Lompat ke isi

Ester 3

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ester 3
KitabKitab Ester
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
17
pasal 2
pasal 4

Ester 3 (disingkat Est 3) adalah bagian dari Kitab Ester dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2][3]

Pasal ini mencatat kejadian-kejadian yang bertempat pada kota benteng Susan atau Susa di Persia (sekarang Iran)

Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini terjadi pada tahun ke-12 pemerintahan Ahasyweros (Ester 3:7), yaitu 5 tahun setelah Ester menjadi ratu (Ester 2:16). ~ 474 SM.

Sesudah peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda. [4]

Peristiwa yang dicatat dalam pasal ini (tahun ke-12 pemerintahan Ahasyweros; ~474 SM) berselang waktu 5 tahun dengan peristiwa dalam pasal 2 (tahun ke-7; ~479 SM).[5]

Dan semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada Haman, sebab demikianlah diperintahkan raja tentang dia, tetapi Mordekhai tidak berlutut dan tidak sujud.[6]

Mordekhai menolak untuk berlutut di hadapan Haman karena kesetiaannya kepada Allah (Ester 3:4). Rupanya kehormatan yang diberikan kepada Haman oleh para pegawai raja dan lainnya tidak pantas diterimanya atau seperti sikap yang oleh orang Yahudi diperuntukkan bagi menyembah Allah saja. Jadi, Mordekhai tidak bersedia berlutut di hadapan Haman. Dalam Kitab Daniel pasal 3 dicatat bahwa ketiga sahabat Daniel menunjukkan keyakinan yang sama (Daniel 3:1–12).[7]

Setelah mereka menegor dia berhari-hari dengan tidak didengarkannya juga, maka hal itu diberitahukan merekalah kepada Haman untuk melihat, apakah sikap Mordekhai itu dapat tetap, sebab ia telah menceritakan kepada mereka, bahwa ia orang Yahudi.[8]

Orang-orang di sekeliling Mordekhai ingin tahu mengapa ia tidak berlutut. Ia hanya memberi satu jawaban: ia orang Yahudi.

  1. Allah mengirim orang Yahudi ke dalam pembuangan untuk menyucikan mereka dari penyembahan berhala. Kita belajar dari kitab Ezradan Nehemia bahwa orang Yahudi yang kembali ke Yerusalem telah memahami hal ini dan mendambakan ibadah yang bebas dari penyembahan berhala; kitab Ester menunjukkan bahwa orang Yahudi yang tidak kembali juga sudah paham. Ketika itu menjadi orang Yahudi mempunyai makna tersendiri, karena itu orang Yahudi menolak untuk berlutut kepada siapapun dan berhala mana pun.
  2. Menjadi orang Kristen seharusnya membawa makna tersendiri bagi kita. Seperti Mordekhai, kita juga harus bersikap tegas secara terus terang memihak pada Kristus dan standar-standar yang benar dari Firman-Nya di tengah-tengah tekanan masyarakat duniawi.[7]
Tetapi ia menganggap dirinya terlalu hina untuk membunuh hanya Mordekhai saja, karena orang telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai itu. Jadi Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi, yakni bangsa Mordekhai itu, di seluruh kerajaan Ahasyweros.[9]

Haman, perdana menteri Persia, adalah tokoh politik pertama dalam Alkitab yang merancang sebuah rencana jahat untuk memusnahkan semua orang Yahudi yang berada di bawah kuasa politiknya. Komplotan untuk memusnahkan bangsa Yahudi ini serupa dengan persekongkolan Anthiokhus Epifanes pada abad kedua SM (lihat Daniel 11: Daniel 11:28), rencana Adolf Hitler pada abad ke-20 di Eropa, dan antikristus pada akhir sejarah yang akan berusaha memusnahkan semua orang Yahudi dan orang Kristen (Wahyu 13:15–18).

Dalam bulan pertama, yakni bulan Nisan, dalam tahun yang kedua belas (ke-12) zaman raja Ahasyweros, orang membuang pur --yakni undi --di depan Haman, hari demi hari dan bulan demi bulan sampai jatuh pada bulan yang kedua belas (ke-12), yakni bulan Adar.[5]
  • "Pur" ini ada sesuatu sama dengan dadu. Haman memakainya untuk mencari "hari baik" untuk memusnahkan orang Yahudi. Hampir setahun berselang di antara pembuangan undi dan pelaksanaan rencana itu; ini memberikan waktu kepada Ester dan Mordekhai, di bawah pemeliharaan Allah, untuk menentang komplotan jahat Haman.[7] Kata "pur" ini kemudian menjadi dasar penamaan hari raya "Purim" untuk memperingati peristiwa ini. Bulan Nisan merupakan bulan pertama bagi orang Israel, yaitu permulaan tahun ketika mereka berangkat meninggalkan tanah perbudakan Mesir di bawah pimpinan Musa.[10]
  • "Undi": Salah satu dadu yang digunakan untuk membuang pur—yakni undi telah ditemukan dalam penggalian arkeologi kota Susan, terutama istana raja, oleh tim Prancis pada tahun 1885 dan 1886 yang dipimpin oleh Marcel-Auguste Dieulafoy dan Jane Dieulafoy.[11] Tim arkeologi ini berhasil secara pasti menemukan lokasi "pintu gerbang istana raja" (Ester 4:2); "pelataran dalam" (Ester 5:1); "pelataran luar" (Ester 6:4); "taman istana" (Ester 7:7); selain dari untuk "undi" tersebut.[12]
Maka dalam bulan yang pertama pada hari yang ketiga belas (13) dipanggillah para panitera raja, lalu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Haman, ditulislah surat kepada wakil-wakil raja, kepada setiap bupati yang menguasai daerah dan kepada setiap pembesar bangsa, yakni kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya; surat itu ditulis atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja.[13]

Surat perintah itu diterbitkan pada tanggal 13 Nisan 474 SM. Bulan yang pertama adalah bulan Nisan dan tanggal 13 adalah hari persiapan menjelang perayaan Paskah Yahudi yang dimulai pada tanggal 14 Nisan, sesuai petunjuk Allah kepada Musa ketika hendak berangkat meninggalkan tanah perbudakan Mesir.[10]

Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat ke segala daerah kerajaan, supaya dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan semua orang Yahudi daripada yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, pada satu hari juga, pada tanggal tiga belas (13) bulan yang kedua belas (12) --yakni bulan Adar --,dan supaya dirampas harta milik mereka.[14]

Hari untuk memunahkan bangsa Yahudi jatuh pada tanggal 13 Adar 474 SM, menjelang akhir tahun ke-12 pemerintahan raja Ahasyweros, 17 hari sebelum tahun baru di Persia dan sebulan sebelum perayaan Paskah Yahudi. Waktu ini sudah didapatkan oleh Haman melalui undi (pur) sebelum menghadap kepada raja.[15]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  3. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2. Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  4. ^ Ester 3:1
  5. ^ a b Ester 3:7
  6. ^ Ester 3:2
  7. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  8. ^ Ester 3:4
  9. ^ Ester 3:6
  10. ^ a b Lihat Keluaran 12.
  11. ^ Gutenberg.org, Jane Dieulafoy, Perzië Chaldea en Susiane De Aarde en haar Volken 1885-1887, 1886
  12. ^ Henry H. Halley. Halley's Bible Handbook. An abbreviated Bible commentary. (Formerly called "Pocket Bible Handbook") Zondervan Publishing House. Minneapolis, Minnesota. 1964.
  13. ^ Ester 3:12
  14. ^ Ester 3:13
  15. ^ Lihat Ester 3:7.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]