Lompat ke isi

Sulili

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sulili
Raja Asiria
Berkuasaskt. 2000 SM
PendahuluAminu
PenerusKikkia
AyahAminu

Sulili (Bahasa Akkadia: 𒋢𒇷𒇷, Su-li-li) merupakan seorang penguasa awal Assur.[1] Daftar Raja Asyur mencantumkannya sebagai penguasa kedua puluh tujuh Asyur. Ia juga muncul di dalam DRA sebagai yang pertama dari enam raja “(yang namanya ditulis?) di atas prasasti batu bata yang eponimnya (tidak diketahui?)". Selain itu, dinyatakan dalam DRA bahwa ia adalah penerus dan “putra Aminu". Aminu sendiri adalah putra dan penerus Ila-kabkabu, dan Aminu serta Ila-kabkabu termasuk di antara sepuluh raja “yang adalah leluhur".[2]

Bagian di dalam DRA adalah “raja-raja yang merupakan leluhur/yang ayahandanya dikenal”[2] (yang berbeda dengan daftar lainnya, ditulis di dalam urutan terbalik, dimulai dengan Aminu dan berakhir dengan Apiashal), sering ditafsirkan sebagai daftar leluhur Shamshi-Adad I.[1] Seusia dengan anggapan ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa bentuk asli dari DRA telah ditulis, antara lain, sebagai “usaha untuk membenarkan bahwa Shamshi-Adad I adalah penguasa sah kota negara Assur dan untuk mengaburkan pendahulunya yang bukan Asyur dengan memasukkan nenek moyangnya ke dalam silsilah Asiria pribumi.”[1] Namun penafsiran ini belum diterima secara universal; The Cambridge Ancient History menolak penafsiran ini dan malah menafsirkan bagian tersebut sebagai leluhur Sulili.[3] Sulili juga ditunjukkan sebagai pendahulu Kikkia dalam DRA. Sulili diyakini memerintah pada sekitar tahun 2000 SM.

Didahului oleh:
Aminu
Penguasa Asiria
skt. 2000 SM
Diteruskan oleh:
Kikkia

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Meissner, Bruno (1990). Reallexikon der Assyriologie. 6. Berlin: Walter de Gruyter. hlm. 101–105. ISBN 3110100517. 
  2. ^ a b Glassner, Jean-Jacques (2004). Mesopotamian Chronicles. hlm. 137. ISBN 1589830903. 
  3. ^ Hildegard Levy, "Assyria c. 2600-1816 B.C.", Cambridge Ancient History. Volume 1, Part 2: Early History of the Middle East, 729-770, p. 745-746.)