Lompat ke isi

Pengguna:Hysocc/Buku/Turunan hidrokarbon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Turunan hidrokarbon
'Hydrocarbon derivatives'
Ini adalah buku pengguna yang merupakan koleksi artikel yang dapat dengan mudah dirender secara elektronik, dan dipesan sebagai buku cetak. Jika Anda pembuat buku ini, dan memerlukan bantuan, silakan lihat Bantuan:Buku.

Sunting buku ini: Pembuat buku · Teks wiki
Pilih format untuk diunduh:
Pesan buku tercetak dari penerbit berikut: PediaPress
Tentang ] [ Lanjutan ] [ FAQ ] [ Umpan balik ] [ Bantuan ] [ ProyekWiki ] [ Perubahan terbaru ]


Senyawa turunan hidrokarbon adalah senyawa yang diturunkan dari reaksi antara hidrokarbon dengan gugus fungsi.

Senyawa turunan karbon diantaranya:

  1. Haloalkana dengan gugus fungsi halogen
  2. Alkohol dengan gugus fungsi -OH
  3. Eter dengan gugus fungsi -O-
  4. Aldehida dengan gugus fungsi -COH
  5. Keton dengan gugus fungsi -CO
  6. Asam karboksilat dengan gugus fungsi -COOH
  7. Ester dengan gugus fungsi -COO-

Dalam rumus molekul, gugus fungsi umumnya digambarkan bersama dengan gugus fungsi alkil, yang disimbolkan dengan . Gugus fungsi alkil adalah senyawa hidrokarbon yang telah kehilangan satu atom hidrogennya. Contoh gugus fungsi alkil adalah metil (CH3) yang diturunkan dari metana (CH4).

Aturan penamaan alkanol (alkohol)[sunting | sunting sumber]

2-metil 2-butanol, atau tersier amil alkohol
Karena cabang metil dan gugus alkohol terletak di C nomor 2, dan rantai utamanya sebanyak 4C
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -ol. Gugus alkohol dianggap sebagai cabang
  2. Posisi cabang dan gugus alkohol ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus alkohol memiliki nomor kecil.
  3. Jika terdapat lebih dari satu gugus alkohol, maka diberi sisipan -di-, -tri-, -tetra- sebelum -ol.

Aturan penamaan alkoksi alkana (eter)[sunting | sunting sumber]

Etoksi etana, atau dietil eter.
Karena baik di kiri maupun kanan atom O terdapat 2C alkana
  1. Didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus eter. Rantai utama adalah gugus karbon terpanjang. Gugus karbon yang lebih pendek dianggap cabang, diberi akhiran -oksi.
  2. Posisi cabang dan gugus eter ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus eter memiliki nomor kecil.
  3. Gugus eter selalu ditulis paling awal daripada cabang.

Aturan penamaan alkanal (aldehida)[sunting | sunting sumber]

Butanal,
karena ada empat atom C
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -al. Gugus aldehida dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
  2. Posisi cabang ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus aldehida dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1. Gugus aldehida tidak diberi nomor.

Aturan penamaan alkanon (keton)[sunting | sunting sumber]

3-pentanon,
karena rantai utama memiliki 5 C, dan gugus keton terletak di C nomor 3
2-pentanon,
karena rantai utama memiliki 5 C, dan gugus keton terletak di C nomor 2
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -on. Gugus keton dianggap sebagai cabang, dan atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
  2. Posisi cabang dan gugus keton ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus keton memiliki nomor kecil.
  3. Atom C dari gugus keton dihitung dalam rantai utama.

Aturan penamaan asam alkanoat (asam karboksilat)[sunting | sunting sumber]

Asam propanoat,
karena ada 3 C (propana)
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi kata asam di depan dan akhiran -oat. Gugus karboksil dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
  2. Posisi cabang ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus karboksil dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1.

Aturan penamaan alkil alkanoat (ester)[sunting | sunting sumber]

Butil etanoat,
karena sisi yang diapit 2 atom O adalah 2C (etana), sedangkan sisi lainnya adalah 4C (butana)
Butil butanoat
karena sisi yang diapit 2 atom O adalah 4C (butana), sedangkan sisi lainnya juga 4C (butana)
  1. Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus ester. Gugus karbon yang berikatan dengan O dari gugus ester adalah rantai utama dan diberi akhiran -oat. Gugus karbon yang berikatan dengan C dari gugus ester dianggap sebagai alkil dan diletakkan di depan.
  2. Posisi cabang pada rantai utama ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus ester dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1.

Aturan penamaan haloalkana[sunting | sunting sumber]

1,1,1,2-tetrafluoroetana,
karena ada empat (tetra) atom fluor di lokasi yang ditunjukkan oleh nomor
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama. Halogen dianggap cabang dan diberi akhiran -o.
  2. Posisi cabang dan halogen ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga halogen memiliki nomor kecil. Jika terdapat lebih dari satu jenis halogen, maka prioritas penomoran adalah dari yang memiliki massa atom terendah.
  3. Cabang dengan halogen sejenis cukup ditulis sekali dengan awalan indeks di-, tri-, tetra-, dan seterusnya.
  4. Jika terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka urutan penamaan cabang diurut berdasarkan abjad dalam namanya di tabel periodik.

Hubungan nama trivial dan nama IUPAC[sunting | sunting sumber]

Nama trivial adalah nama yang umum digunakan dalam perdagangan dan bentuknya lebih sederhana dari penamaan sistematis IUPAC. Berikut adalah table konversi penamaan trivial berdasarkan jumlah karbon pada rantainya.

Jumlah atom C Nama trivial Contoh Jumlah atom C Nama trivial Contoh
1 form- Formaldehida 6 kapro- Asam kaproat
2 aset- Asam asetat 7 enant- Enantil alkohol
3 propio- Asam propionat 8 kapril- Kaprilaldehilda
4 butil- atau butir- Butil alkohol 9 pelargon- Pelargonaldehida
5 amil- atau valer- Asam valerat 10 kapr- Kapraldehida

Contoh soal[sunting | sunting sumber]

Sebutkan nama senyawa di bawah ini.

1.
CH = CH - CH3
|
CH2 - CH2 - CH2
            |
CH3 - CH2 - CH2
2.
CH2 - CH2 - C - CH2 - CH2
|          ||         |
CH2         O         CH2
|                     |
CH3                   CH3
3.
CH3  CH3
|   /
CH-CH
|   \
CH3  CH3
4.
CH3
|
CH2
|
CH2
|
O - CH3
5.
CH2 - CH2 - CH - CH2 - CH2
|           |          |
CH2         CH3        CH2
|                      |
OH                     OH