Noordin Mohammad Top

teroris asal Malaysia

Noordin Mohammad Top (11 Agustus 1968 – 17 September 2009) adalah seorang warga kelahiran Malaysia berlatar belakang suku Jawa-Melayu Malaysia[3][4] yang dianggap bertanggung jawab atas serentetan serangan teror di Indonesia, diantaranya Bom Malam Natal 2000, Bom Bali 2002, Bom JW Marriott 2003, Bom Kedubes Australia 2004, dan Bom Bali 2005.[5]

Noordin M. Top
Foto Noordin M. Top oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia
LahirNoordin Mohammad Top
(1968-08-11)11 Agustus 1968
Kluang, Johor, Malaysia
Meninggal17 September 2009(2009-09-17) (umur 41)
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Sebab meninggalPenembakan
AlmamaterUniversitas Teknologi Malaysia
Dikenal atasTeroris
Suami/istri
Siti Rahmah Rusdi
(m. 1991⁠–⁠2009)

Munfiatun
(m. 2004⁠–⁠2009)
[1]
Arina Rahmah
(m. 2005⁠–⁠2009)
[2]

Latar belakang

sunting

Noordin merupakan anak bungsu dari 13 bersaudara yang menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota kecil yang kental dengan budaya Jawa di Pontian, Johor, Malaysia, sebelum melanjutkan pendidikannya di kota besar Johor Bahru. Noordin yang berlatar pendidikan akuntansi dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM).[3][4]

Terpapar radikalisme

sunting

Saat sedang mengambil gelar sarjana di tahun 1995, Noordin bersama dengan Dr. Azahari menjadi murid dari Abu Bakar Baasyir, tokoh organisasi Majelis Mujahidin Indonesia dan pendiri Pondok Pesantren Al Mu'min, Ngruki, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Noordin pernah mengajar di Madrasah Luqmanul Hakim yang didirikan Abdullah Sungkar asal Jawa Tengah pada tahun 1992. Madrasah yang telah ditutup pada tahun 2001 silam karena menjadi basis gerakan bawah tanah Jemaah Islamiyah (JI) untuk cabang 3 negara Melayu yakni Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura.[6]

Jemaah Islamiyah (JI) merupakan suatu organisasi asal Indonesia yang digolongkan teroris oleh PBB yang bercita-cita mendirikan negara berdasarkan Islam (daulat Islamiyah) di Asia Tenggara.[7] Organisasi ini pada gilirannya menginduk pada Al-Qaeda. Pada tahun 2003, Noordin memisahkan diri dari induk organisasi dan menyatakan diri sebagai Qa'id (pemimpin) Tandzim (cabang) Al-Qaeda untuk Asia Tenggara. Ia dikenal oleh kalangan intelijen sebagai orang yang memiliki kemampuan perekrutan dan indoktrinasi yang baik, selain cerdas dan licin.

Jejak pelarian

sunting

Sikap represif pemerintah Malaysia terhadap JI, membuat petinggi dan kader JI, Noordin bersama Azahari meninggalkan Malaysia setelah pemerintah negara jiran itu melakukan serangkaian operasi pembersihan teroris di negaranya, menyusul serangan yang menyebabkan hancurnya World Trade Center, New York, oleh Al Qaeda pada tanggal 11 September 2001.[8]

Untuk menyelamatkan diri, Noordin yang merupakan salah seorang petinggi JI melarikan diri ke Riau, Indonesia, kampung halaman istrinya, Siti Rahmah yang berasal dari Desa Pendekar Bahar, Bangko, Rokan Hilir, Riau. Siti Rahmah adalah adik Mohammad Rois, anggota Jamaah Islamiyah asal Riau yang pernah mengajar madrasah di Johor, Malaysia.[8] Di bawah perlindungan orang-orang JI ia merancang aksi pembalasan dengan agenda pertama adalah pengeboman dua klub malam di Kuta, Badung, Bali, setelah didahului oleh beberapa pengeboman berskala kecil.

Penangkapan

sunting

Semenjak peristiwa Pengeboman Bali 2002, Noordin, Azahari, dan anggota JI lainnya (termasuk Imam Samudera, Amrozi dan Mukhlas) menjadi sasaran pencarian utama Polri. Di mata FBI ia menempati urutan ketiga sebagai orang yang paling dicari pada tahun 2006. Dalam penyergapan oleh satuan khusus anti-terorisme Densus 88 di Batu, Malang, tanggal 9 November 2005 yang menewaskan Azahari, Noordin dapat melarikan diri. Dalam suatu penggerebekan di Weleri, Kendal pada 2007, Noordin dikabarkan kembali lolos. Seusai Pengeboman Mega Kuningan, Jakarta, 2009, polisi kembali mengintensifkan pengejaran. Ia sempat diduga sebagai salah satu korban tewas dalam penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah, oleh Densus 88 pada 8 Agustus 2009, namun empat hari kemudian Polri menyatakan bahwa yang tewas adalah Ibrohim. Baru pada tanggal 17 September 2009, Noordin akhirnya benar-benar tewas dalam penyergapan di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Jebres, Surakarta, bersama-sama dengan tiga orang lain, termasuk Bagus Budi Pranoto (perakit bom peledakan Kedubes Australia di Jakarta pada 2004) dan Ario Sudarso, keduanya ahli perakitan bom didikan Azahari.[9][10]

Selama dalam pelarian itu, Noordin beberapa kali melakukan pernikahan dengan perempuan di tempat ia tinggal, diperkirakan sebagai sarana untuk mengelabui petugas. Sebelumnya meninggalkan Malaysia, ia telah menikah dengan seorang perempuan kelahiran Indonesia dan memiliki tiga orang anak. Paling tidak ada tiga perempuan yang diketahui pernah dinikahinya di Jawa, salah seorang di antaranya sempat dipenjara selama dua tahun (2005–2007) karena terbukti membantu menyembunyikan Noordin.[11] Dari tiga orang ini, dua di antaranya juga memberikan keturunan.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Lika-liku Pernikahan Munfiatun dan Noordin M. Top". detiknews. 9 Oktober 2004. Diakses tanggal 1 Juli 2007. 
  2. ^ "Arina, Istri Noordin dari Cilacap Datangi RS Polri". detiknews. Diakses tanggal 1 Juli 2010. 
  3. ^ a b "Noordin M. Top, Putra Juragan Sawit yang Dikenal Santun | Fasih Berbahasa Jawa, Gampang Curi Simpati". Jawa Pos News Network (JPNN). 13 Agustus 2009. Diakses tanggal 2010-07-01. 
  4. ^ a b Mubarak, Zulham (2009-08-12). "Fasih Berbahasa Jawa, Gampang Curi Simpati". Pontianak Post. Diakses tanggal 2010-07-01. 
  5. ^ Arjanto, Dwi (2022-12-25). "4 Aksi Bom yang Melibatkan Noordin M. Top Selain Mendalangi Bom Natal 2000". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-27. 
  6. ^ Meuko, Nurlis E. (2009-07-29). "Jejak Noordin Bermula dari Johor". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2024-06-27. 
  7. ^ Arjanto, Dwi (2021-11-19). "Kronologi Awal Organisasi Jamaah Islamiyah". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-27. 
  8. ^ a b "9 Tahun Memburu Noordin M Top". Pos-kupang.com. Diakses tanggal 2024-06-27. 
  9. ^ Kronologi pengepungan Noordin M. Top di Solo. DetikNews. Edisi 17 September 2009.
  10. ^ Didit Tri Kertapati. Peran Noordin, Urwah, Susilo, dan Aji. DetikNews. 17 September 2009.
  11. ^ The Many Wives of Jakarta Bomb Suspect Noordin M Top Diarsipkan 2009-09-03 di Wayback Machine.. The Jakarta Globe. Edisi 31 Juli 2009.

Pranala luar

sunting