Lompat ke isi

Mbeliling, Manggarai Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mbeliling
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenManggarai Barat
Populasi
 • Total12,534 jiwa jiwa
Kode Kemendagri53.15.10 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS5315021 Edit nilai pada Wikidata
Luas249,63 km²
Desa/kelurahan15 desa
Situs webhttp://www.manggaraibaratkab.go.id/

Mbeliling adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Mbeliling adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Mbeliling diambil dari nama sebuah gunung (Bahasa Kempo: Golo) yang tertinggi di kabupaten Manggarai Barat, Gunung Mbeliling dengan ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut. Nama gunung itulah yang kemudian menjadi nama kecamatan ini.

Mbeliling terbentuk pada tahun 2011 lewat pemekaran dari Kecamatan Sano Nggoang.

Administrasi dan wilayah

[sunting | sunting sumber]

Ibu kota kecamatan adalah Wersawe

Ada 15 desa yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Mbeliling, yaitu;

  1. Desa Liang Ndara
  2. Desa Compang Liang Ndara
  3. Desa Cunca Wulang
  4. Desa Tondong Belang
  5. Desa Cunca Lolos
  6. Desa Golo Damu
  7. Desa Tiwu Riwung
  8. Desa Golo Ndoal
  9. Desa Golo Sembea
  10. Desa Golo Desat
  11. Desa Watu Galang
  12. Desa Kempo
  13. Desa Watu Wangka
  14. Desa Wae Jare
  15. Desa Golo Tantong

Jarak dari Ibu kota Kabupaten, Labuan Bajo, dari titik terdekat dan terjauh bisa ditempuh dengan 1-3 jam perjalan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jalan raya Trans Flores yang membentang dari barat ke timur, memudahkan jangkauan masyarakat ke kota, ditambah lagi dengan adanya peningkatan jalan penghubung antar desa, sehingga mobilisasi masyarakat berjalan lancar.

Masyarakat, ekonomi, pariwisata dan budaya

[sunting | sunting sumber]

Masyarakat

[sunting | sunting sumber]

Mayoritas penduduk Kecamatan Mbeliling adalah etnis Kempo (Ata Kempo), yaitu turunan dari Suku Manggarai yang menghuni Pulau Flores di bagian barat.

Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Alam pegunungan dan kelembaban udara yang tinggi merupakan daerah potensial untuk lahan pertanian.

Hasil perkebunan yang menonjol adalah kopi, cengkih, vanili, cokelat, kemiri, merica dll. Dengan adanya pasar desa yaitu Pasar Rekas (hari Rabu) di Desa Kempo dan Pasar Kondas (hari selasa) di Desa Tiwu Riwung, memudahkan masyarakat untuk memasarkan hasil-hasil pertanian yang diusahakan.

Pariwisata dan Budaya

[sunting | sunting sumber]

Tidak hanya pertanian, Kecamatan Mbeliling juga memiliki daya tarik wisata alam dan budaya yang cukup bernilai untuk dikembangkan, diantaranya;

  1. Hutan Mbeliling, Kawasan Konservasi burung endemik Flores di Roe, Desa Cunca Lolos.
  2. Jalur Treking Puncak Mbeliling di desa Cunca Lolos dan Desa Liang Ndara.
  3. Air terjun Cunca Wulang di Wersawe, Desa Cunca Wulang.
  4. Taman Budaya; Tarian Caci dan Sanda di Melo, Desa Liang Ndara.
  5. Puncak Eltari di Puar Lolo, Desa Golo Damu
  6. Compang Uling di Muntung, Desa Golo Sembea.
  7. Wisata Rohani di Gereja Paroki Rekas, Desa Kempo dan Gua Maria Wae Lia di Culu, Desa Tondong Belang.

Dan masih banyak juga yang lainya.

Wilayah kecamatan ini merupakan lereng dan lembah pegunungan yang membentang ke arah barat, utara dan timur Gunung Mbeliling. Dengan batas-batas sebagai berikut;

Utara Kecamatan Boleng
Timur Kecamatan Kuwus dan Kecamatan Lembor
Selatan Kecamatan Sanonggang
Barat Kecamatan Komodo

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]