patent 2.561.490 "Metode dan pengertian terhadap korelasi sifat inti terhadap atom dan medan magnetik", pada 24 Juli 1951. Varian Associates mengembangkan perangkat NMR pertama yang disebut NMR HR-30 pada tahun 1952.[5]

Rabi, Bloch, dan Purcell mengamati bahwa inti magnetik, seperti 1H dan 31P, dapat menyerap energi RF ketika ditempatkan pada sebuah medan magnet dan RF adalah frekuensi spesifik terhadap identitas inti tersebut. Ketika penyerapan terjadi, inti dideskripsikan berada dalam resonansi. Inti atom yang berbeda di dalam sebuah molekul akan beresonansi pada frekuensi (radio) yang berbeda pada kekuatan medan magnet yang sama. Observasi frekuensi resonansi magnet tersebut pada inti yang berada pada molekul memberikan pengguna berpengalaman untuk menemukan bahan kimia penting dan informasi struktural tentang molekul.

Perkembangan NMR sebagai suatu teknik dalam kimia analitik dan biokimia sejajar dengan majunya perkembangan teknologi elektromagnetik dan elektronik serta diperkenalkannya hal tersebut pada penggunaan sipil.

Spektroskopi RMI

sunting

Spektroskopi RMI adalah salah satu teknik utama yang digunakan untuk memperoleh informasi fisik, kimia, elektronik dan struktural tentang molekul baik akibat pergeseran kimia, efek Zeeman, atau efek pergeseran Knight, atau kombinasi keduanya, pada frekuensi resonansi inti yang terdapat dalam sampel. Spektroskopi RMI adalah teknik yang kuat yang dapat memberikan informasi rinci tentang topologi, dinamika dan struktur molekul tiga-dimensi dalam bentuk larutan dan padat. Dengan demikian, informasi struktural dan dinamika dapat diperoleh (dengan atau tanpa "magic angle" spinning (MAS)) dari studi RMI pada inti kuadrupolar (yaitu, inti dengan spin S > 12) walau dalam kehadiran interaksi pelebaran "dipol-dipol" magnetik (atau sederhananya, pelebaran dwipolar) yang selalu jauh lebih kecil daripada kekuatan interaksi kuadrupolar karena merupakan efek magnet vs interaksi listrik.

Informasi struktural dan kimia tambahan dapat diperoleh dengan melakukan eksperimen RMI kuantum-ganda untuk inti kuadrupolar seperti 2H. Dan juga, resonansi magnet inti adalah salah satu teknik yang telah digunakan untuk merancang automata kuantum, dan juga membangun komputer kuantum dasar.[6][7]

Referensi

sunting
  1. ^ Rabi, I.I.; Zacharias, J.R.; Millman, S. & Kusch, P. (1938). "A New Method of Measuring Nuclear Magnetic Moment". Physical Review. 53 (4): 318–327. Bibcode:1938PhRv...53..318R. doi:10.1103/PhysRev.53.318. 
  2. ^ Biografi I. Rabi pada Nobelprize.org
  3. ^ Filler, Aaron (2009). "The History, Development and Impact of Computed Imaging in Neurological Diagnosis and Neurosurgery: CT, MRI, and DTI". Nature Precedings. doi:10.1038/npre.2009.3267.5. 
  4. ^ Penghargaan Nobel bidang Fisika 1952 pada Nobelprize.org
  5. ^ "TFrom X-rays to DNA: How Engineering Drives Biology". 15 November 2013: 161–162. ISBN 9780262019774. 
  6. ^ Quantum automaton and quantum computation Diarsipkan 2010-01-17 di Wayback Machine. (lihat pula referensi di dalamnya)
  7. ^ Vandersypen, Lieven M. K.; Steffen, Matthias; Breyta, Gregory; Yannoni, Costantino S.; Sherwood, Mark H.; Chuang, Isaac L. (2001). "Experimental realization of Shor's quantum factoring algorithm using nuclear magnetic resonance". Nature. 414 (6866): 883–887. arXiv:quant-ph/0112176 . Bibcode:2001Natur.414..883V. doi:10.1038/414883a. PMID 11780055. 

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting

Tutorial

sunting

Animasi dan simulasi

sunting