Lompat ke isi

Medeia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Medeia oleh Anthony Frederick Augustus Sandys (dilukis pada 1866–68); penolakannya untuk pameran di Royal Academy pada 1868 memunculkan gelombang protes.

Medeia (bahasa Yunani: Μήδεια, Mēdeia, bahasa Georgia: მედეა, Medeia) adalah seorang penyihir wanita dalam mitologi Yunani. Dia adalah putri raja Aietes dari Kolkhis,[1] keponakan penyihir Kirke, cucu Helios dewa matahari, dan kelak menjadi istri Iason, yang dengannya Medeia melahirkan dua orang anak: Mermeros dan Feres. Dalam drama Medeia gubahan Euripides, Iason meninggalkan Medeia ketika Kreon, raja Korintus, menawarkan Glauke, putrinya, pada Iason.[2] Drama tersebut juga menceritakan bagaimana Medeia membalas perbuatan Iason itu.

Dalam mitologi

[sunting | sunting sumber]
Jason et Médée oleh Gustave Moreau (1865).

Kisah Medeia kebanyakan diceritakan dalam Argonautika karangan Apollonios. Keterlibatan Medeia dimulai setelah Iason tiba di Kolkhis dari Iolkos untuk mengambil Bulu Domba Emas. Medeia langsung jatuh cinta pada Iason dan berjanji untuk menolongnya, tetapi Medeia meminta supaya Iason menikahinya. Iason setuju. Medeia bisa jatuh cinta pada Iason karena Afrodit (atau mungkin Eros) membuatnya begitu sesuai perintah Hera.

Aietes bersedia memberikan bulu domba emas pada Iason hanya jika Iason mampu melaksanakan beberapa tugas dari Aietes. Tugas pertama, Iason harus membajak ladang dengan lembu yang bernapas api. Medeia memberi Iason salep yang membuat tubuh Iason tahan api. Iason lalu harus menghadapi sekumpulan prajurit aneh yang disebut Spartoi. Iason berhasil mengalahkan mereka karena sebelumnya telah diberitahu caranya oleh Medeia. Tugas terakhir adalah Iason harus berhadapan dengan naga yang menjaga bulu domba emas. Naga tersebut tak pernah tidur dan selalu waspada. Medeia menidurkan naga itu dengan ramuannya sehingga Iason bisa dengan leluasa mengambil bulu domba emas. Mereka lalu berlayar pergi dari Kolkhis namun Aietes mengejar mereka. Untuk menghindari kejaran ayahnya, Medeia membunuh adiknya, Aspirtos, memotong-motong tubuhnya dan melemparkannya ke laut. Aietes terpaksa harus berhenti untuk mengumpulkan potongan tubuh putranya. Akibatnya Medeia dan Iason bisa meloloskan diri.

Dalam versi lainnya, Apsirtos sendirilah yang mengejar mereka. Dia dibunuh oleh Iason dalam suatu bentrokan. Atalanta terluka dalam bentrokan tersebut namun disembuhkan oleh Medeia.

Menurut beberapa versi, Medeia dan Iason berhenti sejenak di pulau tempat tinggal bibinya, Kirke. Di sana Medeia disucikan dari dosanya yang telah membunuh saudaranya sendiri.

Dalam perjalananya, Medeia meramalkan bahwa Eufemos, jurumudi kapal Argo, suatu hari akan berkuasa di Libya. Ramalan ini terwujud melauli Battos, salah seorang keturunan Eufemos.

Kapal Argos mencapai pulau Kreta, yang dijaga oleh Talos, raksasa perunggu. Talos memiliki pembuluh darah yang mengalir dari leher sampai pergelangan kakinya, yang disumbat oleh sebuah paku perunggu. Menurut Apollodoros, Talos mati oleh Medeia, yang menipu Talos sehingga Talos mencabut paku tersebut. Dalam versi lainnya, Talos mati oleh panah Poias.[3] Ada juga versi lainnya, yaitu bahwa Medeia menyihir Talos samapai Talos menjadi gila dan mencabut pakunya sendiri, akibatnya Talos mati karena kehabisan darah.[4] Setelah Talos mati, kapal Argo pun bisa berlabuh.

Medeia (hendak membunuh anak-anaknya) oleh Eugène Ferdinand Victor Delacroix (1862).

Setelah pergi dari Kreta, akhirnya Medeia dan Iason sampai di Iolkos. Namun Pelias masih menolak menyerahkan tahtanya pada Iason meski Iason sudah mendapatkan bulu domba emas. Akibatnya Medeia melakukan suatu tipu daya untuk menbunuh Pelias. Di depan putri-putri Pelias, Medeia memotong-motong seekor domba tua dan merebusnya. Tiba-tiba domba itu muncul dari dalam kuali dalam keadaan hidup dan muda. Putri-putri Pelias terpana dan ingin membuat ayah mereka muda kembali. Mereka pun memotong-motong tubuh Pelias dan merebusnya, tetapi Pelias tidak pernah hidup kembali dan malah mati. Sementara Iason dan Medeia kabur ke Korintus.

DI Korintus, Iason melihat Glauke yang lebih cantik daripada Medeia. Iason meninggalkan Medeia demi Glauke. Medeia murka atas sikap Iason. Medeia membalas dendam dengan mengirim pakaian dan karangan bunga yang telah diracun, akibatnya Glauke dan ayahnya pun meninggal. Medeia, yang masih murka, lalu membunuh kedua anaknya yang didapat dari hubungan dengan Iason. Setelah itu Medeia kabur dengan mengendarai kereta perang yang ditarik sepasang naga, kiriman dari kakeknya, Helios dewa matahari.

Sebelum abad kelima SM, tampaknya ada beberapa variasi mengenai mitos pembunuhan tersebut. Menurut penyair abad ke-7 SM, Eumelos, Medeia membunuh anak-anaknya secara tidak sengaja.[5][6] Sementara penyair Kreofilos menyatakan bahwa anak-anak Medeia dibunuh oleh rakyat Korintus atas kejahatan Medeia.[7] Kisah bahwa Medeia membunuh anak-anaknya dengan sengaja, merupakan versi menurut Euripides.[8] Versi Euripides inilah yang kemudian diikuti oleh para penulis pada masa-masa selanjutnya.[9][10][11][12]

Medeia kabur ke kota thebes. Di sana dia menyucikan Herakles dari dosa membunuh Ifitos. Sebagai imbalannya, Herakles memberi Medeia tempat tinggal di Thebes, sampai akhirnya Medeia diusir oleh rakyat Thebes. Medeia pun harus pergi dari Thebes. Kini dia menuju kota Athena.

Di Athena, Medeia mernikah dengan Aigeus, raja Athena. Mereka memiliki seorang puta bernama Medos, meskipun Hesiodos menyatakan bahwa Medos adalah putra Medeia dari Iason.[13] Suatu hari di kota Athena datang Theseus, putra Aigeus, yang tidak langsung dikenali oleh Aigeus karena Aigeus meninggalkan Theseus ketika Theseus masih dalam kandungan. Medeia merasa bahwa jika Aigeus mengenali Theseus, maka Aigeus akan memberikan tahtanya pada Theseus, padahal Medeia ingin putranya yang memperoleh takhta Athena. Medeia pun berusaha membunuh Theseus dengan memberinya secangkir air yang telah diracun. Pada saat itulah, Aigeus melihat pedang Theseus dan mengenali bahwa Theseus adalah putranya. Mengetahui bahwa rencananya gagal, Medeia pun kabur dari Athena.

Medeia kembali ke Kolkhis dan mengetahui bahwa ayahnya, Aietes, telah disingkirkan dari takhta Kolkhis oleh saudaranya Perses. Medeia membunuh Perses dan mengembalikan takhta pada ayahnya. Sementara menurut Herodotos, Medeia dan putranya Medos pergi dari Athena menuju dataran tinggi Iran dan hidup bersama banga Arya, yang kemudian mengubah nama bangsa mereka menjadi bangsa Media.[14]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kolkhis terletak di Georgia modern.
  2. ^ Glauke dikenal sebagai Kreusa dalam Medeia oleh Seneka dan dalam Propertius 2.16.30.
  3. ^ Apollodoros 1.140
  4. ^ Argonautika 4.1638
  5. ^ Pindaros, Ode Dewa Olimpus 13.74
  6. ^ Pausanias 2.3.10-11.
  7. ^ Medea 264.
  8. ^ McDermott 1985, 10-15.
  9. ^ Hyginus Fabulae 25
  10. ^ Ovidius Metamorphoses. 7.391
  11. ^ Seneka Medeia
  12. ^ Apollodoros Bibliotheka 1.9.28 lebih menyukai versi Euripides, tetapi tetap mencantumkan versi bahwa pembunuhan itu dilakukan olek rakyat Korintus sebagai pembalasan atas pembunuhan Pelias oleh Medeia.
  13. ^ Hesiodos Theogonia 1000-2
  14. ^ Herodotos Historia 7.62i

Referensi

[sunting | sunting sumber]
Heroides 12
Metamorphoses 7, 1-450
Tristia 3.9
  • Euripides, Medea
  • Hyginus, Fabulae 21-26
  • Pindaros, Ode Pithia 4
  • Seneka: Medeia (drama tragedi)
  • Apollodoros, Bibliotheka I, 23-28
  • Apollonios dari Rhodes, Argonautika
  • Gaius Valerius Flaccus Argonautica (wiracarita)
  • Herodotos, Historia 7.62i
  • Hesiodos, Theogonia 1000-2
  • McDermott, Emily, Euripides' Medea (University Park, PA, Penn State University Press, 1985).
  • Clauss, J. J. and S. I. Johnston (eds), Medea: Essays on Medea in Myth, Literature, Philosophy and Art (Princeton, Princeton University Press, 1997).
  • Wygant, Amy, Medea, Magic, and Modernity in France: Stages and Histories, 1553–1797 (Aldershot, Ashgate, 2007).

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]