Lompat ke isi

Ifrit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infobox orangIfrit

Edit nilai pada Wikidata


Ifrit (Arab: ʻIfrīt: عفريت, jamak ʻAfārīt: عفاريت) adalah sejenis jin yang disebut dalam al-Qur'an.

Jin Ifrit [1] disebutkan dalam surah An-Naml [27]:39-40:

Ayat:39.(Ifrit dari golongan jin berkata,) yakni jin yang paling kuat lagi keras ("Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu) dari majelis tempat ia melakukan peradilan di antara orang-orang, yaitu dari mulai pagi sampai tengah hari (dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya (lagi dapat dipercaya.") atas semua permata dan batu-batu berharga lainnya yang ada pada singgasananya itu.

Maka Nabi Sulaiman berkata, "Aku menginginkan yang lebih cepat dari itu".

Ayat:40.(Seorang yang mempunyai ilmu dari Al kitab) yang diturunkan (berkata,) ia bernama Ashif ibnu Barkhiya; dia terkenal sangat jujur dan mengetahui tentang asma Allah Yang Teragung, yaitu suatu asma apabila dipanjatkan doa niscaya doa itu dikabulkan ("Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip") jika kamu tujukan pandanganmu itu kepada sesuatu.

Maka Ashif berkata kepadanya, "Coba lihat langit itu", maka Nabi Sulaiman pun menujukan pandangannya ke langit, setelah itu ia mengembalikan pandangannya ke arah semula sebagaimana biasanya, tiba-tiba ia menjumpai singgasana ratu Balqis itu telah ada di hadapannya.

Ketika Nabi Sulaiman mengarahkan pandangannya ke langit, pada saat itulah Ashif berdoa dengan mengucapkan Ismul A'zham[2], seraya meminta kepada Allah supaya Dia mendatangkan singgasana tersebut, maka dikabulkan permintaan Ashif itu oleh Allah. Sehingga dengan seketika singgasana itu telah berada di hadapannya.

Ibaratnya Allah meletakkan singgasana itu di bawah bumi, lalu dimunculkan-Nya di bawah singgasana Nabi Sulaiman. (Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak) telah berada (di hadapannya, ia pun berkata, "Ini) yakni didatangkannya singgasana itu untukku (termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku) untuk menguji diriku (apakah aku bersyukur) mensyukuri nikmat, lafal ayat ini dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (atau mengingkari) nikmat-Nya. (Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya) artinya pahalanya itu untuk dirinya sendiri (dan barang siapa yang ingkar) akan nikmat-Nya (maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya) tidak membutuhkan kesyukurannya (lagi Maha Mulia") yakni tetap memberikan kemurahan kepada orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya.

Wujud & Bentuk

[sunting | sunting sumber]

Jin ifrit memiliki sayap, tetapi terdapat beberapa jin ifrit yang tidak memilikinya, juga dapat merubah bentuk.

Ia dahulu kala golongan Raja Jin yang berkuasa memiliki singgasana yang besar dan agung lalu ditaklukan oleh Azazil, setelah itu dikemudian hari azazil menjadi Iblis.

Ia mempunyai kekuatan yang lebih kuat dibandingkan golongan jin lainnya.

Jin ifrit ada 2 golongan Kafir dan Jin Ifrit muslim, kekuatannya jelas sebanding dari masa ke masa.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya Ifrit dan bangsa jin tadi malam menampakkan diri kepadaku, atau dengan kalimat lain seperti itu, untuk memotong sholatku. Maka, Allah memberikan kemungkinan kepadaku untuk menangkapnya, aku ingin mengikatnya pada salah satu tiang dari tiang-tiang masjid sehingga waktu pagi agar kalian semua dapat melihatnya. Tapi, aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman (dalam doanya), "Ya Allah! Ampunilah aku dan beri lah aku kerajaan yang tidak layak bagi seorang pun setelahku. "Maka, Allah mengembalikan Ifrit da lam keadaan hina." (HR Al Bukhari).
  2. ^ Diriwayatkan dari sahabat Abi Umamah, Rasulullah SAW bersabda: "Nama Allah yang agung yaitu lafadz-lafadz yang apabila disebut di dalam berdoa, maka Allah akan mengabulkan doa kita. Itu terdapat dalam tiga surat, yaitu surat al Baqarah, surat Ali Imran, dan surat Thoha. Adapun ismul 'adhom yang dikehendaki adalah lafadz al-hayyu al-qayyum" (HR Imam Al Faryabi).