Lompat ke isi

Asam hipoklorit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Asam hipoklorit
Pengikatan asam hipoklorit
Model ruang-terisi dari asam hipoklorit
Nama
Nama IUPAC
Asam hipoklorit, asam klorat(I), kloranol, hidroksidoklorin
Nama lain
Hidrogen hipoklorit, Klorin hidroksida
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/ClHO/c1-2/h2H YaY
    Key: QWPPOHNGKGFGJK-UHFFFAOYSA-N YaY
  • InChI=1/ClHO/c1-2/h2H
    Key: QWPPOHNGKGFGJK-UHFFFAOYAT
  • ClO
Sifat
HOCl
Massa molar 52.46 g/mol
Penampilan Larutan berair tak berwarna
Densitas Beragam
Larut
Keasaman (pKa) 7.53[1]
Basa konjugat Hipoklorit
Bahaya
Bahaya utama korosif, agen pengoksidasi
Senyawa terkait
Senyawa terkait
Klorin
Kalsium hipoklorit
Natrium hipoklorit
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Asam hipoklorit (HClO) adalah suatu asam lemah yang terbentuk ketika klorin dilarutkan dalam air, dan ia terdisosiasi sebagian, membentuk hipoklorit, ClO. HClO dan ClO merupakan agen pengoksidasi, dan merupakan agen disinfeksi larutan klorin utama.[2] HClO tidak dapat diisolasi dari larutan-larutan ini karena kesetimbangan yang cepat dengan prekursornya. Natrium hipoklorit (NaClO) dan kalsium hipoklorit (Ca(ClO)2) digunakan sebagai pemutih, pengawabau, dan disinfektan.

Asam hipoklorit ditemukan pada tahun 1834 oleh kimiawan Prancis Antoine Jérôme Balard (1802–1876) dengan menambahkan pada suatu bejana, gas klorin, suatu suspensi raksa(II) oksida terlarut dalam air.[3] Ia juga menamai asam tersebut dan senyawanya.[4]

Sintesis, stabilitas dan reaksi

[sunting | sunting sumber]

Penambahan klorin ke dalam air menghasilkan asam klorida (HCl) dan asam hipoklorit (HOCl):[5]

Cl2 + H2O is in equilibrium with HClO + HCl
Cl2 + 4 OH is in equilibrium with 2 ClO + 2 H2O + 2 e
Cl2 + 2 e is in equilibrium with 2 Cl

Ketika asam ditambahkan dengan larutan garam asam hipoklorit (seperti natrium hipoklorit dalam larutan pemutih komersial), reaksi yang dihasilkan mengarah ke sebelah kiri (reaktan), dan gas klorin terbentuk. Karena itu, pembuatan pemutih hipoklorit yang stabil difasilitasi dengan melarutkan gas klorin ke dalam larutan air basa, seperti natrium hidroksida.

2 NaOH + Cl2 → NaCl + NaClO + H2O

Asam hipoklorit dapat pula disiapkan dengan melarutkan diklorin monoksida dalam air; di bawah kondisi standar berair, asam hipoklorit anhidrat saat ini sulit disiapkan karena kesetimbangan bolak-balik antara asam tersebut dengan anhidridanya:[6]

2 HOCl is in equilibrium with Cl2O + H2O      K (pada 0 °C) = 3,55×10−3 dm3 mol−1

Kehadiran cahaya atau oksida logam transisi seperti tembaga, nikel, atau kobalt mempercepat penguraian eksotermis menjadi asam klorida dan oksigen:[6]

2 Cl2 + 2 H2O → 4 HCl + O2

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Dalam sintesis organik, HClO mengubah alkena menjadi klorohidrin.[7] Sebagai contoh, dalam reaksi pembentukan halohidrin, reaksi antara asam hipoklorit dengan 2-metil-2-butena:

Dalam biologi, asam hipoklorit dihasilkan dalam neutrofil teraktivasi melalui peroksidasi ion klorida yang dimediasi oleh mieloperoksidase, dan berperan dalam penghancuran bakteri.[8][9]

Diagram skematik produksi asam hipoklorit di neutrofil.[10]

Dalam pengolahan air, asam hipoklorit merupakan pembersih aktif dalam produk berbasis hipoklorit (misalnya digunakan di kolam renang).[11]

Dalam layanan makanan dan distribusi air, peralatan khusus untuk menghasilkan larutan HClO yang lemah dari air dan garam terkadang digunakan untuk menghasilkan disinfektan yang aman (tidak stabil) dalam jumlah yang memadai untuk menangani permukaan preparasi makanan dan persediaan air.[12][13]

Asam hipoklorit telah diinvestigasi terhadap kemungkinannya sebagai agen pembersih luka,[14][15][16] dan sejak tahun 2016 Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui produk yang berbahan aktif asam hipoklorit untuk digunakan dalam mengobati luka dan berbagai infeksi pada manusia dan hewan. Senyawa ini juga telah disetujui oleh FDA sebagai pengawet bagi larutan garam.

Dalam sebuah studi terbaru, suatu larutan garam higienis yang diawetkan dengan asam hipoklorit murni menunjukkan pengurangan jumlah bakteri secara signifikan tanpa mengubah keragaman spesi bakteri di kelopak mata. Setelah 20 menit perlakuan, terdapat pengurangan jumlah bakteri Staphylococci sebesar >99%.[17]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Harris, Daniel C. (2009). Exploring Chemical Analysis (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-4). hlm. 538. 
  2. ^ Sansebastiano, G. et al. Hlm. 262 dalam Food Safety: A Practical and Case Study Approach (Ed: R. J. Marshall) 2006, Springer Science & Business Media, Berlin.
  3. ^ Lihat:
    • Balard, A. J. (1834). "Recherches sur la nature des combinaisons décolorantes du chlore" [Investigations into the nature of bleaching compounds of chlorine]. Annales de Chimie et de Physique. seri ke-2 (dalam bahasa Prancis). 57: 225–304.  Dari hlm. 246: " … il est beaucoup plus commode … environ d'eau distillée." ( … it is much easier to pour, into flasks full of chlorine, red mercury oxide [that has been] reduced to a fine powder by grinding and diluted in about twelve times its weight of distilled water.)
    • Graham, Thomas (1840). Elements of Chemistry. vol. 4. London, England: H. Baillière. hlm. 367. 
  4. ^ Balard (1834), hlm. 293. Dari hlm. 293: "Quelle dénomination … appelées hypochlorites." (What name should one assign to this compound? It's obvious that that of "chlorous acid" can hardly be retained for it, and that it is more appropriate to call it hypochlorous acid, a name that recalls its similarity of composition with hyposulfurous acid, hypophosphorous acid, etc., [which are] formed, like it, from 1 equivalent of their radical and 1 equivalent of oxygen. Its compounds will be called hypochlorites.)
  5. ^ Fair, G. M., J. Corris, S. L. Chang, I. Weil, and R. P. Burden (1948). "The behavior of chlorine as a water disinfectant". J. Am. Water Works Assoc. 40: 1051–1061. 
  6. ^ a b Inorganic chemistry, Egon Wiberg, Nils Wiberg, Arnold Frederick Holleman, "Hypochlorous acid" hlm. 442, bagian 4.3.1
  7. ^ Unangst, P. C. "Hypochlorous Acid" dalam Encyclopedia of Reagents for Organic Synthesis (Ed: L. Paquette) 2004, J. Wiley & Sons, New York. DOI:10.1002/047084289X.rh073
  8. ^ Harrison, J. E.; J. Schultz (1976). "Studies on the chlorinating activity of myeloperoxidase". Journal of Biological Chemistry. 251 (5): 1371–1374. PMID 176150. 
  9. ^ Thomas, E. L. (1979). "Myeloperoxidase, hydrogen peroxide, chloride antimicrobial system: Nitrogen-chlorine derivatives of bacterial components in bactericidal action against Escherichia coli". Infect. Immun. 23 (2): 522–531. PMC 414195alt=Dapat diakses gratis. PMID 217834. 
  10. ^ Wang L., Bassiri M., Najafi R., Najafi K., Yang J., Khosrovi B., Hwong W., Barati E., Belisle B., Celeri C., Robson M. C. (2007). "Hypochlorous acid as a potential wound care agent: part I. Stabilized hypochlorous acid: a component of the inorganic armamentarium of innate immunity". J Burns Wounds. (dalam bahasa Inggris). 6 (e5). PMC 1853323alt=Dapat diakses gratis. PMID 17492050. 
  11. ^ Gonick, Larry; Criddle, Craig (2005). "Chapter 9 Acid Basics". The cartoon guide to chemistry (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-1). HarperResource. hlm. 189. ISBN 9780060936778. Diakses tanggal 24 September 2018. Similarly, we add HOCl to swimming pools to kill bacteria. 
  12. ^ "Disinfection of Facility H2O" Diarsipkan 2019-01-22 di Wayback Machine..
  13. ^ "Water Works: Hyatt's New Disinfectant/Cleaner Comes from the Tap", Bloomberg Businessweek.
  14. ^ Wang L et al. "Hypochlorous acid as a potential wound care agent. Part I Stabilized hypochlorous acid: a component of the inorganic armamentarium of innate immunity". J Burns and Wounds 2007; April: 65–79.
  15. ^ Robson MC et al. "Hypochlorous acid as a potential wound care agent. Part II Stabilized hypochlorous acid: its role in decreasing tissue bacterial bioburden and overcoming the inhibition of infection on wound healing". Journal of Burns and Wounds 2007; April: 80–90.
  16. ^ Selkon, JB; et al. (2006). "Evaluation of hypochlorous acid washes in the treatment of venous leg ulcers". J Wound Care. 2006 (15): 33–37. 
  17. ^ Stroman, D. W; Mintun, K; Epstein, A. B; Brimer, C. M; Patel, C. R; Branch, J. D; Najafi-Tagol, K (2017). "Reduction in bacterial load using hypochlorous acid hygiene solution on ocular skin". Clinical Ophthalmology. 11: 707–714. doi:10.2147/OPTH.S132851. PMC 5402722alt=Dapat diakses gratis. PMID 28458509. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]