Lompat ke isi

Tahun Sabat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tahun Sabat (bahasa Ibrani: שמיטה‎, Shmita, arti harfiah: "pelepasan"; bahasa Inggris: Sabbath year atau Sabbatical year atau sheviit (bahasa Ibrani: שביעית‎, arti harfiah: (urutan) "ketujuh") adalah tahun ketujuh dari siklus tujuh tahun agrikultural yang diperintahkan dalam Taurat Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen bagi tanah Israel,[1] dan masih dilaksanakan dalam Yudaisme modern.

Selama tahun shmita, tanah harus dibiarkan tidak ditaburi atau ditanami, menjadi masa perhentian penuh dari kegiatan pertanian. Seluruh aktivitas cocok tanam, termasuk membajak, menanam, menyiang dan memanen, dilarang oleh halakha (hukum Yahudi). Teknik kultivasi lain (misalnya mengairi, memberi pupuk, mencabut hama, menyiram, memendekkan dan memotong rumput) dapat dilakukan hanya sebagai tindakan pencegahan, bukan untuk memperbaiki pertumbuhan pohon atau tanaman lain. Juga, semua buah-buahan yang tumbuh sendiri dianggap hefker (tidak bertuan) dan boleh dipetik oleh siapapun. Berbagai hukum diterapkan pula untuk penjualan, pengkonsumsian dan pembuangan hasil-hasil bumi selama shmita. Semua hutang, kecuali dari orang asing, harus dihapuskan.[2]

Pasal 25 Kitab Imamat menjanjikan panen berlimpah bagi mereka yang melaksanakan shmita, dan menggambarkannya sebagai ujian iman agamawi. Tidak banyak rujukan mengenai hal ini dalam sejarah Alkitab dan tampaknya sering kali diabaikan.[3]

Catatan Alkitab

[sunting | sunting sumber]

"Tahun Sabat" disebutkan beberapa kali dalam Alkitab:

  • Kitab Keluaran pasal 23: "Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan hasilnya, tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan kebun anggurmu dan kebun zaitunmu."[4]
  • Kitab Imamat pasal 25: TUHAN berfirman kepada Musa di gunung Sinai: "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN. Enam tahun lamanya engkau harus menaburi ladangmu, dan enam tahun lamanya engkau harus merantingi kebun anggurmu dan mengumpulkan hasil tanah itu, tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah kautaburi dan kebun anggurmu janganlah kaurantingi. Dan apa yang tumbuh sendiri dari penuaianmu itu, janganlah kautuai dan buah anggur dari pokok anggurmu yang tidak dirantingi, janganlah kaupetik. Tahun itu harus menjadi tahun perhentian penuh bagi tanah itu. Hasil tanah selama sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang semuanya tinggal padamu. Juga bagi ternakmu, dan bagi binatang liar yang ada di tanahmu, segala hasil tanah itu menjadi makanannya."[5] "Apabila kamu bertanya: Apakah yang akan kami makan dalam tahun yang ketujuh itu, bukankah kami tidak boleh menabur dan tidak boleh mengumpulkan hasil tanah kami? Maka Aku akan memerintahkan berkat-Ku kepadamu dalam tahun yang keenam, supaya diberinya hasil untuk tiga tahun. Dalam tahun yang kedelapan kamu akan menabur, tetapi kamu akan makan dari hasil yang lama sampai kepada tahun yang kesembilan, sampai masuk hasilnya, kamu akan memakan yang lama."[6]
  • Kitab Ulangan pasal 15 dan 31: "Pada akhir tujuh tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang. Inilah cara penghapusan itu: setiap orang yang berpiutang harus menghapuskan apa yang dipinjamkannya kepada sesamanya; janganlah ia menagih dari sesamanya atau saudaranya, karena telah dimaklumkan penghapusan hutang demi TUHAN. Dari seorang asing boleh kautagih, tetapi piutangmu kepada saudaramu haruslah kauhapuskan. Maka tidak akan ada orang miskin di antaramu, sebab sungguh TUHAN akan memberkati engkau di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk menjadi milik pusaka, asal saja engkau mendengarkan baik-baik suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segenap perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. Apabila TUHAN, Allahmu, memberkati engkau, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak bangsa, tetapi mereka tidak akan menguasai engkau."[7] dan Dan Musa memerintahkan kepada mereka, demikian: "Pada akhir tujuh tahun, pada waktu yang telah ditetapkan dalam tahun penghapusan hutang, yakni hari raya Pondok Daun, apabila seluruh orang Israel datang menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya, maka haruslah engkau membacakan hukum Taurat ini di depan seluruh orang Israel. Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini, dan supaya anak-anak mereka, yang tidak mengetahuinya, dapat mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, --selama kamu hidup di tanah, ke mana kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya."[8]
  • Kitab Yeremia pasal 34: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Aku sendiri telah mengikat perjanjian dengan nenek moyangmu g pada waktu Aku membawa mereka keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan, isinya: Pada akhir tujuh tahun haruslah kamu masing-masing melepaskan saudaranya bangsa Ibrani yang sudah menjual dirinya kepadamu; ia akan bekerja padamu enam tahun lamanya, kemudian haruslah engkau melepaskan dia sebagai orang merdeka. Tetapi nenek moyangmu tidak mendengarkan Aku dan tidak memperhatikan Aku."[9]
  • Kitab Nehemia pasal 10: "...Dan kami akan membiarkan begitu saja hasil tanah pada tahun yang ketujuh dan tidak akan menagih sesuatu hutang."[10]
  • Kitab 2 Tawarikh pasal 36: "Mereka yang masih tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa. Dengan demikian genaplah firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu pulih dari akibat dilalaikannya tahun-tahun sabatnya, karena tanah itu tandus selama menjalani sabat, hingga genaplah tujuh puluh tahun."[11]
  • Kitab 2 Raja-raja pasal 19: "...[Yesaya berkata] Dan inilah yang akan menjadi tanda bagimu, hai Hizkia: Dalam tahun ini orang makan apa yang tumbuh sendiri, dan dalam tahun yang kedua, apa yang tumbuh dari tanaman yang pertama, tetapi dalam tahun yang ketiga, menaburlah kamu, menuai, membuat kebun anggur dan memakan buahnya. Dan orang-orang yang terluput di antara kaum Yehuda, yaitu orang-orang yang masih tertinggal, akan berakar pula ke bawah dan menghasilkan buah ke atas."[12]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ This article incorporates text from Easton's Bible Dictionary (1897), a publication now in the public domain. Sabbatical year - every seventh year, during which the land, according to the law of Moses, had to remain uncultivated (Lev. 25:2-7; comp. Ex. 23:10, 11, 12; Lev. 26:34, 35). Whatever grew of itself during that year was not for the owner of the land, but for the poor and the stranger and the beasts of the field.
  2. ^ Ulangan 15:1–11
  3. ^ From Easton's Bible Dictionary (1897)
  4. ^ Keluaran 23:10–11
  5. ^ Imamat 25:1–7
  6. ^ Imamat 25:20–22
  7. ^ Ulangan 15:1–6
  8. ^ Ulangan 31:10–13
  9. ^ Yeremia 34:13–14
  10. ^ Nehemia 10:31
  11. ^ 2 Tawarikh 36:20–21
  12. ^ 2 Raja–raja 19:29–30

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]