Lompat ke isi

2 Korintus 5

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
2 Korintus 5
Folio dari Papirus 46 (ditulis ~ tahun 200 M), memuat 2 Korintus 11:33-12:9. Naskah tersebut memuat hampir semua Surat-surat Paulus.
KitabSurat 2 Korintus
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
8
pasal 4
pasal 6

2 Korintus 5 (atau II Korintus 5, disingkat 2Kor 5) adalah bagian dari surat rasul Paulus yang kedua kepada jemaat di Korintus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Dikarang oleh rasul Paulus dan Timotius.[3]

Pembagian isi pasal:

Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.[4]
  • 1) Istilah "kemah di bumi" menunjuk kepada tubuh orang percaya di bumi atau kepada kehidupan orang percaya di bumi.
  • 2) "Suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia" menunjuk kepada tubuh yang dipersiapkan bagi orang percaya di sorga. Beberapa orang telah memakai ayat-ayat yang sulit ini untuk mengajarkan bahwa setelah kematian dan sementara menantikan kebangkitan, orang percaya berada sebagai roh-roh yang tak berwujud, bayangan yang samar-samar atau jiwa-jiwa yang tanpa bentuk. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa baik Musa maupun Elia telah menampakkan diri dengan suatu tubuh sorgawi di atas Gunung Pemuliaan itu, sekalipun mereka juga sedang menanti-nantikan tubuh kebangkitan mereka. Lebih lanjut, dalam kitab Wahyu 6:9–11 jiwa-jiwa dalam sorga mengenakan jubah putih dan digambarkan sebagai oknum yang dapat dilihat; mereka bukan jiwa tanpa bentuk.[5]

Paulus menggunakan anak kalimat yang bersyarat, "jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar", karena dia tahu bahwa Kristus bisa kembali dengan segera, sehingga dia tidak akan mengalami kematian; sebaliknya tubuhnya akan langsung diubah. Kedua kemungkinan yang sama ini (kematian atau pengubahan) berlaku bagi orang percaya pada masa kini. Kristus telah menyatakan bahwa kita tidak mengetahui hari atau jam kedatangan-Nya (Matius 24:36,42,44); karena peristiwa ini sudah dekat, maka kita memiliki motivasi yang kuat untuk hidup kudus (Matius 24:42; 1 Yohanes 3:2–3).[5]

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.[6]

Melalui perintah Allah yang berkuasa untuk menciptakan itu (2 Korintus 4:6), mereka yang menerima Yesus Kristus oleh iman dijadikan ciptaan yang baru, yang termasuk dunia baru Allah di mana Roh Kudus memerintah (Roma 8:14; Galatia 5:25; Efesus 2:10). Orang percaya itu menjadi seorang yang baru (Galatia 6:15; Efesus 2:10,15; 4:24; Kolose 3:10) diperbarui seturut dengan citra Allah (2 Korintus 4:16; 1 Korintus 15:49; Efesus 4:24; Kolose 3:10), ikut merasakan kemuliaan-Nya (2 Korintus 3:18) dengan pengetahuan (Kolose 3:10) dan pengertian (Roma 12:2) yang dibaharui, dan hidup dalam kekudusan (Efesus 4:24).[5]

Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.[7]

Pendamaian (bahasa Yunani: katallage) merupakan satu segi dari karya penebusan Yesus Kristus, pemulihan orang yang berdosa kepada persekutuan dengan Allah.

Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.[8]

Alkitab sama sekali tidak menyatakan bahwa Kristus telah benar-benar menjadi seorang "berdosa", sebab Dia tetap menjadi Anak Domba Allah yang tak bercela. Tetapi Kristus telah mengambil dosa kita atas diri-Nya sendiri dan Allah Bapa menjadikan-Nya sasaran hukuman Allah Bapa ketika Kristus menjadi korban karena dosa kita di atas kayu salib (Yesaya 53:10). Pada waktu mengambil alih hukuman kita itu, Yesus telah memungkinkan Allah secara adil mengampuni orang yang berdosa (lihat Yesaya 53:5; Roma 3:24–25).

  • 1) Kebenaran yang disebut dalam ayat ini tidak menunjuk kepada suatu kebenaran secara hukum, tetapi kepada kebenaran yang nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu ciptaan baru, yaitu kepada watak dan keadaan moral mereka yang didasarkan pada dan mengalir dari iman mereka dalam Kristus (Filipi 3:9; Roma 3:21; Roma 4:22). Seluruh konteks dari bagian ini (2 Korintus 5:14–21) berkaitan dengan orang percaya yang hidup bagi Kristus (2 Korintus 5:15), dikendalikan oleh "kasih Kristus" (2 Korintus 5:14), menjadi suatu "ciptaan baru" (2 Korintus 5:17), dan yang menggenapkan pelayanan pendamaian sebagai wakil Allah dan kebenarannya dalam dunia ini (2 Korintus 5:18–20; 1 Korintus 1:30 tentang Yesus Kristus sebagai kebenaran orang percaya).
  • 2) Kebenaran Allah dinyatakan dan dialami oleh orang percaya dalam dunia ini dengan cara tetap tinggal di dalam Kristus. Hanya selama kita hidup dalam persatuan dan persekutuan dengan Kristus, kita akan menjadi kebenaran Allah (lihat Yohanes 15:4–5; 1 Yohanes 1:9; Galatia 2:20).[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ 2 Korintus 1:1
  4. ^ 2 Korintus 5:1
  5. ^ a b c d e The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ 2 Korintus 5:17
  7. ^ 2 Korintus 5:18
  8. ^ 2 Korintus 5:21

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]