Lompat ke isi

Ski lintas alam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ski lintas alam
Lomba ski lintas alam Maraton Tartu 2006 di Estonia
Nama lainSki XC
Karakteristik
KategoriLuar ruang dan dalam ruang di terowongan ski
PeralatanPapan ski, tongkat ski, sepatu bot, ski binding
Keberadaan
Olimpiade1924
Peski lintas alam di Norwegia barat.

Ski lintas alam (bahasa Inggris: cross-country skiing) adalah olahraga ski melewati rintangan alam bebas di bukit dan gunung salju.[1] Sebagai bentuk rekreasi, ski lintas alam berarti kegiatan berjalan-jalan dengan menggunakan papan ski. Olahraga ini populer di negara-negara yang memiliki padang salju yang luas, terutama di Eropa Utara, Kanada, Alaska, dan Amerika Serikat Barat Tengah Atas.[2] Awalnya ski lintas alam berasal dari negara-negara di wilayah Skandinavia lebih dari 5000 tahun yang lalu, kemudian mulai diperkenalkan di Amerika Utara dimulai dari Kanada pada tahun 1890-an. Sekitar tahun 1930-an, ski dengan cepat diadaptasi untuk dimainkan di bukit-bukit besar melalui pengenalan tepi baja untuk stabilitas pengguna dan ikatan untuk menahan tumit bagian bawah agar papan ski dapat dikontrol dengan lebih baik. Selang satu dekade kemudian, ski lintas alam menjadi olahraga yang memerlukan peralatan khusus dengan jumlah penggemarnya yang cukup sedikit.[3]

Ski lintas alam bersama-sama dengan nomor lompat ski dan Nordik kombinasi termasuk cabang olahraga ski Nordik.[4] Berbeda dari ski Alpen yang menuruni bukit, orang melakukan ski Nordik dengan papan ski khusus untuk meluncur di permukaan salju yang datar sekaligus menuruni lereng bukit.[5] Ski lintas alam memakai papan ski yang sempit dan ringan.[6]

Teknik ski lintas alam juga dipakai dalam cabang biatlon yang merupakan gabungan dari ski lintas alam dan menembak jitu.[2] Cabang-cabang ski lainnya yang berkaitan dengan ski lintas alam adalah ski orientasi yang menambahkan keterampilan membaca peta navigasi ke dalam ski lintas alam.[7] Cabang ski yang masih bertalian dengan ski lintas alam adalah, ski pedalaman (backcountry skiing) dan ski telemark.

Kompetisi

[sunting | sunting sumber]

Atlet ski lintas alam berlomba dalam Seri Piala Dunia FIS (termasuk holmenkollen), kejuaraan dunia ski Nordik FIS, dan Olimpiade Musim Dingin. Piala Dunia FIS mempertandingkan 12 hingga 16 nomor perorangan, dan 6 hingga 8 nomor estafet.[8]

Atlet putri berlomba dalam nomor sprint, sprint beregu, 10 km, 15 km pursuit, 30 km mass start, dan 4x5 estafet. Atlet putra berlomba dalam nomor sprint, sprint beregu, 15 km, 30 km pursuit, 50 km start massal, dan 4x10 km estafet.[8] Dalam start massal, atlet ski berjajar di garis start sewaktu melakukan start. Dalam nomor estafet, satu regu terdiri dari 4 atlet, dan atlet pertama memulainya dengan start massal.[8]

Lomba ski jarak jauh sering disebut maraton ski, misalnya: vasaloppet di Swedia, birkebeinerrennet di Norwegia, birkebeiner Kanada, dan birkebeiner Amerika.[9] Walaupun disebut maraton, acara tahunan maraton ski Kanada adalah acara tur ski sejauh 160 km dalam dua hari, dan bukan sebuah maraton ski.[10]

Teknik dan peralatan

[sunting | sunting sumber]

Dalam ski lintas alam umumnya terdapat nomor pertandingan yang mensyaratkan para atlet harus menggunakan salah satu dari dua teknik dalam turnamen, yaitu teknik klasik dan teknik skating.[11] Teknik klasik adalah teknik bermain ski yang paling lama ditemukan. Pada gerakan awal, pemain ski melaju dengan papan ski secara paralel dan menendang ke bagian belakang untuk menciptakan gerakan meluncur melintasi salju. Teknik skating atau gaya bebas merupakan teknik baru yang dikembangkan pada tahun 1970-an. Teknik ini memiliki kemiripan dengan gerakan seluncur es. Cara yang digunakan adalah pemain ski mendorong tepi bagian dalam papan ski secara bersamaan ke belakang hingga membentuk sudut sekitar 45°. Dengan cara ini pemain ski dapat menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan gaya klasik.[12] Ski lintas alam teknik klasik umumnya dianggap yang paling mudah untuk dikuasai dan dimainkan di jalur yang mulus atau rata. sementara teknik skating dimainkan pada medan yang miring seperti di lereng curam. Teknik ini sedikit lebih sulit dibanding teknik klasik dan mengeluarkan lebih banyak tenaga.[13] Dalam kategori balapan skiathlon, pemain memungkinkan dapat menggabungkan dua teknik dalam satu balapan.[14]

Papan ski untuk balapan dibuat dari material komposit yang dilapisi lilin yang ramah lingkungan serta dirancang lebih ringan dan tipis supaya dapat melaju lebih cepat.[15] Papan ski balapan teknik klasik biasanya dibuat lebih fleksibel dan lebih panjang serta memiliki ujung yang lebih lebar dibandingkan dengan papan ski untuk teknik skating.[13]

Sepatu bot yang digunakan untuk teknik skating dilapisi sol luar yang kaku dan memiliki manset yang lebih tinggi untuk menjaga pergelangan kaki. Sementara untuk teknik klasik, menggunakan sepatu bot dengan manset sedikit longgar dan rendah agar memudahkan pergerakan pergelangan kaki.[13]

Tiang atau tongkat ski untuk teknik skating umumnya memiliki ketinggian yang sama dengan posisi hidung atau telinga penggunanya, sementara pada teknik klasik hanya mencapai tinggi bahu. Sehingga tongkat pada teknik skating akan terlihat lebih panjang 10 sampai 15 cm dibanding tongkat pada teknik klasik.[13]

Pelatihan dan pengembangan atlet

[sunting | sunting sumber]

Negara-negara yang mempunyai tim ski lintas alam biasanya memiliki strategi khusus semisal mengadakan program pengembangan atlet untuk mendorong partisipasi dalam olahraga dengan target atlet berusia muda.[16] Salah satu contohnya adalah program "pengembangan atlet jangka panjang" oleh Ski Lintas Alam Kanada. Program ini meliputi pembinaan, pelatihan, pengenalan kompetisi dan peningkatan atlet muda dengan penekanan pada stamina (daya tahan), kekuatan, kecepatan, keterampilan dan kelenturan (fleksibilitas).[17] Program ini mencakup kelompok usia dari anak-anak hingga dewasa, yang dapat menikmati dan berpartisipasi dalam olahraga.[18] Di Amerika Serikat, United States Ski and Snowboard Association (USSA) juga memiliki program yang sama untuk menyiapkan para atletnya, yaitu "kompetensi atlet lintas negara" (cross country athlete competencies) dengan empat kelas utama; usia 12 tahun dan di bawahnya, usia 13-15, usia 16-20, serta usia 21 ke atas. Program ini memiliki enam kelompok domain yang mencakup domain keterampilan teknis, fisiologis dan keterampilan motorik, psikologis dan sosiologis, performa pelatihan dan kompetisi, pengetahuan peralatan, serta edukasi.[19]

  • Domain keterampilan teknis, mencakup semua aspek keterampilan ski lintas alam secara spesifik, mulai dari keterampilan dasar seperti sikap seimbang badan hingga eksplorasi teknik klasik dan skating.
  • Domain fisiologis dan keterampilan motorik meliputi penanganan yng mencakup kebugaran fisik, kekuatan, tenaga, dan daya tahan. Tingkat persiapan fisik yang kurang memadai akan berefek terhadap pengembangan keterampilan yang tidak baik.
  • Domain keterampilan psikologis dan sosiologis, menekankan pada pengembangan hubungan sosial yang baik serta keterampilan mental yang dibutuhkan untuk pertandingan.
  • Domain pelatihan dan kinerja kompetisi, fokus pada pelatihan yang terencana dan terarah pada tujuan untuk mencapai hasil kompetisi yang menguntungkan.
  • Domain pengetahuan peralatan, mencakup pengetahuan dasar tentang persiapan, pemilihan, penggunaan, dan pemeliharaan peralatan yang benar seperti alat ski, sepatu bot, pengikat, lilin, pakaian, dan tongkat ski.
  • Domain edukasi, mencakup pengembangan jangka panjang para pemain ski lintas alam. Tujuan akhir dari domain ini untuk membekali atlet dengan seperangkat alat yang lengkap, sehingga atlet tersebut pada akhirnya dapat melatih diri mereka sendiri di kemudian hari.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Definitions for skiing and snowboarding terms | Ski glossary". www.ski.com. Diakses tanggal 2022-02-25. 
  2. ^ a b Rees, David: Cross Country Skiing - Third Edition, page 3-9. Copp Clark Pitman, Toronto, 1981. ISBN 0-7730-4045-5
  3. ^ Bailey, Patricia G.; Shaw, Murray C. (20 November 2011). "Cross-Country Skiing | The Canadian Encyclopedia". www.thecanadianencyclopedia.ca. Diakses tanggal 2022-02-27. 
  4. ^ Diaz, Jaclyn (5 Februari 2022). "Nordic combined remains the only Winter Olympic sport women can't compete in". NPR (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-25. 
  5. ^ Scheve, Tom (5 Oktober 2009). "How Cross-country Skiing Works". HowStuffWorks (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-25. 
  6. ^ Parra, Marina (10 September 2018). "What is Cross-Country Skiing? Equipment, Best Season, Top Spots". Explore-Share.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-25. 
  7. ^ "Ski Orienteering | International Orienteering Federation". orienteering.sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-25. 
  8. ^ a b c "Cross-Country: History". FIS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-30. Diakses tanggal 2010-02-18. 
  9. ^ Canadian Birkebeiner Society (2007). "The Birkebeiner Legend". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-06. Diakses tanggal 2008-02-27. 
  10. ^ "Canadian Ski Marathon". Canadian Ski Marathon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-10. Diakses tanggal 2010-02-18. 
  11. ^ Stubbs, Roman (3 Februari 2022). "What to know about cross-country skiing at the Winter Olympics". Washington Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 26 Februari 2022. 
  12. ^ "cross-country skiing | History, Rules, & Facts | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-26. 
  13. ^ a b c d Fulton, Alex (2 Agustus 2021). "Classic vs Skate Skiing: What is the Difference?". NorWiSki.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 26 Februari 2022. 
  14. ^ "Cross-Country Skiing 101: Competition format | NBC Olympics". www.nbcolympics.com (dalam bahasa Inggris). 7 Februari 2022. Diakses tanggal 26 Februari 2022. 
  15. ^ Bessone, Veronica (10 Maret 2020). "Ski, Wax and Snow: Three Elements for Faster Gliding". Matmatch (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-26. Diakses tanggal 26 Februari 2022. 
  16. ^ Rees, Dave (2007). Long-Term Athlete Development Guide (PDF). Cross Country Canada. hlm. 7. 
  17. ^ Morrison, Maxine; Weicker, David (ed.). Long Term Athlete Development (PDF). Athletics Canada. hlm. 5. 
  18. ^ Long-term Athlete Development Information For Parents (PDF). National Coaching Sertification Program. hlm. 2. 
  19. ^ Grover, Chris; Nystad, Trond, ed. (2002). Cross Country Athlete Competencies (2002 Edit) (PDF). United States Ski and Snowboard Association. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]