Lompat ke isi

Informasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Informasi yang dinyatakan dalam kode ASCII untuk kata "Wikipedia"

Informasi[1] atau embaran[2] adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang memengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda.[3] Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.[4] Informasi telah digunakan untuk seluruh segi kehidupan manusia secara individual, kelompok maupun organisasi. Pada tingkat individu, informasi digunakan untuk pengetahuan tentang pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan maupun jenis produk atau jasa.[5] Kegunaan informasi ditentukan oleh tujuan pengguna, ketelitian pengolahan data, ruang dan waktu serta bentuk dan keadaan semantik.[6]

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”.[7]

Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Para Yunani kuno kata untuk form adalah μορφή (morphe; cf. morph) dan juga εἶδος (eidos) "ide, bentuk, set", kata yang terakhir ini biasa digunakan dalam pengertian teknis filosofis oleh Plato (dan kemudian Aristoteles) untuk menunjukkan identitas yang ideal atau esensi dari sesuatu (lihat Teori bentuk). "Eidos" juga dapat dikaitkan dengan pikiran, proposisi atau bahkan konsep.

Namun, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, Persepsi, Stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental.

Dalam beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta sering kali dinamakan informasi statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi dan alirannya.

Informasi adalah data yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai contoh, dokumen berbentuk spreadsheet (semisal dari Microsoft Excel) sering kali digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada di dalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan bentuk informasi, sementara angka-angka di dalamnya merupakan data yang telah diberi konteks sehingga menjadi punya makna dan manfaat.

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang (Sutanta, 2011). Informasi adalah data yang telah di rangkum atau di manipulasi dalam bentuk lain untuk tujuan pengambilan keputusan (William, 2007).

Sedangkan menurut (Fajri, 2014) informasi dapat diartikan suatu data yang telah diproses dan diubah menjadi konteks yang berarti sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya dan biasa digunakan untuk pengambilan keputusan.

Banyak orang menggunakan istilah "era informasi", "masyarakat informasi," dan teknologi informasi, dalam bidang ilmu informasi dan ilmu komputer yang sering disorot, namun kata "informasi" sering dipakai tanpa pertimbangan yang cermat mengenai berbagai arti yang dimilikinya.

Ciri-ciri

[sunting | sunting sumber]

Informasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Benar atau salah, dalam hal ini informasi berhubungan dengan kebenaran atau kesalahan terhadap kenyataan.

b. Baru, informasi harus benar-benar baru bagi si penerima.

c. Tambahan, informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

d. Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

e. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Informasi bersumber dari data. Data merupakan hasil pengolahan model, bentuk, atau organisasi tertentu. Nilai yang terkandung di dalam data digunakan untuk menambah pengetahuan. Data merupakan objek, sedangkan informasi menjadi subjek yang bermanfaat bagi penerimanya.[8]

Berdasarkan persyaratan yang diperlukan

[sunting | sunting sumber]

Informasi yang tepercaya

[sunting | sunting sumber]

Dalam manajemen, suatu informasi harus dapat dipercaya. Tingkat kepercayaan informasi memberi dampak pada hasil keputusan yang diambil. Apabila informasi yang diterima oleh pengelola merupakan informasi yang benar maka keputusan yang diambil dapat tepat dan optimal. Tingkat kepercayaan informasi dapat didasarkan kepada sifat dari individu yang menjadi narasumber. Informasi yang tepercaya berasal dari individu yang memiliki sifat jujur dalam menyampaikan data.[9]

Informasi yang tepat waktu

[sunting | sunting sumber]

Informasi yang tepat waktu merupakan informasi yang telah tersedia ketika dibutuhkan. Tingkat ketepatan waktu bagi pengelola informasi dapat berbeda-beda. Perbedaan terletak dari tingkat kebutuhan pengelola informasi terhadap keberadaan informasi dalam tenggat waktu tertentu.[9]

Informasi yang bernilai

[sunting | sunting sumber]

Informasi yang bernilai ialah informasi yang berharga dan memberi manfaat dalam suatu pengambilan keputusan. Suatu keputusan yang berharga, yaitu keputusan yang diperoleh dari pilihan-pilihan yang memiliki risiko paling kecil. Manfaat bagi suatu pengambilan keputusan sangat ditentukan oleh nilai informasi.[10]

Berdasarkan dimensi waktu

[sunting | sunting sumber]

Informasi masa lalu

[sunting | sunting sumber]

Informasi masa lalu merupakan informasi yang membahas mengenai peristiwa yang telah berlalu. Penggunaan informasi masa lalu sangat jarang, tetapi tetap diperlukan sewaktu-waktu. Penyimpanan informasi masa lalu bersifat rapi dan teratur.[10]

Informasi masa kini

[sunting | sunting sumber]

Informasi masa kini merupakan informasi yang memiliki data bersifat aktual. Isi informasi berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada masa sekarang.[10]

Berdasarkan sasaran pengguna

[sunting | sunting sumber]

Informasi individual

[sunting | sunting sumber]

Informasi individual adalah informasi yang digunakan oleh pembuat keputusan dan kebijakan. Selain itu, informasi individu juga ditujukan kepada seseorang yang diharapkan dapat memberi tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.[10]

Informasi komunitas

[sunting | sunting sumber]

Informasi komunitas adalah informasi yang ditujukan kepada publik, organisasi, atau suatu kelompok tertentu di masyarakat. Sasaran pengguna informasi komunitas disesuaikan dengan tujuan dari penyampaian informasinya. Media yang digunakan untuk penyebaraan informasi komunitas dapat berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, poster, spanduk, pamflet, atau folder.[11]

Berdasarkan tujuan penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Berdasaran tujuan penggunaannya, informasi dibedakan menjadi:[12]

  1. Informasi pengumpulan data, merupakan informasi untuk menjawab pertanyaan melalui pengumpulan data.
  2. Informasi pengarahan perhatian, merupakan informasi yang menyelesaikan perilaku menyimpang.
  3. Informasi pemecahan masalah, merupakan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. Penggunaan informasi ini dilakukan pada pengambilan keputusan atau kebijakan yang belum pernah ada sebelumnya.

Nilai dari suatu informasi ditentukan oleh manfaat yang dihasilkannya dan biaya untuk mendapatkannya. Jika manfaat yang diperoleh dari informasi lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya, maka informasi tersebut dianggap berharga.[13] Jenis biaya yang digunakan dalam memperoleh informasi yaitu:[14]

  1. Biaya perangkat keras, merupakan biaya yang diperlukan untuk mekanisasi. Sifat biaya ini adalah tetap dan meningkat sesuai dengan kerumitan kegiatan pengumpulan data.
  2. Biaya analisis, merupakan biaya yang meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi
  3. Biaya lingkungan dan tempat, merupakan biaya yang dapat berubah sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.
  4. Biaya perubahan, merupakan biaya yang meliputi setiap jenis perubahan metode ke metode yang lain
  5. Biaya operasi, merupakan biaya yang digunakan untuk keperluan proses pengumpulan informasi. Penggunaan biaya untuk keperluan gaji pekerja, serta pemeliharaan fasilitas dan sistem informasi.

Informasi dalam konteks sistem informasi akan menjadi bernilai, semakin formal, dan ideal apabila didasarkan pada sepuluh sifat menurut Burch dan Strater (Davis, 1999: 58—59) berikut:

  1. Accesibility: sifat ini menunjukkan mudah dan cepatnya diperoleh keluaran informasi.
  2. Luas dan lengkapnya (comprehensiveness): sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai output informasinya.
  3. Ketelitian (accuracy): berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan pengeluaran informasi.
  4. Kecocokan (appropriateness): sifat ini menunjukkan seberapa jauh keluaran informasi berhubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus berhubungan dengan masalah.
  5. Ketepatan waktu (timeliness): berhubungan dengan waktu yang dilalui dan yang lebih pendek pada saat diperolehnya informasi.
  6. Kejelasan (clarify): atribut ini menunjukkan tingkat keluaran informasi dan bebas dari istilah-istilah yang tidak dipahami.
  7. Keluwesan (flexibility): sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi.
  8. Dapat dibuktikan (verifiability): atribut ini menunjukkan kemampuan beberapa pengguna informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
  9. Tidak ada prasangka (freedom from bias): sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
  10. Dapat diukur (quantifiable): sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan pada sistem informasi formal.

Menurut Zorkoczy (1988: 14), suatu informasi yang bermutu tinggi dapat membuat si penerima peka terhadap lingkungan sehingga mampu mengambil tindakan untuk mengatasi setiap perubahan situasi yang terjadi. Daya atau kemampuan yang dimiliki informasi ini tampak dalam kemampuannya membentuk gagasan, baik fisik maupun mental. Dalam kelanjutannya, informasi yang bermutu rendah dapat menimbulkan kesalahpahaman atau penyimpangan makna sebagai akibat suatu gangguan terhadap sumber informasi atau proses transmisi.[15]

Penyajian informasi harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pengujian keakuratan informasi umumnya dilakukan dengan menggunakan dua orang atau lebih yang memiliki keadaan yang berbeda. Jika hasil yang diperoleh sama, maka data dianggap akurat.[16]

Tepat waktu

[sunting | sunting sumber]

Informasi harus tersedia atau ada pada saat diperlukan. Penyediaan informasi tidak dapat ditunda waktunya.[16]

Informasi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan. Kesesuaian kebutuhan didasarkan pada penggunaan informasi tersebut. Informasi harus memenuhi kebutuhan setiap pengguna dengan tingkatan yang berbeda-beda.[17]

Penyajian informasi harus diberikan secara lengkap. Kelengkapan informasi berkaitan dengan keterangan waktu atau keterangan peristiwa.[16]

Efektifitas

[sunting | sunting sumber]

Penyajian informasi harus sesuai dengan kebutuhan pemakai guna mendukung suatu kegiatan. Selain itu, penyajian harus dilakukan dalam waktu yang tepat dengan bentuk yang tepat. Informasi harus dapat dipahami, menggunakan bentuk yang tetap dan tidak berubah-ubah dan memiliki isi secara lengkap yang sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.[16]

Efisiensi

[sunting | sunting sumber]

Informasi harus diperoleh dari sumber daya tertentu. Pemanfaatan sumber daya dilakukan secara optimal.[16]

Konfidensial

[sunting | sunting sumber]

Penyajian informasi yang diberikan harus mampu memperoleh perlindungan dari pihak yang berwenang. Perlindungan dimaksudkan untuk mencegah ancaman dari pihak yang tidak berwenang akibat adanya informasi yang dapat menyinggung pihak-pihak tertentu.[16]

Integritas

[sunting | sunting sumber]

Informasi yang diperoleh dari hasil pengolahan data harus diolah secara terpadu. Dalam pengolahan data, harus menyesuaikan dengan aturan-aturan yang berlaku.[16]

Ketersediaan

[sunting | sunting sumber]

Informasi harus tersedia kapan pun sehingga harus selalu ada saat diperlukan. Pengamanan terhadap sumber daya informasi harus selalu ada.[16]

Kepatuhan

[sunting | sunting sumber]

Informasi yang dihasilkan harus mengikuti peraturan, undang-undang atau peraturan pemerintah. Tiap informasi harus memiliki nilai tanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan bagi pihak yang memiliki informasi dan pihak yang menerima informasi.[16]

Kebenaran

[sunting | sunting sumber]

Penyajian informasi oleh sistem informasi harus dilakukan dengan benar. Sumber informasi harus berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Informasi yang benar ini kemudian dapat digunakan untuk pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan lainnya.[16]

Informasi diperoleh dari sikus pengolahan data dengan model pengolahan tertentu. Penerima informasi akan memperoleh hasil pengolahan data untuk menghasilkan keputusan dan melakukan tindakan baru. Tindakan ini kemudian menghasilkan data baru yang digunakan sebagai masukan bagi pembentukan informasi baru. Pembentukan informasi dari pengolahan data terjadi secara terus-menerus dan berulang.[18]

Sebagai masukan sensorik

[sunting | sunting sumber]

Sering kali informasi dipandang sebagai jenis input ke sebuah organisme atau sistem. Beberapa masukan penting untuk fungsi organisme (misalnya, makanan) atau sistem (energi) dengan sendirinya. Dalam bukunya Sensory Ecology, Dusenbery menyebutkan itu kausal input . input lainnya (informasi) yang penting hanya karena mereka berhubungan dengan kausal input dan dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya masukan kausal di lain waktu (atau mungkin tempat lain).

Beberapa informasi adalah penting karena asosiasi dengan informasi lain harus ada koneksi ke kausal input. Dalam praktiknya, informasi biasanya dilakukan oleh rangsangan yang lemah yang harus dideteksi oleh sistem sensorik yang khusus dan diperkuat oleh input energi sebelum mereka dapat berfungsi untuk organisme atau sistem. Misalnya, cahaya sering merupakan masukan kausal ke tanaman, tetapi memberikan informasi kepada hewan. Berwarna terang tercermin dari bunga terlalu lemah untuk melakukan banyak pekerjaan fotosintesis, tetapi sistem visual dari lebah mendeteksi dan sistem saraf lebah menggunakan informasi untuk memandu lebah kepada bunga, di mana lebah untuk menemukan nectar atau pollen, yang merupakan masukan kausal, melayani fungsi nutrisi.

Sebagai representasi dan kompleksitas

[sunting | sunting sumber]

Ilmu Kognitif dan terapkan matematika Ronaldo Vigo berpendapat bahwa informasi adalah sebuah konsep relatif yang melibatkan setidaknya dua entitas yang terkait dalam rangka masuk akal. Ini adalah: setiap kategori didefinisikan dimensi-objek S, dan setiap tindakan R. R, pada dasarnya, adalah representasi dari S, atau, dengan kata lain, membawa atau menyampaikan representasional (dan karenanya, konseptual) informasi tentang S. Vigo kemudian mendefinisikan jumlah informasi yang disampaikan R tentang S sebagai tingkat perubahan dalam kompleksitas dari S setiap kali objek dalam R dihapus dari S. bawah "informasi Vigo", pola, invarian, kompleksitas, representasi, dan lima-informasi dasar ilmu universal yang bersatu di bawah kerangka matematis baru.[19] dengan kata lain, kerangka kerja ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan informasi Shannon-Weaver ketika mencoba untuk mengkarakterisasi dan mengukur subjektif informasi.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kata "informasi" pernah dipadankan dengan "penerangan", contoh: Departemen Penerangan
  2. ^ "Arti kata embaran". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 17 Maret 2023. 
  3. ^ L. Floridi, Information - A Very Short Introduction (Oxford University Press) provides a short overview.
  4. ^ (Inggris) American Heritage Dictionary: Information
  5. ^ Hakim, Lukman (2019). Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Informasi Manajemen: Dilengkapi Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (PDF). Jambi: Timur Laut Aksara. hlm. 102. ISBN 978-602-53849-2-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 2020-12-18. 
  6. ^ Hutahaean 2014, hlm. 11.
  7. ^ (Inggris) Online Etymology Dictionary: Information
  8. ^ Rusdiana dan Irfan 2014, hlm. 77.
  9. ^ a b Agustin 2019, hlm. 25.
  10. ^ a b c d Agustin 2019, hlm. 26.
  11. ^ Agustin 2019, hlm. 26-27.
  12. ^ Rusdiana dan Irfan 2014, hlm. 91.
  13. ^ Hutahaean 2014, hlm. 12.
  14. ^ Hutahaean 2014, hlm. 12-13.
  15. ^ Ati, Sri dkk. (2014). Dasar-dasar Informasi (PDF). Jakarta: Universitas Terbuka. hlm. 1.6–1.7. ISBN 9789790116948. 
  16. ^ a b c d e f g h i j Susanto 2017, hlm. 41.
  17. ^ Susanto 2017, hlm. 40.
  18. ^ Hutahean 2014, hlm. 11-12.
  19. ^ Vigo, R. (2011). "Representational information: a new general notion and measure of information". Information Sciences, 181 (2011),4847-4859. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  1. Agustin, Hamdi (2019). Sistem Informasi Manajemen dalam Perspektif Islam (PDF). Depok: PT Rajagrafindo Persada. ISBN 978-602-425-876-4. 
  2. Susanto, Azhar (2017). Sistem Informasi Manajemen: Konsep dan Pengembangan Secara Terpadu (PDF). Bandung: Lingga Jaya. ISBN 978-602-60978-2-8. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-09-21. Diakses tanggal 2020-12-18. 
  3. Hutahaean, Jeperson (2014). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish. ISBN 978-602-280-368-3. 
  4. Rusdiana, H. A., dan Irfan, M. (2014). Sistem Informasi Manajemen (PDF). Bandung: CV. Pustaka Setia. 

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Alan Liu (2004). The Laws of Cool: Knowledge Work and the Culture of Information
  • Bekenstein, Jacob D. (2003, August). Scientific American.
  • Gleick, James (2011). The Information: A History, a Theory, a Flood. Pantheon, New York, NY.
  • Shu-Kun Lin (2008). 'Gibbs Paradox and the Concepts of Information, Symmetry, Similarity and Their Relationship', Entropy, 10 (1), 1-5. Available online at Entropy journal website.
  • Luciano Floridi, (2005). Philosophy and Phenomenological Research, 70 (2), pp. 351 – 370. Available online at PhilSci Archive
  • Luciano Floridi, (2005). The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Winter 2005 Edition), Edward N. Zalta (ed.). Available online at Stanford University
  • Sandro Nielsen: 'The Effect of Lexicographical Information Costs on Dictionary Making and Use', Lexikos 18/2008, 170-189.
  • Stewart, Thomas, (2001). Wealth of Knowledge. Doubleday, New York, NY, 379 p.
  • Young, Paul. The Nature of Information (1987). Greenwood Publishing Group, Westport, Ct. ISBN 0-275-92698-2.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]