Lompat ke isi

Dekomposer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang memakan organisme mati dan produk-produk limbah dari organisme lain. [1]. Pengurai memecah sisa-sisa organisme mati dan melepaskan nutrisi kembali ke tanah.

Hasil dekomposisi berupa senyawa anorganik, seperti karbon dioksida, nitrogen, dan fosfor, dilepaskan kembali ke tanah. Nutrisi ini kemudian dapat digunakan kembali oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Contoh pengurai (dekomposer) adalah serangga, cacing tanah, bakteri, fungi, belatung, kecoak, siput, lumut, dan aktinomiset.

Jenis-Jenis Dekomposer

Secara umum yang termasuk jenis-jenis dekomposer diklasifikasikan menjadi 4 kelompok antara lain yaitu:


Dekomposer, atau pengurai, merupakan organisme heterotrof yang memainkan peran krusial dalam siklus nutrisi dan keseimbangan ekosistem. Keberadaannya dapat ditemukan di berbagai habitat, mulai dari padang rumput, hutan, gurun, kutub, hingga lautan.

Fungsi utama dekomposer adalah menguraikan sisa-sisa organisme mati, seperti daun berguguran, bangkai hewan, dan material organik lainnya. Proses dekomposisi ini memecah bahan organik kompleks menjadi zat yang lebih sederhana, seperti karbon dioksida, nitrogen, dan fosfor, yang dikembalikan ke tanah dan air. Nutrisi ini kemudian dapat digunakan kembali oleh tumbuhan dan organisme lain untuk pertumbuhan dan perkembangannya[2].

Beberapa produk pupuk hayati dan dekomposer memiliki kemampuan sebagai bahan pembenah tanah[3], Menetralisir senyawa-senyawa berbahaya dan mempercepat penguraian sisa pupuk buatan dan bahan organik yang ada di tanah, meningkatkan efektivitas penyerapan pupuk kimia, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan hasil panen. Produk tersebut mengandung mikroorganisme seperti mikroba penambat Nitrogen (N), mikroba pelarut Fosfat (P), mikroba penghasil fitohormon, mikroba pengurai lainnya seperti Trichoderma sp. (dekomposer lignoselulolitik), Bacillus sp. (dekomposer selulolitik), Streptomyces sp. (dekomposer selulolitik), dan Lactobacillus sp. (penghasil asam).

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]
Makanan utama rayap selain selulosa pada kayu, juga selulosa yang terdapat pada sabuk kelapa, rumput, kertas, karton, tekstil dan kulit-kulit tanaman. Mereka juga mengonsumsi jamur sebagai bahan makanannya. Kelompok rayap dari sub-famili Mastotermetinae (famili Termitidae) membudidayakan jamur Termitomyces (Basidiomycetes) dalam koloninya, jamur ini dimakan oleh anggota koloni yang masih muda. Rayap juga ada yang mengonsumsi tanah yang mengandung mineral, karbohidrat, mikroorganisme tanah dan polyphenolic. Sekitar 60% dari famili termitidae mengonsumsi tanah sebagai bahan makanannya.

Dekomposer atau pengurai adalah makhluk hidup yang memperoleh energi dengan cara menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati.[1]

Selain pengurai dalam komponen biotik berdasarkan cara hidupnya terdapat juga produsen dan konsumen. Produsen berarti penghasil, artinya produsen mampu menghasilkan makanannya sendiri dengan cara fotosintesis. Yang tergolong produsen adalah tumbuhan yang berklorofil. Oleh karena itu tumbuhan hijau disebut autotrof. Contohnya Padi sebagai produsen

Konsumen disebut pemakai, artinya makhluk hidup tersebut memakan tumbuhan atau hewan lain untuk mendapatkan energi. Makhluk hidup ini disebut heterotrof. Konsumen dibagi ke dalam dua tingkatan yaitu Konsumen I dan II. Konsumen I disebut herbivora dan konsumen II disebut karnivora. Contohnya konsumen I adalah jerapah dan konsumen II adalah singa.

Sehingga perbedaan antara produsen, konsumen dan pengurai adalah sebagai berikut: Produsen: organisme yang mendapat energi dari sinar matahari dengan memproduksi gula dan karbohidrat sederhana lainnya. Konsumen: organisme yang mengonsumsi organisme lain untuk energi. Pengurai: organisme yang mendapat energi dengan memecah organisme mati ke nutrisi

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 
  2. ^ "Decomposers". education.nationalgeographic.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-18. 
  3. ^ Wang, Xiao; Wang, Xuexin; Geng, Peng; Yang, Qian; Chen, Kun; Liu, Ning; Fan, Yueling; Zhan, Xiumei; Han, Xiaori (2021-07-29). "Effects of different returning method combined with decomposer on decomposition of organic components of straw and soil fertility". Scientific Reports (dalam bahasa Inggris). 11 (1): 15495. doi:10.1038/s41598-021-95015-5. ISSN 2045-2322. 
  • Beare, MH; Hendrix, PF; Cheng, W (1992). "Microbial and faunal interactions and effects on litter nitrogen and decomposition in agroecosystems". Ecological Monographs. 62: 569–591. doi:10.2307/2937317. 
  • Hunt HW, Colema9n DC, Ingham ER, Ingham RE, Elliot ET, Moore JC, Rose SL, Reid CPP, Morley CR (1987) "The detrital food web in a shortgrass prairie". Biology and Fertility of Soils 3: 57-68
  • Smith TM, Smith RL (2006) Elements of Ecology. Sixth edition. Benjamin Cummings, San Francisco, CA.