Lompat ke isi

Mu’aqqibat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Al-Mu’aqqibat (Arab:المعقبات) adalah para malaikat yang menjaga setiap makhluk pada waktu bermukim, bepergian, waktu tidur atau ketika terjaga dari kematian sampai datang waktu kematian yang telah ditetapkan. Para malaikat ini termasuk dalam golongan Hafazhah (Para Penjaga) dan konsep tentang malaikat penjaga ini sama dengan konsep Malaikat pelindung di dalam ajaran Kristen.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Kata al-mu’aqqibat adalah bentuk jamak dari kata al-mua’qqibah. Kata tersebut diambil dari kata ‘aqiba yang berarti tumit, dari sini kata tersebut dipahami dalam arti mengikuti seakan-akan yang mengikuti itu meletakkan tumitnya di tempat tumit yang diikutinya. Pola kata yang digunakan di sini mengandung makna penekanan bahasa dan dimaksud adalah para malaikat yang ditugaskan Allah mengikuti setiap makhluk secara sungguh-sungguh.

Dalam Qur'an dan Hadits

[sunting | sunting sumber]

Para malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala ihwalnya, tercantum dalam Al Qur'an Ar-Ra’du 10-11, yang berbunyi:

Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah." (Ar-Raad: 10-11)

Ibnu Abbas menjelaskan, “Mereka adalah para malaikat yang menjaga manusia dengan perintah Allah, jika ada takdir yang akan menimpanya maka malaikat ini menyingkir darinya.”[1]

Hal yang sama juga dijelaskan ahli tafsir dari kalangan Tabi’in, yang bernama Imam Mujahid. Ia menjelaskan ayat ini, “Pada masing-masing manusia ada seorang malaikat penjaga, mereka menjaga orang tersebut dengan perintah Allah.”[2]

Kemudian surat Al-An'am yang berbunyi:

...dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hambaNya, dan diutusNya kepadamu malaikat-malaikat penjaga…(Al-An’am: 61)

Dalam hadits shahih dari Abdullah, yang dicatat oleh Imam Ahmad, Muhammad pun pernah bersabda tentang adanya makhluk malaikat dan jin yang menyertai setiap manusia. Menurut kisah Islam, hanya saja jin yang menyertai Muhammad telah dikalahkan olehnya.[3]

Dalam hadits lain dikatakan bahwa “Para malaikat bergiliran untukmu pada malam dan siang hari. Mereka berkumpul dalam salat subuh dan salat ashar. Kemudian malaikat malam naik kepada Allah. Allah bertanya, kepada para malaikat sedang Dia lebih mengetahui tentang kamu, "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku saat kamu tinggalkan?" Para malaikat berkata, "Kami mendatangi mereka sedang mengerjakan salat dan kami meninggalkan mereka sedang salat pula."”

Dalam buku lain

[sunting | sunting sumber]

Dalam buku yang berjudul Jawaahi al-Khamsah yang dituliskan kembali oleh Thomas Patrick Hughes dalam bukunya yang berjudul "A dictionary of Islam: Being a cyclopaedia of the doctrines, rites, ceremonies, and customs, together with the technical and theological terms, of the Muhammadan religion" pada tahun 1885, disebutkan nama-nama Malaikat Pelindung adalah sebagai berikut:[4][5]

Sebagian kecil malaikat yang disebutkan di atas ada yang cukup dikenal oleh umat muslim, sebagian besar yang lain belumlah jelas, berlandaskan dari Al-Qur'an dan hadits Muhammad atau bukan, kemungkinan besar berdasarkan riwayat yang disampaikan lisan secara turun temurun.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Tafsir At-Thabari, no.20217.
  2. ^ Tafsir Ath-Thabari, no. 20214.
  3. ^ Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bahwa, rasullah ﷺ bersabda, “Tiada seorang pun di antara kamu melainkan Allah menyertakan untuk mendampinginya seorang jin dan seorang malaikat.” Para sahabat bertanya, “Juga engkau, wahai rasulullah?” Dia bersabda, “Juga aku, hanya saja Allah menolongku untuk mengalahkan jin. Maka dia tidak menyuruhku kecuali kepada kebaikan.” Hadits riwayat Muslim.
  4. ^ The book of Exorcism (da'wah) berjudul Jawaahi al-Khamsah.
  5. ^ A Dictionary of Islam: Being a Cyclopaedia of the Doctrines, Rites ... by Patrick Hughes, page 15-16.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]