Lompat ke isi

Periode antarperang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Eropa antara tahun 1929 hingga 1939.

Periode Antarperang, disebut juga masa Interbellum (“inter”= Antar + “bellum”= Perang) adalah periode antara akhir Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Di mulai dengan gencatan senjata dengan Jerman yang menyelesaikan Perang Dunia I pada tahun 1918 dan Konferensi Perdamaian Paris 1919 , dan berakhir pada tahun 1939 dengan Invasi Polandia (1939) dan mulainya Perang Dunia II.)

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]
Periode sejarah ini ditandai dengan gejolak ketika Eropa berjuang untuk pulih dari kehancuran Perang Dunia Pertama dan efek dari hilangnya sejumlah monarki, termasuk Jerman, Austria-Hungaria, Rusia dan kerajaan Ottoman. Kemudian periode kemakmuran besar (the Roaring Twenties ) mengikuti, tetapi ini berubah secara dramatis dengan terjadinya Depresi Besar pada 1929. Pada waktu ini, Republik Weimar di Jerman memberi jalan untuk dua kisah kekacauan politik dan ekonomi, pertama memuncak dalam hiperinflasi Jerman 1923 dan juga kegagalan ''Bierkeller Putsch'' pada tahun yang sama. Goncangan kedua, disebabkan oleh depresi di seluruh dunia, mengakibatkan munculnya Nazisme. Di Asia, Jepang menjadi penguasa yang makin berpengaruh, khususnya yang berkaitan dengan Cina.
--Satu lembaga utama dimaksudkan untuk membawa stabilitas adalah Liga Bangsa-Bangsa, yang dibuat setelah Perang Dunia Pertama dengan tujuan menjaga keamanan dan perdamaian dunia serta mendorong pertumbuhan ekonomi antara negara-negara anggota. Namun, LBB mengalami kekacauan dari awal dengan tidak berpartisipasinya Amerika Serikat dan Uni Soviet, dan kemudian oleh pertengkaran dari Fasisme Italia, Nazi Jerman, dan Kekaisaran Jepang - menyebabkan banyak pertanyaan legitimasi dan efektivitas. Serangkaian krisis internasional membuat ketegangan di LBB sampai ke batas-batasnya, yang terawal yakni Invasi Jepang ke Manchuria dan Krisis Abyssinia 1935-1936, di mana Italia menginvasi Abyssinia, salah satu dari beberapa negara Afrika yang merdeka pada waktu itu. LBB mencoba untuk menegakkan sanksi ekonomi atas Italia, tetapi tidak berhasil. Insiden itu menyorot kelemahan Prancis dan Inggris, menyontohkan keengganan mereka untuk mengasingkan Italia dan kehilangan dia sebagai sekutu mereka. Tindakan lemah yang diambil oleh negara-negara Barat mendorong Mussolini Italia membentuk aliansi dengan Hitler Jerman pula.

Perang Abyssinia menunjukkan Hitler betapa lemahnya Liga dan mendorong partisipasinya dalam Perang Saudara Spanyol. Dia juga memiliterisasi Rhineland, secara mencolok mengabaikan Perjanjian Versailles. Ini adalah yang pertama dalam serangkaian aksi provokatif yang berpuncak pada invasi Polandia pada bulan September 1939 dan awal Perang Dunia Kedua.


Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Didahului oleh:
Perang Dunia I
Sejarah Dunia
1918–1939
Diteruskan oleh:
Perang Dunia II